❀ mood swing nya Hana

785 99 3
                                    

Okay, triple update karena aku baru selesai revisi part part yang belakangnya ilang semua 😭

Hana berkali-kali menghentakkan kakinya dengan kesal. Membiarkan sang kekasih memanggil namanya berulang kali dari belakang.

"Hana, tungguin dong."

Hana hanya memberi tatapan nyalang pada Esta. Ia sudah mengerahkan seluruh tenaganya agar terlihat sabar menghadapi Esta. Hanya saja tamu bulanannya tidak bisa diajak kerja sama.

"Kamu tuh ya, mau sampe kapan sih godain cewe-cewe terus?"

Esta ikut diam didepan Hana. Bibirnya sedikit mengerucut melihat kekasihnya yang jarang marah padanya ini.

"Hmdnjaksnsnzjskd."

Esta membulatkan matanya saat Hana merapalkan entah kalimat alien mana.

Sore ini Hana berniat mencari bahan-bahan untuk tugas prakaryanya minggu depan. Tentu saja dengan meminta Esta untuk menemaninya.

Namun di salah satu toko, Esta justru bertemu dengan salah satu perempuan hasil kebuayaannya selama ini. Lebih parahnya lagi, perempuan itu mengira Hana ini adalah kakak Esta.

Begitu langkah kakinya sampai di taman dekat rumahnya, Hana berhenti.

Ia berbalik dan mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan dua manik mata Esta.

"Jadi karena kita beda sekolah, kamu seenaknya bilang ke orang-orang kalau aku ini kakak kamu ya!"

"Meskipun aku gak terlalu suka kamu ekspos-ekspos tentang aku di sosial media kamu, gak berarti kamu bisa bohongin korban-korban kamu dengan cara kayak gitu."

Ada satu kebiasaan kenapa Esta berpikir dua kali untuk berhenti bermain-main dengan perempuan lain. Salah satunya adalah ini.

Bagi Esta, Hana itu sangat menggemaskan saat marah-marah. Mukanya tidak jauh beda dengan emotikon kucing marah di ponselnya.

Dan kali ini, Esta hanya bersedekap. Menatap gadisnya yang masih saja nyerocos ngalor ngidul menceritakan keluh kesahnya.

"Kamu tuh dengerin yang serius, Esta!"

Diujung sana ada kedai mie ayam, makanan kesukaan Hana. Entah demi apapun itu, Esta sangat beruntung.

Tangannya menarik Hana menyebrang jalan dan melewati beberapa kedai makanan sebelum sampai di kedai mie ayam.

"Mau?"

Tentu saja mau. Siapa yang akan menolak makanan kesukaannya?

Melihat Hana yang lebih semangat memesan mie dan memilih tempat duduk membuat Esta lagi-lagi hanya tersenyum.

Saat datang tamu, Hana memang selabil itu suasana hatinya.

"Tadi nggak pesen yang level awas, kan?" tanya Esta guna memastikan Hana tidak memakan makanan pedas terlalu banyak.

"Enggak, aku tadi pesen yang waspada."

Esta memperhatikan Hana yang sibuk memandangi seluruh pengunjung di kedai itu. Hatinya bimbang harus meminta maaf atau tidak karena kejadian ini.

"Akhir-akhir ini kamu deket sama Mbak Karin, ya?" tanya Esta guna memecah keheningan.

Hana mengangguk dengan antusias. Ia dan Karina pernah bertemu di bangku Sekolah Dasar, bersama Janar dan Renja. Namun hanya sebagai tetangga kelas saja.

"Karina ternyata asik banget, kepribadiannya nggak jauh beda dari Mbak Katya," balas Hana.

Katya teman Hana adalah orang yang sama dengan Katya yang ditemui Karina beberapa saat lalu di Sariwana.

Gadis yang setahun lebih tua dari Esta itu sudah lulus tahun lalu dan melanjutkan pendidikannya di Malang. Padahal Esta tahu kalau Hana dan Katya sangat dekat.

"Mbak Katya udah balik ke Malang lagi?"

"Iya, pas balik waktu itu aja katanya dia buru-buru banget."

Lalu Esta memutar otak agar gadis di depannya ini tetap dengan suasana hati yang stabil.

"Kalau Erin gimana kabarnya?"

Hana mengaduk es lemonnya lalu meminumnya. "Erin tuh gimana ya ... dia kan adik kelasku, jadi jarang ketemu di sekolah. Dia juga bukan anak rumahan kayak aku."

Esta sedikit menyetujuinya. Karena dari status yang Esta lihat di Instagram Erin, gadis berwajah bule itu sering sekali update di luar rumah.

"Tapi masih intens chatting sama dia, mana kadang telpon juga."

Mie ayam pesanan mereka sudah tiba. Esta sudah siap-siap mencobanya dengan meracik saos, kecap dan sambal. Sedangkan Hana malah mendiamkan mie-nya.

Hana masih gak suka makanan panas ternyata, batin Esta.

"Mila beneran suka sama Jeje, ya?" tanya Esta sambil menikmati seruputan mie ayamnya.

Hana menggedikkan bahunya. Sejenak menerka lalu berkata, "Kayaknya sih bucin banget sama Jeje, tapi Jeje nya cuek-cuek aja."

"Lagian Jeje labil juga, dia bilang nanti pas mau lulus SMA aja ketemu sama calonnya tapi sekarang malah nutup hati buat cewe lain, kalo gitu sama aja mending segera ketemu sama calonnya."

Hana pribadi sangat jarang bertemu Jeje, ia hanya sering mendengar cerita dari Esta atau Mila.

"Ada kemajuan tau, kapan hari Jeje nawarin sepayung berdua sama Mila. Balik-balik itu anak kayak kesurupan reog," tambah Hana.

"Oh payung itu aku juga denger. Gak semua sih, tapi Nila beberapa kali ledekin Jeje gara-gara itu."

Hana akhirnya mencoba mie ayam yang sedikit lebih dingin dari sebelumnya.

"Kangen Nila, anaknya rame banget apalagi kalau sama Savna."

Pintu kedai terbuka. Hana yang iseng melihat ke arah pintu justru membelalakkan kedua matanya.

"Ta, liat deh."


•••

Btw guys, numpang promosi ya. Aku bikin book baru, cast-nya Ningning dan sembilan kakak cowoknya.

 Aku bikin book baru, cast-nya Ningning dan sembilan kakak cowoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZER00'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang