Nulis ini disela-sela kesibukan UTS, hope u guys enjoy it :)
Pada pelangi dan nuansa keindahan yang tidak bertahan lama
"Kalian udah pernah 'itu' belum?" Dengan usil Jefran bertanya. Ketiganya sedang berada di kamar Abi saat ini.
"Itu apa?" Abi tak mengerti, memilih untuk kembali menjatuhkan kartu yang akan menghantarkannya menjadi pemenang dalam permainan ini.
"Ya 'itu', masa ga ngerti maksudku."
"Itu apasih? Yang jelas dong, kamu bukan cewek yang harus main kode-kodean."
"Ck, ngewe maksud dia. Gitu aja ribet." Gevan bersuara, Abi cengo, Jefran ternganga.
"Hmmm, iya itu maksudku. Pernah ga?" Tampaknya jiwa keingin tahuan Jefran sedang berkobar hari ini.
Gevan dengan wajah remeh mengiyakan,"Ya pernahlah, lelaki belum bisa disebut jantan kalau belum main ranjang."
Kaki Abi sengaja diluruskan untuk menendang perut Gevan yang semakin berucap asal.
"Jadi....siapa yang di bawah?" Permainan kartu itu sama sekali tak penting ketimbang mengorek informasi seputar masalah ranjang sepasang lelaki.
"Ya dialah." Tunjuk Gevan dengan bangga pada Abi yang memasang wajah masam. "Lu liat muka dia, muka orang haus belaian." Kini telunjuk itu di arahkan pada wajahnya sendiri, "Lu liat muka gua, muka lelaki jantan."
Sial, Abi menyesal kenapa bukan kepala Gevan yang tadi ia tendang.
Jefran dengan wajah menyebalkan menatap Abi penuh selidik, "Apa?!" Sinis si lelaki yang ditatap. "Dep jago nggak di ranjang?"
"Dih, dia mah bagian uhh ahh doang. Yang cape gerak kan gua. Palingan dia remat seprai doang trus bilang, ahh gephh lagihh..." Sekarang Jefran bahkan ragu Gevan lelaki jantan karna desahannya mengalahkan pemeran wanita di situs JAV.
Jefran menepuk-nepuk lantai dengan brutal diselingi tawa membahana, "Trus trus dia tahan berapa ronde?"
"Halah seronde doang udah lemes dia sebenarnya, cuma ya gitu karna jarang dibelai jadi ketagihan trus minta nambah lagi. Eh lu tau kaga Jep? Dia itu suka dikasarin, makin kenceng gua namparnya makin nagih dia." Gevan dengan santai mengoceh seolah Abi transparan dan tak pernah ada disana.
Abi sudah tak tahan lagi, dengan gerakan anarkis dicubitnya pinggang Gevan hingga si empunya berteriak menahan sakit. "Saya ga pernah main ranjang sama kamu ya! kamu pikir saya cewe yang cuma bisa diam, desah, menikmati doang?! Asal kamu tau saya juga bisa nusuk kamu kalo saya mau!"
Ringisan di wajah Gevan lenyap begitu saja, pertama kali disaksikannya Abi berucap dengan frontal. "Aww mau dong ditusuk sama Mas Abi."
Jefran terbahak kencang tak sanggup menahan tawa lebih lama, ternyata begini cara dua lelaki memadu kasih, pikirnya. "Kalian berdua tuh, unik ya. Semoga langgeng deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorasi Dama (NOMIN)✔
FanfictionAdorasi Dama (re) : Pengorbanan Cinta Kasih Medan dan kerasnya kehidupan mempertemukannya dengan sosok penuh kejutan. Abi kira ia tak pernah merasa sulit kecuali saat diam-diam memuja Jefran dalam setiap deru napasnya. Namun ketika 'sosok' itu hadir...