Pada pagi hari di tengah letupan kembang api cinta yang menggelora
Sudah dua hari semenjak tindakan berani Jovanka karena obsesinya pada Abi, gadis itu kini tidak memiliki sedikitpun harga dimatanya lagi. Jovanka begitu banyak menabur benih cinta hingga ia lupa tanaman rasa miliknya bukannya mekar, malah membusuk bersama obsesi panjang yang ia miliki. Kini yang di tuainya hanya penolakan mentah-mentah dari lelaki yang amat dicintainya itu.
Bokong Abi mendarat pada kursi kayu di teras rumah. Bunda sudah kembali dari rumah nenek kemarin, tapi pamit pergi lagi demi tuntutan profesi; pasien lebih berharga ketimbang keluarga. Sayup-sayup terdengar kicauan burung yang terbang rendah di halaman rumah. Pikirannya tak sengaja berputar pada percakapan bersama Bunda saat sarapan tadi.
"Kamu mau kuliah disini apa di luar negeri, Raden?"
Mulut Abi seolah terkunci ketika tak mampu memberi jawaban atas pertanyaan Bunda barusan. Jika Bunda bertanya sebulan lalu, Abi pasti bisa menjawab. Tapi saat Bunda bertanya sekarang, Abi tak tau kemana perginya planning yang sudah ia susun jauh-jauh hari. Tidak setelah Gevan datang dan mengacaukan hatinya yang kaku.
Abi sungguh tak bisa jauh dari pemuda itu.
Ngomong-ngomong soal Gevan, Abi tak menemukan eksistensi pemuda itu hari ini. Biasanya senyum bak bulan sabit itu selalu menyambutnya di meja makan saat sarapan bersama. Namun kali ini nihil.
Disinilah Abi sekarang, mengetuk pintu rumah bercat biru gelap itu dengan gerakan canggung. Pertama kali ia menginjakkan kakinya kesini. Karna biasanya si pemilik rumah lah yang menghampirinya.
Pintu itu terbuka, menampilkan sosok wanita muda dengan apron yang masih melekat di bagian depan tubuhnya. Bisa ditebak, wanita ini adalah Tante Gevan yang diceritakan pemuda itu tempo hari.
"G-gevannya ada Tante?"
Canggung di antara mereka terkikis kala tangan si wanita muda mendarat dipipinya yang halus. Sambil memekik girang Tante Gevan berujar, "Ini yang namanya Abi ya? Duhh, manisnya."
Yang dicubit meringis pelan, dimana letak kemanisannya? Hei bagaimanapun Abi seorang lelaki, tentu saja ia tampan-katakan itu pada gadis-gadis yang memujamu, Bi. Tapi tidak berlaku untuk Gevan.
"Ayo sini masuk."
Anggukan pelan disertai tundukan samar Abi lakukan saat kakinya masuk ke dalam. Tante Gevan ini begitu cerewet, beliau berbicara ini-itu hingga kaki Abi yang pegal berdiri memaksanya untuk bertanya lagi, "Tante, saya mau ketemu Gevan. Apa dia ada?"
"Ga usah formal gitu dong sama Tante. Masa sama Gevan sayang-sayangan sama Tante malah Saya-Kamuan."
Bagaimana bisa Abi tidak terkejut. Tante Gevan ini benar-benar ajaib. Terkutuklah rumah nanas Spongebob dan seluruh penghuni Bikini Bottom yang gila, mengapa Tante Gevan tau perihal hubungan mereka berdua?
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorasi Dama (NOMIN)✔
FanfictionAdorasi Dama (re) : Pengorbanan Cinta Kasih Medan dan kerasnya kehidupan mempertemukannya dengan sosok penuh kejutan. Abi kira ia tak pernah merasa sulit kecuali saat diam-diam memuja Jefran dalam setiap deru napasnya. Namun ketika 'sosok' itu hadir...