MUSEUM

69 10 37
                                    

Hyunsik mengerjap bangun dari tidurnya. Pukul 10 pagi. Dia hanya ingat minum segelas bir dan mabuk. Tak terdengar apapun diluar dorm, ia bangkit dan melihat Sami duduk memandanginya.

"Aaaah, kau lapar? Appamu belom memberimu sarapan?" Katanya mengusap kepala mungil sami. Kucing itu hanya menyipitkan matanya dan membuat Hyunsik tersenyum.

Hyunsik bangkit dan keluar dari kamarnya. Tak ada seorangpun kecuali Eunkwang yang sedang termenung. Hyunsik membersihkan tubuhnya dan tak lama duduk disamping Eunkwang.

"Kau mabuk semalam" kata Eunkwang. Hyunsik hanya tersenyum sambil menggeser pelan piring makan Sami yang menyisakan sedikit makanan. Ia mengisinya lagi dan memanggil gadis kecil itu untuk makan camilannya. Sami mendekatinya dan langsung makan. Hyunsik berjongkok dan menatapnya gemas.

"Aku harus kembali ke tempat itu, hyung" kata Hyunsik.

"Tempat itu? Kemana?" Tanya Eunkwang.

"Menemui seorang wanita" kata Hyunsik cepat. Eunkwang mendelik cepat dan terkekeh. Tawa terbahak pertamanya setelah terlalu sering murung.

"Kau bahkan bersumpah akan menunggu Sungyeon dan menikahinya" kata Eunkwang.

Hyunsik mengambil sekaleng jus. Sungyeon. Wanita yang ia temui beberapa tahun lalu. Cantik, cerdas, kaya. Dia bahkan lebih baik dari miss Universe. Ia ingat sendokan nasi pertama yang membuatnya menyukai gadis itu. Hanya saja, dia seorang Yook agung. Kabar pertunangan Sungyeon dengan anak pengusaha kaya itu sudah mampir di telinga Hyunsik yang belum jadi siapa-siapa itu, kini. Bahkan nama besar ayahnya tak akan membantu.

Hyunsik duduk kembali bersama Eunkwang.

"Ceritakan padaku" Eunkwang antusias. Hyunsik menatap Hyungnya penuh artinya.

"Wanita itu kecil, ia menyukai seni dan punya senyuman indah" kata Hyunsik. Ia terdiam "aku bertemu dengannya di museum beberapa waktu lalu. Lalu bertemu lagi dengannya semalam"

"Semalam?" Eunkwang bahkan tak mabuk, tapi kenapa ia tak ingat apa-apa.

"Wanita yang bernyanyi dan memetik gitar" kata Hyunsik. Eunkwang mengangguk. Wanita yang menyita hampir separuh malam Hyunsik. Mereka tak sempat berbincang karena wanita itu pergi terburu-buru.

"Kau mau menemuinya lagi?" Tanya Eunkwang. Hyunsik menatap sami.

"Haruskah?" Ia bertanya balik. Eunkwang menepuk pundaknya.

"Ayo ke museum" katanya menyunggingkan senyum "katakan aku berbahagia karena kau akhirnya punya ketertarikan terhadap wanita" ejek Eunkwang. Hyunsik meninju perut Eunkwang pelan.

***

Mobil itu dikendarai seorang manager dan melaju tenang.

"Aku suka daerah ini, sejuk" katanya pada Hyunsik yang sibuk memandangi sekitarnya. Ia bahkan tak tau apakah akan bertemu dengan Jangmi lagi atau tidak di museum. Tapi karena Eunkwang penasaran dan perasaannya sedang baik, tak ada salahnya mengajak Eunkwang berjalan-jalan.

Sesampainya di museum, mereka disambut penjaga karcis kemarin.

"Ah si personil Exo ini datang lagi" katanya sumringah

"BTOB" kata Eunkwang

"B ... ah terserah saja, yang penting kalian idola" kata penjaga itu "dua karcis untuk pengunjung ketiga" katanya menyerahkan dua kertas kecil. Penjaga loket itu mengedipkan sebelah mata pada Hyunsik. Hyunsik memahaminya.

"Terima kasih" kata Hyunsik

"Jangan lupa temui dia di taman bunga bougenvil itu ya. Pesanlah segelas kopi" tambah penjaga tadi. Hyunsik dan Eunkwang berlalu.

Eunkwang mulai mengoceh memberikan pendapat-pendapat soal beberapa karya seni.

"Kau lihat itu Hyunsik? Lukisan itu tampak seperti ubi" kata Eunkwang sembarangan. Hyunsik menatapnya tajam.

"Itu babi" kata Hyunsik menunjuk sebuah papan informasi.

Eunkwang tergelak.

"Aaaah, untukku tampak seperti ubi" katanya berlalu. Hyunsik menggeleng-gelengkan kepalanya. Benar-benar bukan keputusan tepat membawa Eunkwang ke museum.

Mereka lelah dan sampai di kantin.

"Kopi pahit lagi?" Kata kasir kemarin.

"Kau mengingatku?" Tanya Hyunsik

"Tak banyak yang datang kesini"

"Aaaaa, kopi pahit dengan es" Hyunsik memesan minuman yang sama

"Kau pesan apa?" Tanya pada Eunkwang "kami punya milkshake coklat mint yang enak" Eunkwang mengerutkan dahi.

"Aku tak suka coklat mint. Kau punya rasa stroberi?" Tanya Eunkwang.

"Tentu. Duduklah, aku akan mengantarkannya nanti"

Hyunsik mengelilingkan pandangannya. Ia tak menemukan apa yang ia harapkan ada disana. Jangmi.

Mereka duduk di sebuah meja dekat jendela yang ditumbuhi bunga bougenvile berwarna ungu dan jingga. Minuman yang dipesan datang. Hyunsik dan Eunkwang hanya membuang waktu sambil membicarakan omong kosong sampai apa yang ditunggu hyunsik hadir di hadapannya.

Wanita kecil yang dua kali ditemuinya itu tampak memesan sesuatu dan berbincang dengan kasir. Ia mengenakan terusan berwarna hijau dengan aksen bunga lavender yang manis. Sangat berbeda dengan penampilannya semalam yang tampak sedikit terbuka. Hyunsik memandanginya lekat-lekat sampai tak memperhatikan apa yang dibicarakan Eunkwang.

Jangmi tiba-tiba menatapnya dan tersenyum. Wajah Hyunsik memerah dan jantungnya berdegup kencang. Ia menundukan wajah.

"Wae?" Kata Eunkwang bertanya pada Hyunsik dan berbalik melihat apa yang dilihat adiknya itu. Jangmi tersenyum dan mendekati mereka berdua "dia orangnya?" Tanya Eunkwang cepat. Hyunsik mengangguk dan menunduk lebih dalam.

"Oppa, kita bertemu lagi disini" sapa Jangmi menundukan kepala dengan sopan "senang bertemu dengan anda ..."

"Ah, Eunkwang" Eunkwang menunduk dan menjulurkan tangan. Jangmi menyambutnya.

"Senang berkenalan dengan ahjussi" kata Jangmi tersenyum manis. Wajah Eunkwang terlihat kecut. Hyunsik terbahak.

"Dia hyungku, Jangmi. Duduklah bersama kami" ajaknya.

"Ah, maafkan aku ... haruskah kupanggil oppa?" Tanyanya. Eunkwang tersenyum dan mengangguk

"Terserah nona Jangmi saja".

Jangmi duduk disana dan diam-diam Hyunsik memperhatikan wajah tenang minim riasan itu.

"Jangmiah, aku melihatmu semalam. Penampilanmu sangat bagus" kata Hyunsik mencairkan suasana.

"Kau datang ke tempat itu? Tanya Jangmi membulatkan mata

"Tentu, setelah itu dia mabuk" kata Eunkwang. Hyunsik menatapnya tajam. Jangmi terkekeh.

"Tapi aku tak melihat Oppa" Jangmi menatap Hyunsik

"Kau terburu-buru"

"Ah, ya ... semalam, eomma menungguku" katanya tersenyum kecil.

Entah perasaannya atau bukan, tapi Hyunsik melihat segurat garis kesedihan di muka Jangmi saat mengatakan Eommanya. Hyunsik merasa canggung dan memilih tak mengerti apa-apa. Lagipula mereka baru saling kenal.

***

Jangmi pulang cukup larut ke rumah. Eommanya sedang menonton siaran televisi ketika ia datang.

"Mereka berbakat" kata Eomma. Jangmi menajamkan matanya ke televisi. Eomma sedang menonton acara musik yang menampilkan beberapa video musik grup idol pria. "Lihat, yang bermata kecil itu punya suara yang indah, Jangmi"

Jangmi tersenyum. Eommanya tak tau kalau pria bermata kecil itu baru saja ditemuinya di museum.

***

BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang