❀ rumah Nila

4.4K 603 21
                                    

"Ajiahhhhhh ada yang officially dating nih." Sorak riuh terdengar ketika Nila baru saja memasuki rumahnya bersama Renja.

Bukan, Nila dan Renja bukan kencan sungguhan. Mereka baru saja pulang setelah mengikuti ekstrakurikuler musik.

Nila merotasikan bola matanya begitu melihat rumahnya yang sangat ramai.

Ada Harsa, Gisel, Savna dan Esta yang sepertinya mampir ke rumahnya lengkap dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuh masing-masing.

"Loh, ayah kok di rumah?" tanya Nila setelah melihat sang ayah duduk santai di samping Harsa.

"Iya, ayah pulang awal soalnya udah gak ada kerjaan," jelas Joanna sang bunda.

"Mandi dulu, dek," tambah Joanna.

Nila segera menuju kamarnya meninggalkan Renja yang tengah menghampiri ayah Nila.

"Sore, Om," sapanya.

"Sore, kamu gak mandi juga, Ren?" tanya Shandy, ayah Nila.

"Gak usah, Om."

"Ih nanti bau, Renja. Sana pinjem aja kamar mandi sama bajunya Yasa," titah Joanna.

Yasa yang baru saja keluar dari dapur menghampiri Renja, ia membuat gestur mengusir. "Tau nih, sama ipar sendiri gak usah sungkan sungkan."

Harsa, Gisel dan Savna kompak tersenyum evil. Sedangkan Esta hanya tertawa kecil, ia sadar bahwa Renja masih sungkan sama keluarga Nila. Beda dengan teman-teman yang lain yang urat malunya hampir putus.

Renja berlalu memasuki kamar Yasa.

"Om, kapan-kapan main ke rumah Harsa lah, sepi nih di rumah," ujar Harsa.

Shandy menganggukkan kepalanya. "Tenang aja, ini om sama orang tua kalian lagi nyamain jadwal biar bisa kumpul lengkap sama anak-anak semuanya."

"Semuanya?" tanya Gisel.

Shandy dan Joanna kompak menganggukkan kepalanya. "Malah mama kamu usul ngajak pemotretan bareng, katanya mau dipinjemin studio potonya," kata Joanna pada Gisel.

"Tante Krystal gak main-main buset," celetuk Esta.

Joanna berdiri dan melenggang menuju dapur rumahnya. "Ayo sini yang cewek-cewek bantuin tante masak."

Savna yang asik chatting-an sama Chandra, serta Gisel yang sibuk gibah bareng Harsa dan Esta segera bangkit mengikuti langkah kaki Joanna.

Harsa menggambil biskuit yang berada didepannya kemudian berkata, "Om, gak ada ps gitu? Bosen nih."

"Ayah mana bolehin gue beli ps coba," tutur Yasa.

Shandy menunjukkan jari telunjuknya pada Yasa. "Kalau ayah beliin, yang ada kamu makin kebalap sama Nila."

"Hahahahaha bener juga sih, Om."

Esta menimpali, "Tau, Yas. Lo gak malu apa ranking adek lo lebih tinggi?"

Yasa mendelik sebal. "Gapapa ranking adek gue lebih tinggi, yang penting nilai gue bukan hasil kebohongan."

Wah, parah si bangsat bawa-bawa kejujuran lagi, batin Harsa.

"WADUH, jalan berdua di tangga udah kayak pasutri aja," celetuk Esta setelah melihat Renja dan Nila turun bebarengan.

Harsa tentu tak mau kalah. "Om Shandy sama Tante Joanna kayaknya gak salah jodohin kalian."

Nila mengabaikan ucapan Esta dan Harsa, kemudian hendak beranjak menuju sofa disamping Yasa.

"Eitttt ... mau kemana?" tanya Renja sembari menahan baju belakang Nila. "Sana bantu masak," tambahnya.

"Iya ini mau ambil biskuit—"

Renja mendorong tubuh Nila kembali menuju dapur. "Banyak alesan."

"Ishh ... siapa juga yang alesan sih? Itu nanti biskuitnya abis," gerutu Nila.

"Gak, sekarang masak, nanti gue sisain deh buat lo," balas Renja.

Nila berbalik badan, mencibir Renja sembari merotasikan matanya. "Dikata gue kucing apa, masa di kasih sisa."

"Kalian nanti habis makan, langsung pada pulang ya, kasian nanti ayah bunda pada nyariin," titah Joanna.

"Ay ay kapten!"

"Tante, Esta nginep di sini ya? Soalnya ayah bunda gak pulang," pinta Esta.

Joanna mengangguk. "Iya, kamu nanti tidur di kamar tamu gapapa, kan?"

Esta tersenyum lebar. "Gapapa dong."

Yasa mendekat ke arah Esta dan ayahnya, kemudian berbisik, "Nanti malem begadang nonton bola yuk."

Nila yang kebetulan melewati ketiganya segera berteriak, "BUNDAAAAA! KAK YASA NGAJAKIN BEGADANG TUH, PADAHAL BESOK HARUS SEKOLAH."

"Adek lo cepuan anjir."

•••

black mamba akhirnya raih 100M, sayang MYs banyak banyak ♡

ZER00'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang