❀ kenal dia gak?

997 125 2
                                    

Shanka beberapa kali mencoret kertas usang yang ia dapat dari loker mejanya. Helaan napas terdengar begitu tangannya menyerah dan meletakkan pulpennya.

"Pulpen abis pas gue lagi semangat nugas," keluhnya.

Prayoga, teman sebangku Shanka tak berkutik sama sekali. Padahal Shanka bermaksud menyewa pulpennya.

"Lo jangan kayak orang miskin, sana beli ke kopsis."

Persetan dengan Prayoga, Shanka lebih memilih mencari Gisel yang (biasanya) akan bermain dengan teman sebangkunya. Namun, kali ini tidak. Natalia duduk sendirian dengan ponsel digenggamannya.

"Li, Gisel ke mana?"

Lia mengangkat kedua bahunya. Sejak guru mata pelajaran bahasa inggris minat keluar dari ruang kelas, Gisel dengan terburu-buru keluar membuntuti sang guru.

"Tumbenan kagak ngajak gue."

Sambil berjalan, Shanka mengecek ponselnya. Melihat pesan yang sekiranya harus segera ia balas.

Tidak ada.

Gisel sekalipun.

Teleponnya pun tidak diangkat. Benar-benar bukan tipikal Sakwari Gisellalita.

"Eh, Yas. Liat Gisel kagak?"

Yasa yang sedang berkeliling karena kondisi kelasnya kosong tak sengaja melewati koridor bahasa.

"Oit, Ka. Kagak nih, biasanya kan elo yang 24/7 sama dia," balas Shanka.

Benar sih. Saking nempelnya Gisel dengan Shanka, tidak sekali dua kali siswa lain mengira keduanya bertengkar dengan ZER00'S.

"Ngantin aja hayuk, jarang banget gue ngobrol sama lo gini," ajak Yasa.

Shanka dan Gisel itu yang paling tertutup dari yang lain. Mereka juga jarang untuk bertemu atau setidaknya makan bersama di kantin sekolah dengan yang lain. Namun, tak dipungkiri mereka juga yang gencar mencari tempat-tempat kekinian dan mengajak yang lain untuk mengunjunginya.

"Lo sering-sering makan sama kita-kita lah."

Shanka tersenyum tipis. "Gisel nya tuh mageran, Yas. Apalagi pas dateng tamu."

"Punya cewek tuh ribet ya?"

Oh jangan salah kenapa Yasa bertanya seperti itu. Selama ini Yasa tidak pernah berpacaran karena ia sempat mengira ia akan dijodohkan oleh kedua orang tuanya.

Siapa sangka justru Nila yang dijodohkan, bukan dirinya.

"Lo kalo suka banget sama cewe terus udah pacaran sama dia, yakin deh lo bakal tau yang gue rasain."

Yasa hanya menganggukkan kepalanya. Sebenarnya jawaban Shanka masih belum cukup untuk menjawab pertanyaannya.

"Soon deh ya, kalau gue beneran punya cewe bakal sharing ke elo gimana gue udah ngerasain bucin," ujar Yasa sambil tertawa.

Shanka lalu mencomot batagor milik Yasa. "Mau gue cariin gak?"

Serius. Diantara teman-temannya, hanya Yasa yang sangat jarang berbicara tentang kisah cintanya. Tahun depan Yasa sudah kelas 12, rasanya kasihan kalau masa SMA nya tidak dihiasi dengan kisah cinta seperti yang lain.

"Gue gak tau apa alesannya, tapi yang gue tau Gisel pasti beruntung banget punya elo," kata Yasa mendadak.

"Apaan dah."

Shanka meminum es tehnya sambil memperhatikan seorang siswi yang baru saja melewatinya.

"Yas, lo kenal dia gak?" Shanka menunjuk pada siswi tadi.

"Lo macem-macem, gue laporin Gisel nih."

Shanka kembali beralih pada Yasa yang sudah memasang ekspresi serius. "Apaan dah? Gue cuma nanya anjir."

"Lagian Mbak Shylla kan terkenal banget, kali aja lo kesemsem sama dia."

"Nah lo tau, kan?"

Yasa menyeruput sisa energen hangat miliknya. Ia memincingkan matanya, sambil mempertimbangkan apa pertanyaan selanjutnya sesuai dengan pikiran Shanka.

"Lo liat ya?"

"Di depan Snesa?" tanya Shanka balik.

Keduanya menghela napas kasar sesaat setelah menyadari mereka berbagi pemikiran yang sama.

"Maap, maap nih. Gue kagak niat julid apa gimana, tapi seriusan gak cuma gue yang liat soalnya waktu itu gue sama Cherry juga."

"Tapi mereka temen di kelas minat, kan?"

Yasa menganggukkan kepalanya yakin. "Iya sih. Yang jadi masalah di sini, kenapa Bang Janar nyuruh gue nganter Mbak Karin pulang sedangkan dia malah jalan sama Mbak Shylla."

"Hush, jangan suudzon gitu. Kali aja emang lagi ngerjain tugas bareng atau emang Bang Janar nya udah ngasih tau Mbak Karin," pungkas Shanka.

Seorang siswi menghampiri kedua laki-laki yang tidak sadar keasikan gibah di kantin kiri tersebut.

"Eh, Shanka kan? Gisel nangis di toilet tuh."

"Kenapa lagi dah."

Dengan begitu Shanka pergi meninggalkan Yasa yang masih berusaha menyerput energen yang sudah habis.

•••

Shylla, oknum yang digibahin Shanka sama Yasa di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shylla, oknum yang digibahin Shanka sama Yasa di kantin

Shylla, oknum yang digibahin Shanka sama Yasa di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natalia, si cantik yang sebangku sama Gisel

ZER00'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang