PARK JANGMI

90 11 3
                                    

Wanita itu tersenyum dan menatap Hyunsik dengan hangat.

"Kukira banyak bangku kosong disebelah sana" katanya lembut. Wajah Hyunsik memerah karena menahan malu.

"Maafkan aku" katanya pelan dan berbalik.

"Tapi kau boleh duduk disini" wanita itu membuat langkah Hyunsik terhenti. Hyunsik berbalik lagi dan tampak kikuk. Wanita itu mempersilahkannya duduk.

"Terima kasih" kata Hyunsik sambil menarik sebuah bangku.

"Maafkan ketidaksopananku di Galeri lukis tadi tuan ..." wanita itu terhenti.

"Ah, aku Hyunsik, Lim Hyunsik" Hyunsik menyodorkan tangannya. Wanita itu menyambutnya.

"Jangmi, Park Jangmi" katanya ramah "sepertinya wajahmu familiar sekali"

"Kau salah lihat" kata Hyunsik menurunkan topinya. Jangmi itu tersenyum.

Terjadi keheningan cukup lama diantara mereka.

"Kau seorang oppa" kata Jangmi "aku baru saja memastikannya di Internet. Seorang anggota boy grup?. Wah, aku bertemu idola?" Jangmi terkekeh. Hyunsik tak bisa mengelak. Apa salahnya juga. Sepertinya hanya ada mereka berdua dan dua orang staff yang tadi ia temui di museum ini. Ia membuka topinya.

"Aku tak tau akan seterkenal itu" kata Hyunsik tertawa kecil

"Woooow, kau benar-benar seorang idola"

Pegawai kantin menghampiri mereka dan meletakkan 2 piring kecil potongan pie apel di meja mereka.

"Itu gratis" katanya "kubuat dengan ramuan khusus agar dua orang di hadapanku bisa saling jatuh cinta. Aku membencinya, tapi museum ini benar-benar sepi. Makan selagi hangat" ia berkedip. Jangmi dan Hyunsik tertawa.

"Harus kubayar dengan apa pie terenak di dunia ini, bibi?" Kata Jangmi.

"Bayar dengan kimchi sayuran segar ibumu jika kau datang lagi kemari" katanya berlalu. Hyunsik mengalihkan perhatiannya pada Jangmi.

"Jangmissi sepertinya sering datang kesini?" Jangmi menyendok pie apelnya dan melahapnya pelan-pelan. Anggun sekali.

"Panggil aku Jangmi saja. Aku tak suka begitu formal" katanya "aku sering kesini untuk mencari inspirasi"

"Inspirasi?" Hyunsik penasaran dan melihat buku yang sejak tadi Jangmi bawa. Jangmi menyadari dan menutupnya.

"Berkas rahasia" kata Jangmi. "Aku menyukai seni, dan tempat ini tak terlalu jauh dari rumahku. Pamanku salah satu kurator disini. Aku bisa kesini Gratis" ia terkekeh menampilkan deretan gigi putihnya yang rapih. "Aku lebih muda dua tahun darimu. Aku akan menanggilmu sama seperti gadis-gadis lain meneriakimu" katanya "oppa, Hyunsik Oppa" Jangmi nenunjukkan hasil pencariannya di Internet terkait Hyunsik.

Hyunsik terkekeh ringan dan merasa gemas karena Jangmi menyebut namanya dengan lucu.

***

Tak banyak yang mereka bicarakan selain tentang museum. Sampai tiba waktunya pulang. Hyunsik berjanji untuk tidak pulang malam karena bis terakhir dari daerah ini adalah jam 5 sore. Setelah mengucapkan salam perpisahan Hyunsikpun berlalu.

***

Sepanjang perjalanan ia tersenyum karena hatinya merasa lega. Pertemuan biasa dengan seorang gadis yang ramah. Tapi senyuman itu tak bertahan lama. Sesampainya di dorm ia dikejutkan oleh kekacauan yang terjadi. Semua orang berkumpul dan menunduk lemas. Hyunsik bingung dan tak tau apa-apa. Selama perjalanan ia tak mengecek ponselnya.

"Eunkwang" kata Minhyuk tertahan. Hyunsik langsung menuju kamar Eunkwang dan melihat Eommanya ada disana.

"Andwe..."

BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang