MENEMANI HYUNSIK

63 9 11
                                    

Pagi-pagi sekali Hyunsik sudah ada disana. Berdiri tampan menanti Jangmi. Pagi itu Jangmi bangun pagi dan membuatkan appa dan Deiji sarapan dari bahan-bahan yang ia temukan di kulkas.

Appa dan Deiji masih tidur. Sementara Jangmi sudah rapih, ia sudah mandi, membereskan rumah dan memasak.

"Appamu masih tidur?" Kata Hyunsik berbisik. Jangmi mengangguk pelan. Hyunsik memberikan kode manis dengan menunjuk bibirnya "berikan aku kecupan selamat pagi" katanya pelan. Jangmi melotot tajam dan mencubit kecil perut Hyunsik. Lelaki tampan itu tak mau mengalah, ia menarik tubuh Jangmi dan mendaratkan sebuah kecupan dipipinya.

"Oppaaaaaa" Jangmi gemas dan gugup khawatir appanya bangun.

"Itu menantang sekali bukan?" Kata Hyunsik tertawa gemas.

***

Appa dan Deiji bangun dan menatap sekeliling rumah.

"Jangmiah, kau tak perlu melakukannya" kata Appa. Jangmi tersenyum sambil menata meja dengan makanan.

"Appa, aku tak pernah kesini, lihat, anakmu ini sudah jadi wanita yang luar biasa. Ayo makan" katanya hangat.

Appa termenung melihat nasi hangat dan makanan di atas meja

"Rasanya baru kali ini appa makan nasi hangat di pagi hari. Terima kasih Jangmi" mata appa berkaca-kaca. Jangmi meraih tangan appanya.

"Makanlah appa"

Mereka semua makan dengan hikmat. Deiji bangkit berdiri ketika selesai.

"Aku harus pergi mencari uang" katanya memakai sepatu "jangan lupa minum vitaminmu, appa" katanya sambil berlalu.

"Deiji bawel sekali" kata Appa mengambil vitaminnya. Jangmi tersenyum. "Kau mau pergi ke suatu tempat hari ini?" Kata appa

"Ya, aku mau menemani pacarku" kata Jangmi menggandeng lengan Hyunsik. Appa menatapnya tajam.

"Ya, Lee Changsub! Jangan berbuat mesum pada putriku" kataya pada Hyunsik. Ia pasti tertukar.

"Appaaaa, namanya Im Hyunsik" kata Jangmi tergelak. Appa mengalihkan pandangannya karena malu.

"Jika terpaksa, gunakan pengaman" katanya lagi

"Appaaaaaa, kau membuatku malu" kata Jangmi gemas. Wajah Hyunsik merah padam karena malu.

Suara getar handphone milik Hyunsik membuyarkan kebersamaan mereka. Hyunsik mengangkatnya. Telepon dari appanya. Tak lama, ia masuk lagi.

"Maafkan aku, appaku menelepon" katanya singkat.

"Apa pekerjaan appamu?" Tanya appa. Hyunsik tersenyum lalu menunjuk foto usang yang dilihatnya semalam.

"Dia ... appaku" kata Hyunsik. Jangmi menatapnya.

"Itu Lim Ji Hoon kesukaan Eomma?" Kata Jangmi bangkit menatap foto itu.

"Maksudmu bagaimana?" Tanya appa

"Ini Lim Ji Hoon, appa?" Tanya Jangmi. Appa mengangguk.

"Foto itu diambil eommamu di sebuah konser Ji Hoon" kata Appa.

"Daebak!" Jangmi ternganga.

"Kau ... putra dari Ji Hoon? Sungguh? Kau mengencani putriku?" Kata appa dengan mata terbelalak. Hyunsik mengangguk. "Yang meneleponmu barusan itu ... Jihoon?" Tanya appa lagi. Hyunsik mengangguk lagi. "Jangmiaaaah"

***

Hyunsik dan Jangmi masih terbahak karena reaksi Appa dan Eomma yang berlebihan. Mereka sampai di kantor. Cube Entertaiment.

"Aku harus disini seharian karena ada lagu yang harus kurekam" kata Hyunsik.

"Aku tak akan bosan kan?" Tanya Jangmi

"Tidak" Hyunsik membawanya masuk.

***
Ruangan itu tak begitu luas. Ruangan khusus untuk komposer menciptakan lagu. Masing-masing dari grup punya satu ruangan dan ruangan ini ini paling sering digunakan Hyunsik dan Ilhoon. Hari itu Hyunsik menyibukan diri dengan memainkan beberapa instrument dan merekam. Awalnya menyenangkan bagi Jangmi. Sampai menjelang malam, ia merasa bosan.

Hyunsik membelikannya apapun yang ia butuhkan. Tapi ia bosan. Ditambah semua orang disana sudah pulang.

Hyunsik menyadarinya ketika ia melihat wanitanya itu cemberut.

"Kau pasti bosan" katanya pada Jangmi. Jangmi menggeleng. "Jangan berbohong. Kemari" Hyunsik membuka kakinya dengan lebar dan meminta Jangmi duduk di pangkuannya. Jangmi sangat malu tapi tak ada orang lain disana.

Hyunsik memeluk tubuh Jangmi ketika Jangmi duduk.

"Mainkan sebuah lagu" Hyunsik memutar kursi yang mereka duduki ke arah keyboard di sisi kanan mereka.

Jangmi gugup, tapi berhasil menekan tuts keyboard itu dengan lembut. Ia menyandarkan tubuhnya pada dada bidang Hyunsik. Hyunsik mengeratkan pelukannya dan mengecup pelan telinga Jangmi. Darah Jangmi berdesir hebat. Bulu kuduknya berdiri. Tak terasa ia memejamkan mata dan berhenti sejenak.

"Lanjutkan, sayangku" kata Hyunsik di telinganya sambil terus memainkan hidung dan nafasnya disana.

"Oppaaaa" Jangmi berhenti. Ia memutar sedikit tubuhnya. Mereka berciuman dengan sangat dalam dan saling menyentuh.

"Aku, boleh melakukannya?" Tanya Hyunsik.

"Aku malu, aku belum pernah melakukannya" wajah Jangmi memerah

"Ini juga yang pertama bagiku" kata Hyunsik. Jangmi ragu, tapi ia mengangguk pelan.

Hyunsik kembali memagut bibir Jangmi dengan penuh nafsu. Mereka beralih dari kursi, ke sofa yang ada di ruangan itu. Bibir Hyunsik tak lepas dari Jangmi, kali ini ia menciumi leher Jangmi dan mulai melepas satu persatu pakaiannya dan juga pakaian Jangmi.

Hyunsik tak bisa menahannya. Malam itu hanya terdengar suara musik dari monitor komputer Hyunsik, suara pendingin ruangan dan  derak decit sofa yang menyaksikan pertumpahan keringat Hyunsik dan Jangmi.

"Oppa, saranghae" kata Jangmi disela desahannya.

"Nado, Jangmiah"

***

BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang