Setelah menyempatkan hadir menemui Lily, BTOB kembali ke dorm dan masing-masing menyibukkan diri selama liburan.
Pagi itu Hyunsik sudah rapi. Ia duduk di meja makan dan memakan makanan buatan Changsub dengan lahap.
"Kau mau pergi ke suatu tempat?" tanya Changsub sambil menyuap sesendok makanan. Hyunsik mengangguk.
"Aku ingin mencari inspirasi di museum seni di pinggir kota" kata Hyunsik.
"Bukankah museum itu cukup jauh? Lagipula kau belum lancar menyetir mobil" kata Eunkwang. Hyunsik melihat air muka Hyungnya cukup segar hari ini.
"Kalau naik taksi pasti mahal, manager juga sibuk mengurus pentagon" kata Ilhoon.
"Tenang saja" Hyunsik menyeruput kuah supnya "aku akan naik bis"
"Kau bukan selebriti?" Tanya Changsub. Ia khawatir karena Hyunsik termasuk seorang yang sudah dikenal masyarakat setahun belakangan. Hyunsik tertawa.
"Dia sudah memperhitungkan" kata Eunkwang santai. Ilhoon menaruh sesumpit telur telur dadar gulung di mangkuk Eunkwang. "Terima kasih Irunie".
"Sudah kuperhitungkan semuanya. Aku akan pulang sebelum petang" kata Hyunsik
"Lagipula tak ada bis selepas petang dari sana bukan?" Tanya Changsub. Hyunsik mengangguk
"Naik taksi saja kalau terlanjur pulang malam" kata Peniel. Lagi-lagi Hyunsik mengangguk.
Hyunsikpun pamit dan berangkat menggunakan bis. Tak terlalu ramai orang di dalam bis dan mereka tak memperhatikan. Pagi itu Hyunsik mengenakan kaus putih, celana denim dan jacket denim dengan warna senada. Memakai topi hitam yang diturunkannya sampai hampir menutup mata dan sebuah masker berwarna hitam.
Hyunsik duduk di sebuah bangku tunggal dekat jendela dan memasang eadphonenya dengan baik. Tak banyak yang ia lakukan. Ia hanya harus naik bis sampai di pemberhentian terakhir, dan sedikit berjalan kaki untuk sampai di museum.
***
Lim Hyunsik seorang anak laki-laki dari seorang penyanyi terkenal di Korea Selatan. Usianya 24 tahun dan menjadi main dancer dari grup pria pendatang baru BTOB.
Hyunsik selalu punya cita-cita menjadi seorang pencipta lagu terkenal. Baginya, menciptakan banyak lagu hits akan membuatnya kaya di masa depan seperti appanya. Untuk mewujudkan cita-cita itu, ia selalu mendatangi tempat-tempat yang membuatnya terinspirasi seperti tempat sunyi yang artistik.
Sejak jadi idol dengan jadwal padat, Hyunsik jarang sekali bepergian sendirian ke museum seperti saat ini. Jadi saat ini ia akan mempergunakan waktunya dengan baik.
Hyunsik membeli sebuah tiket dan membayar sejumlah uang untuk bisa masuk. Kasir itu acuh dan tak mengenalnya sama sekali.
"Kau tak datang mencari kurator, kan?" Kata sambil mengunyah permen karet. Hyunsik melepas maskernya dan tersenyum ramah. Ia menggeleng "aigoo, seorang idola rupanya" Kasir itu mengenal Hyunsik. Hyunsik tersenyum dan menyipitkan mata.
"Aku hanya ingin berkeliling" katanya ramah.
"Baiklah. Jangan lupa mampir ke kantin kami sebelum pulang. Kau tamu kedua yang datang kesini" katanya memberikan tiket.
"Biasanya berapa banyak orang yang datang kesini dalam sehari?" Tanya Hyunsik penasaran.
"Datang dua orang saja sudah bagus. Anak jaman sekarang tak menyukai museum. Makanya kau mampir ke kantin kami ya? Kopinya enak" kata kasir itu sambil mengedipkan mata. Hyunsik pamig berlalu dari pandangannya "dia seorang idola, bukankan dia anggota exo? Siapa namanya? Baekhyun? Ah entahlah" Katanya bicara sendiri.
Hyunsik mulai berkeliling dan melihat satu persatu benda yang ada di tiap ruangan. Ia menggemarinya. Tempat itu sunyi. Hanya suara pendingin ruangan, alunan musik klasik korea dan pantulan sinar matahari dari balik jendela kaca besar di sekeliling museum. Sampailah ia di sebuah aula besar tempat banyak lukisan digantung.
Sebuah lukisan terlihat sangat menonjol karena diletakkan di tempat paling baik di ruangan itu. Gambar klasik pada canvas dengan ukuran 40 sentimeter bergambar sepasang kekasih yang saling memeluk.
Hyunsik menikmatinya. Pasangan itu digambarkan bugil dengan dua tone warna berbeda. Tubuh mereka tak saling terlihat. Hanya bagian punggung yang diperlihatkan. Begitu artistik dan cantik dengan latar berwarna pekat namun mengesankan tempat yang hangat seperti jahe.
"Cantik bukan?" Sebuah suara mengejutkan Hyunsik. Hyunsik menoleh ke samping. Ia melihat seorang wanita dengan tinggi badan lebih pendek darinya sedang menatap lukisan yang sama.
Hyunsik mengelilingkan pandangannya dan menyadari bahwa hanya mereka berdua yang ada di ruangan itu.
"Kau bicara padaku?" Tanya Hyunsik celingukan. Wanita itu mengarahkan pandangannya pada Hyunsik.
"Ah, maafkan aku. Jarang sekali melihat seseorang menikmati lukisan sepertimu. Maapkan ketidak sopananku" katanya tersenyum , menundukan kepalanya dan berlalu.
Kasir yang ditemuinya di bagian depan melintas membawa tumpukan berkas sambil tersenyum pada Hyunsik. Ia berbisik sambil melintas.
"Dia orang pertama yang datang kesini. Jangan lupa kantin kami" katanya berlalu.
Hyunsik tersenyum saja, melihat sekeliling dan tak menemukan wanita tadi diruangan itu.
Setelah berputar-putar cukup lama. Hyunsik memutuskan untuk pergi ke kantin yang dikatakan kasir tadi.
Tempat itu nyaman dengan ruangan terbuka yang terhias bunga bougenville yang menjalar indah. Sinar matahari masuk tipis-tipis melalui ventilasi rotan yang beraroma harum. Seorang penjaga tersenyum padanya.
"Kopi atau teh? Menu baru kami milkshake" katanya ramah.
"Ah, kau punya ice americano?" Katanya
"Tentu saja" katanya berbalik dan membuatkan segelas es kopi pahit itu.
Hyunsik mengelilingkan pandangannya dan berhenti pada sebuah titik. Ia melihat wanita yang menyapanya di Galeri lukisan tadi sedang duduk menyantap kopi dan menulis sesuatu di buku yang ia bawa.
"Cantik bukan?" Pegawai kantin itu menyenggol lengan Hyunsik dengan gelas kopi yang basah karena dingin.
"Maksudmu?" Hyunsik terkejut.
"Bunganya" kata Pegawai tadi mengedipkan sebelah mata. Hyunsik tersenyum dan berterima kasih. Ia duduk di sebuah sudut untuk menikmati kopi pahitnya. Tapi entah kenapa ia begitu penasaran pada wanita tadi. Hyunsik berjalan mendekatinya dan berhenti tepat di hadapan wanita yang tengah asik menulis itu.
"Aku ..." katanya tertahan "boleh duduk disini?"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN
أدب الهواة"Aku salah, tapi cintaku tidak" Hyunsik menggenggam tangan kurus itu dan mencium bibir wanita itu dengan hangat. Ia sudah memastikan, dan memutuskan ...