❀ ambis

1.1K 170 6
                                    

Nila tak henti-hentinya mengeluarkan sumpah serapahnya pada kakak kandungnya yang sekarang tengah asik berbonceng ria dengan Karina. Padahal baru tadi pagi sang kakak berjanji untuk mengajak Nila pulang dengannya.

Sumpah serapahnya sesekali diselingi dengan umpatan yang juga dilayangkan pada Renja yang tak mengangkat panggilannya.

"Ini pada ke mana sih?"

Karena bingung mau ke mana, gadis dengan dua buku paket besar di tangan kirinya itu memilih untuk duduk di taman sambil melihat anggota ekstrakurikuler voli yang sedang latihan.

Grep

Sepasang telapak tangan menutupi kedua mata yang tadinya dikelilingi api amarah itu. "Ihhh siapa sih?"

Merasa tak mendapat respon yang baik, seseorang dibalik Nila itu segera melepas dan lebih memilih duduk di samping Nila.

"Buset galak bener, La."

Seorang siswa dan siswi yang sukses membuat Nila lupa dengan amarahnya. "Tumben banget pasangan ketos-waketos malah jalan-jalan?" tanya Nila.

Chandra dan Savna, si pasangan ketua OSIS dan wakilnya yang sukses mematahkan aturan ketua OSIS hanya bisa dipegang oleh senior. Nyatanya, Chandra baru memasuki SMANDATURA beberapa bulan yang lalu, namun ia sudah bisa menjabat sebagai seorang ketua OSIS.

"Ketua OSIS juga manusia, La," balas Chandra.

Nila tetap menggelengkan kepalanya. Jarang-jarang ia bisa bertemu Chandra yang berada di jurusan yang berbeda dengannya.

"Mau ngajakin event ya?" tebak Nila.

Sesuai dengan tebakan asal-asalan dari mulut Nila, Savna dan Chandra justru kompak menganggukkan kepalanya.

"Kali ini event apa lagi?"

Savna tampak mengobrak-abrik map yang berisi tumpukan kertas miliknya, lalu gadis itu memberikan selembar poster yang baru saja ia cetak pagi tadi.

"Kali ini bussiness plan, La." Savna menunjukkan poin-poin penting yang terdapat pada poster tersebut.

"Pas banget ketentuannya minimal tiga orang dan maksimal lima orang, udah gitu free juga jadi kita gak perlu keluar banyak modal," tambah Chandra.

Sekedar informasi saja kalau Chandra, Savna dan Nila memang sering kali mengikuti perlombaan yang diadakan diluar pelajaran sekolah.

Ketiganya benar-benar aktif dengan event apapun baik writing challenge, webinar, hingga perlombaan seperti kontes seni, sastra hingga karya ilmiah hampir semua sudah dijajah mereka sekalipun mereka baru menginjak bangku kelas X dan XI.

Nila membaca poster lomba itu dengan cermat hingga ia berkata, "Ini ... temanya lingkungan ya?"

Savna menganggukkan kepalanya. "Lebih tepatnya sih cara kita buat mengelolah bahan alam yang jarang terpakai sama manusia."

"Jadi, kemungkinan besar kita harus turun ke desa buat nyari bahan?" tanya Nila lagi. Sebuah ide bagus bagi Chandra dan Savna yang belum pernah memikirkannya.

Brak

Tiga siswa-siswi yang sedang berbincang serius itu kompak mengalihkan atensinya pada sesosok siswa yang tergeletak setelah terpeleset.

"Lah, Mas?"

Chandra segera membantu Renja yang masih membersihkan seragamnya yang kotor terkena tanah. "Ngapain akrobat di sini."

"Akrobat gundulmu, ini abis kena hujan jadinya licin," balas Renja dengan sewot.

Berbeda dengan Savna yang mengkhawatirkan Renja, Nila justru menodong Renja dengan poster yang daritadi ada di genggamannya.

"Mau ikut gak?"

Chandra justru melebarkan kedua matanya kala Nila menawari Renja untuk ikut lomba yang ia usulkan. Renja itu sedikit emosian, Chandra takut dimarahi Renja kalau ia menawari lomba pada laki-laki pendek itu.

Lo gak liat gue udah kelas 12? Mikir dong kalo gue tuh sibuk!

Chandra bergidik ngeri saat membayangkan kalau kalau setelah ini Renja akan mengeluarkan semua sumpah serapahnya.

"Wih keren nih, kebetulan gue kemarin sempet mau bikin eksperimen sama daun pisang yang ada di rumah buyut."

•••

Aku baru bikin akun twitter guys, ada yang mau mutualan??

Ayooo akunku masih sepi banget nih..

ZER00'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang