Alex Purnama
"Meet my family!" Aria berkata ceria sambil merentangkan tangan di balik orang-orang ini.
Ada yang gemuk, ada juga yang sekarang terluka, sedang di obati. Keduanya terlihat lebih tua, kakaknya Aria kah? Di samping orang gendut tadi, ada biarawati yang terlihat masih muda, mungkin umurnya sekitar dua puluhan yang membawa peralatan P3K, dan seorang pendeta yang sedang berlutut mengobati orang yang tadi kubilang terluka.
"Kenalin yang gendut disini" Aria mulai memperkenalkan orang-orang di depanku satu persatu "Namany Jonathan, tapi panggilnya Jo aja" Orang yang dipanggil Jo hanya misuh-misuh dibilang gendut, tapi tidak menyangkal. "Ini Suster Maria" Lanjut Aria "Tapi panggil aku Maria aja" tambah sister itu sambil tersenyum "Orang yang nyaris terbakar ini," Aria berkata sambil menunjuk orang yang terluka. Aneh memang menunjuk bagian bawahmu, tapi berhubung Aria sedang berdiri dan orang itu sedang duduk, praktisnya langsung tunjuk saja "Namanya Andy, walaupun tampangnya minta ditabok, jangan kaget, dia sebenernya priest in training" Orang yang bernama Andy itu hanya melambai sambil nyengir padaku (Author: tbh, aku ga tau ada yang namanya priest in training ato gak, tapi anggap aja ada lah, yah :D) "Dan yang terakhir!" Aria melompat memeluk pria tua dengan tarikan luar yang tadi sedang berlutut mengobati Andy "Ini Ayah gue!"
Hah?
Tunggu dulu.
Pendeta itu ayahnya Aria? Bukannya pendeta ga boleh punya anak? Terus mamanya siapa? Aku melirik Maria. Anjrit, jangan-jangan Maria itu mamanya Aria, tapi kan Maria terlalu muda buat pendeta itu! Kalau dilihat-lihat, tampang pendeta itu tidak seperti pendeta-pendeta pada umumnya. Kalau pendeta-pendeta biasanya tampang welas asih, pendeta di depanku twrlihat lebih ceria, tapi tetap saja masih terasa aura 'kependetaan' Dari beliau. Tapi terus kalau dipikir-pikir lagi, Aria tidak pernah menyebutkan bail Maria, Andy dan Jo sebagai kakak atau ibu, hanya pendeta itu yang disebutnya sebagai ayahnya. Lalu bagaimana...Melihat tampangku yang bertanya-tanya, Aria menjelaskan "Eh, sebelum lo mikir yang aneh-aneh, Ayah gue bukan ayah kandung gue. Gue anak angkat" Aria membeberkan semua itu dengan santai, membuatku terkejut. Apa dia tidak sedih mengetahui dirinya adalah yatim piatu di usia dua belas tahun?
Aria memang anak kecil yang berjiwa besar.
Pendeta di sampingnya berujar dengan cengiran lebar di wajahnya "Saya Pastur Lucas" kemudian beliau melirik Aria, kemudian berbisik-bisik padanya. Aku tidak tahu apa yang beliau omongkan, tapi lalu wajah Aria mejadi merah padam lalu berteriak panik sambil melambaikan kedua tangannya di udara "Bukan gitu, Yah! Kami nggak kaya gitu!" Oh, crap. Aku tahu apa yang mereka kira. Mereka pasti berpikir kami adalah sepasang kekasih. Wajah sialanku ikut-ikutan memerah, walaupun tak semerah Aria.Maria, Andy, Jo dan Ayah Aria nyengir melihat tanggapan kami berdua. "O-omong-omong" aku berkata dengan suara sedikit lantang untuk mengalihkan pembicaraan, lalu berdeham "Gue harus cepet-cepet pulang nih, Ri. Nyokap gue bisa ngamuk" tatapanku menuju Aria "Gapapa gue tinggal?" Sebenarnya aku tolol juga untuk menanyakan apa dia oke saja dengan orang yang dianggapnya keluarga. Aku secara mental menepok jidatku. Sekarang aku terdengar seperti pacar yang peduli, yang bukan diriku sama sekali!
"Udah, Aria nggak papa kok" Jo nyengir sambil melambaikan tangannya padaku, seolah-olah mengusir diriku "Pacarmu ini bakal baik-baik aja sama kami" sambung Maria dengan nada geli. Aku buru-buru menunduk sambil mengumamkan pamit. Setelah aku menjauh, aku masih bisa mendengar teriakan frustasi Aria.
*********
Aria Pierré.Esok hari datang seperti biasa. Aku baru saja berangkat dari biara setelah aku mengomeli Jo dan Andy yang terus menerus menyinggung-nyinggung Alex. Hhh, aku tidak pernah mengerti dengan keluaragaku. Yeah, tiap cowok yang kukenal adalah pacarku, begitu saja terus sampai ladang gandum dihujani hujan coklat, dan jadilah koko crunch!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hell Queen
RandomSang Ratu Neraka. Sejak kecil, tepatnya saat aku berumur lima tahun, aku sudah menyandang julukan menyebalkan tersebut. Ini semua karena bakat- atau kutukan?- ku. Entah bagaimana caranya, aku memiliki bakat ilmu pyrogenesis; dimana seseorang bisa me...