"Jangmi, sedang apa kau disini?" Hyunsik mendekati Jangmi dan meraih tangannya. Jangmi melepaskannya dan menatap Hyunsik dengan pandangan dingin bergantian menatap Deiji yang membisu.
"Bukankah aku yang seharusnya bertanya?" Katanya.
"Ah, kau salah paham aku memang kesini mencarinya. Ada barangnya yang tertinggal di mobil waktu aku membawanya kerumahmu" Hyunsik tersenyum. Itu bohong, tapi ia terpaksa agar Jangmi tak marah.
Hyunsik melihat Jangmi memakai ransel cukup besar.
"Bukankah bis terakhir sudah lewat?" Kata Hyunsik. Jangmi mengangguk.
"Aku kesini ingin bertemu Deiji" katanya menatap Deiji. Deiji menatapnya. "Aku ... ingin bertemu appa" Jangmi gugup. Deiji mendengus.
"Sudah kubilang kau pasti tak ingin menemuinya"
"Aku ... ingin menemuinya, Deiji" Jangmi berkeras.
"Kau keras kepala sekali. Terserah saja. Tunggu aku sebentar. Aku harus ambil beberapa barangku di dalam" Deiji berlalu. Menyisakan Hyunsik dan Jangmi berdua disana.
"Kuantar ya?" Kata Hyunsik. Jangmi mengangguk. Hyunsik memeluk dan mengusap punggung kekasihnya itu.
***
Hyunsik terpaksa membawa serta Changsub sebelum changsub mabuk dan membuat masalah di Club. Selama perjalanan, Changsub tak hentinya terheran-heran pada Jangmi dan Deiji.
"Kalian benar-benar sama" bisiknya berkali-kali.
Akhirnya mereka sampai. Rumah itu hanya beberapa ruangan papan sempit yang tak tampak bagus dari luar. Tapi cukup nyaman ditinggali.
"Appa aku pulang" kata Deiji. Jangmi diam saja dan mengelilingkan pandangannya. Ruangan itu berantakan sekali. Bekas bungkus makanan dimana-mana. Hyunsik dan Changsub memasang tampang yang sama.
"Deijiku sudah pulang?" Terdengar suara seorang pria tua dari dalam rumah, ia keluar tergopoh memakai celemek dan membawa centong besi panjang. "Dei ...." ia menatap Deiji dan Jangmi bergantian. Deiji melempar tasnya sembarangan. Jangmi, Hyunsik dan Changsub menundukan kepalanya.
"Appa" kata Jangmi pelan.
"Kim Jangmi?" Appa melepaskan celemek dan menaruh centongnya sembarangan "Jangmiah?" Lelaki itu menghambur memeluk Jangmi. Air mata tumpah lagi disana. Suasanya menjadi sangat haru.
"Appa" katanya. Hyunsik mengelilingkan pandangannya. Dua buah foto tua tertempel di sebuah sudut ruangan. Satu foto kecil Jangmi dan Deiji dan satunya adalah foto Ayahnya dengan Appa Deiji. Ia menunjuknya. Changsub tersenyum.
***
"Jadi kau mau menginap disini? Tentu saja boleh, tidurlah bersama Deiji malam ini" appa mengatakannya dengan hangat sambil memberi mereka minuman "jadi yang mana diantara dua berandal ini yang pacarmu, Jangmi? Apa dia suka berbuat mesum dan macam-macam?" Kata Appa menatap Hyunsik dan Changsub bergantian. Air mata Jangmi jatuh lagi. Bagaimanapun ia merindukan sosok seorang ayah yang tak akan rela membiarkan anak gadisnya berpacaran.
Deiji selesai membersihkan diri dan berganti pakaian.
"Ini pakaianmu" kata Deiji
"Aku bawa pakaian sendiri" Jangmi menurunkan ranselnya
"Eomma tau kau kesini?" Tanya Deiji. Jangmi mengangguk.
"Eommamu sehat, Jangmi?" Tanya Appa penasaran. Jangmi mengangguk.
"Dia ... sehat dan cantik, appa" katanya pelan. Appa tersenyum getir dan memikirkan sesuatu.
"Syukurlah"
***
Hyunsik dan Changsub undur diri. Ia harus memberikan banyak waktu untuk Jangmi bisa melepas rindu dengan appanya.
"Mau kujemput dan kuantar pulang besok?" Tanya Hyunsik. Jangmi mengangguk.
"Tapi aku masih mau disini" rengeknya.
"Baiklah, besok temani aku bekerja, ya? Aku harus merekam sesuatu di studio. Berdandanlah yang cantik" kata Hyunsik.
Setelah pamit dan memberikan kecupan selamat malam, Jangmi masuk ke dalam rumah.
"Dia tampan sekali" kata Appa "ceritakan banyak hal tentangmu Jangmi. Appa merasa sangat berdosa karena tak pernah menemuimu. Kau pasti hidup dengan baik"
Malam itu Jangmi melupakan segala kemarahannya pada Appa. Ia ingin memaafkan masa lalunya dan menjadi anak yang baik. Ia sudah dewasa. Sudah berhak menentukan perasaannya sendiri. Ia menceritakan segalanya sampai appa terlelap. Jangmi berjingkat masuk ke kamar Deiji.
Kamar itu tak luas dan banyak barang berserakan disana. Banyak kertas-kertas berisi puisi tertempel disana. Jangmi membacanya satu persatu. Deiji berbakat.
"Itu lirik lagu" kata Deiji diambang pintu. Jangmi mengangguk saja "tidurlah" katanya sambil merebahkan diri dan membelakangi Jangmi.
"Jangmiah", Deiji memanggilnya tanpa berbalik. Jangmi tidur menghadap langit-langit.
"Hmm"
"Kau sangat beruntung karena hidup dengan baik. Kau pasti menertawakan hidupku dan appa karena kami tak seperti apa yang appa bayangkan saat mereka berpisah" kata Deiji.
"Aku ...."
"Kau punya eomma yang memberimu cinta, segala hal yang kau inginkan terpenuhi dan juga dicintai oleh pacarmu itu"
"Kau ... menyukai oppaku?" Tanya Jangmi
"Jangan bicara macam-macam. Dia bukan seleraku. Lagipula dia tak sengaja menolongku" kata Deiji. "Tidurlah" katanya berhenti bicara.
Malam itu Jangmi tidur dalam senyuman. Andaikan Eomma juga ada disini. Katanya dalam hati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN
Fanfiction"Aku salah, tapi cintaku tidak" Hyunsik menggenggam tangan kurus itu dan mencium bibir wanita itu dengan hangat. Ia sudah memastikan, dan memutuskan ...