Esta menambah kecepatan langkahnya setelah sepasang maniknya menemukan tiga kawannya sedang asik menyantap semangkuk bakso dihadapan masing-masing.
Begitu sampai, ia segera memilih untuk duduk tepat di samping Kaivan dan menyenggol bahu adik kelasnya itu.
Kaivan menepuk dada atasnya dengan keras sambil batuk-batuk. "Anjing, untuk gak keselek bakso," umpatnya pada Esta.
Yang bersalah justru makin gencar melaksanakan aksinya dengan memalak bakso milik Harsa yang dipenuhi oleh sambal. "Lo cakep-cakep gembel ya, beli sendiri kek."
"Nanti lo makan bakso gue aja," balas Esta.
Bagaimana dengan yang paling muda di sana? Iya, Jeje yang sedari tadi berperan sebagai manusia paling waras, tidak mengindahkan aksi rebutan bakso oleh dua pemuda di sampingnya dan lebih memilih menikmati bakso terakhirnya.
"Yang di sono diem-diem aja, Mas?"
Jeje menaikkan satu alisnya pada Esta, benar-benar berlagak sok keren mentang-mentang sekarang ini banyak siswi di kantin.
"Orang ganteng harus jaga image."
Esta mencibirkan bibirnya lalu berkata, "Halah jaim-jaim bibir onta, kelakuan lo yang ngobrol sama piring udah kesebar di base sekolah."
"Eh, ngomongin base gue jadi keinget bokap gue," celetuk Harsa.
"Apa hubungannya?" tanya Kaivan sambil melumuri bakso terakhirnya dengan kecap dan saus.
"Gak ada sih, kebetulan lagi inget aja." Perkataan itu berhasil membawakan dua hadiah berupa tusuk gigi dan selembar tisu bekas pada muka Harsa.
"Aneh."
"Emang Om John kenapa? Kepergok godain pegawainya lagi?" tebak Esta.
Harsa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat sebagai tanda bahwa ia menolak mentah-mentah tebakan Esta. "Bapak gue kayaknya punya gebetan dah."
Enam kata yang berpadu menjadi satu kalimat yang baru saja keluar dari bibir Harsa berhasil menciptakan gelak tawa pada tiga kawannya. Sepertinya mereka tidak percaya omongan Harsa.
"Wah si anjing pada kagak percaya, serius gue."
Jeje yang katanya mau jaga image pun gagal karena ikut menertawakan Harsa. Lagipula setau Jeje, ayahnya Harsa bukan tipikal duda yang suka gonta-ganti pacar. Terbukti sejauh ini Harsa tidak pernah dikenalkan dengan sosok ibu baru.
"Serius dah, semalem gue sendiri yang denger bapak gue manggil sayang sambil ketawa di kamarnya," jelas Harsa dengan menggebu-gebu.
Tawa dari wajah Jeje tiba-tiba menghilang begitu Gisel nampak melewati kantin dan berjalan menuju tangga. Ingatan di malam ia menginap di rumah Chandra kembali terhias di kepalanya.
Ada satu hal yang sebenarnya tidak Jeje ceritakan pada Chandra malam itu.
Malam itu, Jeje sudah berdiri tepat di depan pintu rumah keluarga Ismawan. Tangannya sudah hampir mengetuk pintu berwarna putih sebelum sebuah teriakan menginterupsi dari dalam.
"DINDA SELINGKUH KARENA APA? YA KARENA AYAH YANG NGAJARIN."
Kedua bola mata Jeje sontak melebar mendengarnya, teriakan itu jelas terdengar seperti ada di balik pintu.
Jeje memutuskan bersembunyi di balik tanaman, sembari memegang dadanya ia mengatupkan bibirnya ketika pintu dibuka dengan kasar.
Dinda berlari dan memasuki mobil merahnya, setelahnya gadis yang tiga tahun lebih tua dari Jeje itu mengendarai mobilnya hingga keluar dari area rumah keluaga Ismawan.
"Jeje?"
Jeje segera menegakkan badannya. "Kenapa?"
"Ngelamunin siapa lo?" tanya Kaivan. Jangan kira sedari tadi Kaivan tidak memperhatikan Jeje yang hampir tidak berkedip.
Jeje menggelengkan kepalanya pelan. Tidak ada niat dalam dirinya untuk sekedar menceritakan kejadian malam itu.
"Nggak ada, gue cuma mikirin kalo nanti Om John beneran nikah," kata Jeje.
Esta lalu menepuk bahu kiri Harsa dengan disertai senyum manisnya. "Gue tunggu kabar lo punya adek."
•••
Jiakhh double update nih sebagai ganti karena sebulan gak update

KAMU SEDANG MEMBACA
ZER00'S
Roman pour Adolescents"For your information, mereka itu namanya 𝗭𝗘𝗥𝟬𝟬'𝗦. Geng populer yang isinya sembilan cogan plus empat cecan hits di Smandatura. "Dari kanan ke kiri baris pertama ada 𝗥𝗲𝗻𝗷𝗮, 𝗞𝗮𝗶𝘃𝗮𝗻, dan 𝗡𝗶𝗹𝗮, baris kedua ada 𝗝𝗮𝗻𝗮𝗿, 𝗞𝗮𝗿...