Siang itu Ilhoon mendapati Hyunsik sedang asik bermain gitar sendirian di dorm dan menulis beberapa lirik di sebuah buku catatan.
"Kau mulai menulis lagi Hyung, kau tau kan perusahaan selalu menolaknya" kata Ilhoon merebahkan tubuhnya dan mengusir sami dari sofa.
"Jangan kasar begitu terhadap sami" Hyunsik me nendang pelan kaki Ilhoon
"Bahkan sepertinya kau lebih menyayanginya dibanding aku" Ilhoon menatap kucing itu dengan pandangan sebal.
"Jangan bicara sembarangan. Tentu saja aku menyayangi sami, dan sejak kapan aku menyayangimu?"
"YAISSSSHH!!!" Ilhoon kesal terdengar gelak tawa dari dapur. Ternyata Changsub dan Eunkwang juga ada disana menyiapkan makan malam.
"Ada apa dengan pakaianmu, Ilhoon?" Changsub keluar dengan semangkuk besar chips kentang dan 4 kaleng bir dingin. Eunkwang menyusulnya.
"Aaaah, seorang wanita gila menabrakku dan menumpahkan minumannya di baju mahalku ini" kata Ilhoon sebal.
"Pasti berakhir dengan jatuh cinta jika bertemu dengannya lagi" kata Eunkwang
"Kau benar-benar terlalu banyak menonton drama, hyung" Ilhoon bangkit dan masuk ke kamarnya.
***
"Kenapa mengajakku ke tempat ini?" Ilhoon mendengus kesal karena hari itu Hyunsik mengajaknya ke rumah Jangmi.
Letak rumah Jangmi tak jauh dari museum, hanya saja memang letaknya di pinggir kota. Bagi sebagian orang, pedesaan memang asri. Sayangnya tidak bagi laki-laki 22 tahun bernama Ilhoon itu.
Hyunsik harus punya alasan untuk bisa kembali bertemu Jangmi. Selain kotak makan Eomma Jangmi, ia juga ingin Ilhoon mengenal wanita itu. Semalaman Hyunsik berpikir untuk bisa sesering mungkin bertemu Jangmi sebelum comeback mendatang. Terkadang ada selipan rasa syukur dari penderitaan Eunkwang. Itu jahat. Tapi bagi Hyunsik kali ini, itu menguntungkan.
Mereka tiba di rumah Jangmi. Ilhoon mengelilingkan pandangannya malas. Tapi dia terkesan dengan rumah yang terasa sejuk itu.
"Apa kau mengabari Jangmi kalau mau kesini, Hyunsikah?" Kata Eomma menjamu Hyunsik.
"Ah, itu. Aku bahkan tau punya nomor teleponnya" kata Hyunsik. Ilhoon mendelik sebal.
"Kau tak meminta nomor seorang gadis?" Tanya Ilhoon dengan mata membulat. Hyunsik mendelik tajam.
"Hahaha, hyungmu ini harus banyak belajar. Kau pasti belum pernah berpacaran sebelumnya" kata Eomma berkata bergatian pada Ilhoon dan Hyunsik "karena masih siang, temui saja Jangmi di ladang tak jauh dari sini, Jangmiku suka sekali menggambar atau menulis dibawah pohon rindang. Dia akan ditemani seorang anak penggembala disana. Tak jauh dari sini" Eomma menjelaskan.
Hyunsik mengulum senyum senang.
"Kembali kesini dan makan malam disini ya?" Kata Eomma.
Hyunsik dan Ilhoon berjalan santai sambil sesekali meluaskan pandangannya pada padang rumput hijau di sekitar desa.
"Tenang sekali" kata Hyunsik
"Tak ada signal internet" Ilhoon menimpali.
Hyunsik melihatnya. Jangmi duduk tenang membaca sebuah buku dengan serius di bawah sebuah pohon besar. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun tampak sedang bermain bola di sekitarnya. Mereka mendekatinya.
"KAU KAN!!!" Pekik Ilhoon setibanya di hadapan Jangmi. Ilhoon menarik paksa lengan Jangmi dengan kasar.
"A .. ada apa?" Jangmi menatap Ilhoon dengan pandangan tak mengerti.
"YA!! JUNG ILHOON!!" Hyunsik melapaskan tangan Ilhoon dan menarik Jangmi kesisinya.
"Kau tak ingat aku?" Tanya Ilhoon menatap tajam pada Jangmi. Jangmi menatap Ilhoon dan Hyunsik bergantian.
"O .. oppa" kata Jangmi pelan, ia memegangi pergelangan tangannya yang memerah. Hyunsik memukul kepala Ilhoon.
"Ada apa denganmu?" Tanya Hyunsik "gwenchana?" Hyunsik memegangi lengan Jangmi.
Anak laki-laki berusia 7 tahun tadi melempar bolanya dan mengenai kepala Ilhoon.
"YA!!" Ilhoon kesal
"YA!!" Hyunsik kesal pada Ilhoon "ceritakan padaku"
"Gadis ini yang menumpahkan minuman bersoda di pakaianku, hyung" kata Ilhoon, Hyunsik menatap Jangmi yang bingung.
"Aku? Kapan?" Tanya Jangmi.
"Dua hari lalu, baru dua hari yang lalu, kau tak ingat?" Jangmi terlihat semakin bingung dan menatap Hyunsik sambil menggeleng.
"Kau pasti salah orang" kata Hyunsik.
"Mataku tak pernah salah, dua hari lalu kau ke supermarket kota kan?. Kau menabrakku dan menumpahkan minumanmu di baju mahalku" kata Ilhoon
"Aku memang ke supermarket, tapi ..."
"Sudah kubilang kan, hyung?"
"Sudahlah, lagipula bajumu tak rusak" Hyunsik menengahi mereka. "Jangmiah, dia ilhoon. Member BTOB juga. Irunah, dia Jangmi" Jangmi menundukan kepalanya.
"Haruskah kupanggil oppa?" Tanya Jangmi pada Hyunsik.
"Tentu, aku oppamu" kata Ilhoon. Hyunsik kembali memukul kepalanya "yaiiiissh!!"
"Kalian di usia yang sama" kata Hyunsik
"Aaaah, ilhoonssi juga 22 tahun? Baiklah. Oppa kenapa datang kemari? Kau tak sibuk?" Kata Jangmi ceria.
"Mau menemui Jangmi dan Eomma. Aku ketagihan masakan Eomma" kata Hyunsik.
"Tidak bisakah kalian berpacaran tak di hadapanku? Aku lapar!" Kata Ilhoon. Hyunsik memukul kepalanya lagi.
Jangmi tertawa kecil. Ia mengambil sepedanya.
"Ayo" katanya.
"Hanya ada satu sepeda, aku yang akan membawanya" kata Ilhoon. Jangmi menyerahkan sepedanya pada Ilhoon. Ilhoon melaju dengan tenang meninggalkan Hyunsik dan jangmi.
"Yeonhoya, noona pulang dulu ya?" Kata Jangmi pamit pada anak laki-laki berusia 7 tahun tadi.
Mereka berlalu
***
![](https://img.wattpad.com/cover/279169798-288-k424022.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN
Fanfiction"Aku salah, tapi cintaku tidak" Hyunsik menggenggam tangan kurus itu dan mencium bibir wanita itu dengan hangat. Ia sudah memastikan, dan memutuskan ...