❀ rumor pagi hari

7.3K 700 27
                                    

Pagi ini, SMA Negeri 27 Bumantara dihebohkan dengan kabar mengejutkan dari dua most wanted sekolah. Banyak teori-teori mulai bermunculan membuat rumor tersebut semakin kabur kebenarannya.

Tap.. tap.. tap..

Derap kaki terdengar membelah koridor yang cukup sepi. "GUYS, KAK RENJA DAN KAWAN-KAWAN UDAH DATENG!"

Sontak beberapa siswi segera memadati koridor dan menghalang jalanan.

"Kak, kak, rumor itu boongan, kan?" tanya salah satu siswi.

Siswi lainnya menimpali, "Iya kak, rumor itu gak bener, kan?"

Renja, bintang utama pagi itu hanya memasang muka datarnya sembari membelah kerumunan siswi-siswi yang berusaha mencari klarifikasi darinya.

Hari ini ZER00'S tidak lengkap. Renja, Karina dan Janar berangkat lebih awal karena ada jadwal bimbingan belajar pagi sebelum jam pelajaran. Maklum saja, semenjak mereka naik kelas dua belas, jadwal mereka semakin padat. Sedangkan sisanya memilih berangkat lebih siang.

Karena kali ini hanya Karina satu-satunya perempuan yang ada, terpaksa dialah yang menghadapi pertanyaan-pertanyaan siswi sekolahnya.

"Teman-teman, gini ya, Renja nya masih gak bisa diganggu dulu. Nanti, kalau udah agak baikan pasti pertanyaan kalian bakal dijawab kok," jelas Karina.

Di sisi lain, Renja dan Janar sudah berjalan lebih dahulu.

Karina meninggalkan senyum manisnya sebelum kembali berbalik dan menyusul Renja dan Janar.

Di tengah ia menyusul Renja dan Janar, ada seorang siswi yang memanggil namanya.

"Kenapa?"

"Kak Karina, boleh nitip hadiah buat kak Janar?" tanya siswi tersebut.

Jika Karina perhatikan, badge yang berada pada bahu kanan siswi itu berwarna hijau yang berarti siswi itu masih kelas sepuluh.

"Aku pastiin Janar bakal nerima hadiahnya, kamu semangat belajarnya ya!" ujar Karina sembari menerima hadiah dengan bungkus berwarna cream tersebut.

"Makasih kak."

"Sama-sama, duluan ya."

Begitulah Karina, sangat baik kepada siapapun orang yang ditemuinya. Terkadang, beberapa penggemar dari teman Karina lebih suka menitipkan hadiah pada Karina daripada diberikan langsung kepada orang yang dituju.

Pagi tadi, sebelum berangkat sekolah, ia menyempatkan untuk melihat alasan grup angkatannya mendadak ramai. Padahal seingatnya, pagi ini tidak ada jadwal simulasi atau semacamnya.

 Padahal seingatnya, pagi ini tidak ada jadwal simulasi atau semacamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira-kira seperti itulan obrolan para siswi di grup angkatannya. Untung saja ada Janar yang langsung membubarkan pasukan gibah itu.

Dan sekarang, rumor itu semakin menyebar ke seluruh sekolah.

"Ren," panggil Karina.

Renja hanya memperhatikan Karina sesaat kemudian mendudukkan diri di bangku nya.

"Soal rumor itu, lo gak mungkin terus-terusan ngehindar kayak gini," ujar Karina.

Renja menganggukkan kepalanya. "Gue ngerti, tapi yang gue pikirin, kenapa rumor itu ada pas Nila lagi ada lomba kayak gini, gue yakin itu anak pasti kepikiran."

"Lo bener juga, gue bahkan belum sempet tanya kabar Nila," balas Karina.

"Gue udah kabarin dia kok, dia juga bilang kalau acaranya cuma sampe jam 11. Jadi dia balik ke sekolah pas jam istirahat kedua," jelas Renja.

Karina menyenderkan tubuhnya pada kursi dibelakangnya. "Kenapa gak pulang aja sih? Gue takut dia jadi bahan pelampiasan fans lo yang gak terima sama rumor ini."

"Gue juga sempet ngelarang dia ke sekolah, tapi tuh anak malah ngeyel buat mampir ke sekolah."

"Ya, semoga aja gak ada hal buruk yang terjadi."

•••

Jam seakan berjalan sangat cepat ketika Janar memperhatikan jam tangannya sudah menunjukkan pukul sebelas lebih empat puluh. Kebetulan kelas Janar tengah kosong sehingga ia bebas memainkan ponselnya.

Janar melihat grup chat nya bersama anak ZER00'S lainnya yang nampak sepi. Pasti lagi ada kelas semuanya, batin Janar.

Hingga sebuah pesan dari Nila yang memberi kabar bahwa ia akan sampai di sekolah dalam waktu 15 menit.

Janar tebak, ketika Nila sampai di sekolah, pasti ia akan diberondong pertanyaan seperti yang Renja dapatkan tadi pagi.

Janar sebenarnya mendukung apapun keputusan dari Renja dan Nila. Memang benar bahwa Renja dan Nila sudah dijodohkan sejak lama. Ah, bukan hanya mereka, melainkan ia sendiri dan sebagian besar anggota ZER00'S sudah ditentukan jodohnya oleh keluarga.

"Janar, perasaan dari tadi sibuk main hp mulu," tegur salah satu teman sekelas Janar.

Janar membalasnya dengan senyum tipis. Ia kemudian berdiri dan berpamitan pada ketua kelasnya.

"Gue ijin keluar bentar ya."


•••


Halo, gimana part satu nya? Semoga kalian suka ya sama karakter masing-masing :)

ZER00'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang