Karina menatap ke arah rumah minimalis dihadapannya. Suara nyanyian serta lagu dari salah satu band lawas yang di remix mendominasi hingga terdengar sampai luar.
Ini sabtu pagi dan jam baru menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit tapi ia sudah berada di depan rumah Esta.
Iya, semuanya akibat pesan singkat dari Soraya yang menyuruhnya untuk mengurus dua anak muda yang sedang menghuni rumah itu.
Karina menenteng satu kantong plastik besar dengan isi bahan makanan yang akan digunakan sampai besok. Baru saja akan membuka pintu, suara nyanyian terdengar.
"TAPI SAYANG.. MASIH PANTASKAH KAU KUPANGGIL SAYANG."
Haduh, bener-bener salah membiarkan Harsa dan Esta tinggal satu rumah tanpa orang tua masing-masing.
Harsa menaikkan satu kakinya di sofa lalu bernyanyi, "AKU TAK MAU BICARA SEBELUM KAU CERITA SEMUA~"
Sedangkan sang pemilik rumah alias Esta berada didepan Harsa sambil berjoget seakan tak mau kalah dari kawannya itu.
Karina mengambil napas dalam-dalam saat masih berdiri di tengah pintu. "Mereka abis ditolak cewek apa gimana gusti," keluhnya.
Karina sendiri meletakkan tas merahnya lalu mengecilkan volume dari speaker yang berada tepat disampingnya.
"Mbak kok dimatiin?"
Tanpa menjawab apapun, Karina segera menarik Esta dan Harsa untuk mengikutinya ke dapur.
"Yang lain pada sampe jam berapa?" tanya Karina.
Esta kembali duduk di salah satu kursi di meja makan sambil mengecek group chat-nya. "Kata Nila dia nanti ke sini jam delapan. Yang lain juga kayaknya ngikut jam delapan deh."
"Gisel jadi ke Surabaya?"
Harsa yang sibuk mengeluarkan bumbu-bumbu dapur itu menganggukkan kepalanya. "Dia nyusul nanti malem sama Shanka-nya langsung."
"Oh ya, Mbak. Si Janar kemana?" Kini giliran Harsa yang bertanya.
Karina mengambil ponselnya lalu tangannya dengan gesit memutar pesan suara yang Janar kirim malam tadi.
'Gue besok nyusul agak siangan, Rin. Paginya gue diajak bunda buat main ke rumah calonnya Eric.'
Esta dan Harsa kompak mengangguk-anggukan kepala sambil ber-oh ria.
"Kalian bantuin Mbak masak ya?" pinta Karina yang sukses membuat dua anak laki-laki itu saling melempar tatapan.
"Bantuin ambil bahan sama potong-potong bisa kan?"
Huh ... keduanya seketika bernapas lega. Kiranya mereka disuruh untuk memasak juga.
"Emang mau bikin apa, Mbak?"
"Bikin makanan kesukaan kalian," balas Karina secara singkat.
Satu-satunya perempuan sekaligus yang tertua itu mengambil beberapa terong dan menunjukkannya pada kedua adiknya.
"SAMBEL TERONG????"
Siapa sih yang gak suka sambel terong??? ZER00'S mana bisa nolak kalau disuguhi sambel terong? Apalagi kalau ditambah dengan nasi hangat dan segelas es teh.
"Gas lah, Mbak. Sambel terong bikinan Mbak Karin rasanya sama kayak bikinan Tante Irene," ujar Esta.
Harsa segera melempar satu bungkus bawang putih ke arah Esta. "Ya iya lah, kan emaknya."
Karina segera meracik bumbu-bumbu yang dibutuhkan untuk sambelnya, sedangkan Esta dan Harsa spesialis memotong terong-terongan.
"Jangan gede-gede ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZER00'S
Ficção Adolescente"For your information, mereka itu namanya 𝗭𝗘𝗥𝟬𝟬'𝗦. Geng populer yang isinya sembilan cogan plus empat cecan hits di Smandatura. "Dari kanan ke kiri baris pertama ada 𝗥𝗲𝗻𝗷𝗮, 𝗞𝗮𝗶𝘃𝗮𝗻, dan 𝗡𝗶𝗹𝗮, baris kedua ada 𝗝𝗮𝗻𝗮𝗿, 𝗞𝗮𝗿...