Lost

675 45 3
                                    

Author mengucapkan Happy (super late) Easter, reader tercinta! Yah, seenggaknya Author udh ngucapin nyehe.
++++++
Alex Purnama.

Sesuai perjanjian kemarin, kami ketemuan di lobby Senayan City yang mewah banget itu. Meskipun aku memiliki penghasilan yang lumayan besar dari pekerjaan sampinganku sebagai street fighter, aku tidak begiru suka menggunakan uangku demi kesenangan semata, yang berarti aku sangat jarang ke mall mewah sejenis Senayan, atau PVJ di Bandung yang sering di tongkrongi anak-anak jaman sekarang. Oh ya, berhubung sekarang sudah bulan Desember, hiasan natal yang mewah dipasangkan pula. Tiang-tiang lampu yang berbentuk klasik dihiasi pita natal, pohon natal raksasa di pasangkan, pintu masuk dihiasi rumput yang menyerupai daun pohon cemara, lagu-lagu natal yang ceria berkumandang. Intinya, meriah banget deh. (Karena Vy dari Australi dan lagi summer break, sedang natal di Indonesia. Fun fact: natal di australi tuh lagi musim panas, kadang kita bisa liat santa lagi berseluncur di pantai lho).

Its the time of the year.

Jadi, wajar saja kan aku terkagum-kagum selama sepersekian detik dengan bangunannya?

Setelah memakirkan motorku di basement, aku berjalan bersama Aria menuju lobby tanpa membicarakan apapun, mengakibatkan suasana di sekitar kami jadi hening banget. Oke, Aria kenapa sih? Sejak aku meledeknya queen di biara, dia jadi pendiam begitu. Padahal aku setengah memujinya, lho. Memang mengakui hal ini memalukan banget, tapi menurutku dia terlihat seperti seorang ratu hari ini, bukan cantik. Yah, karena setiap hari juga dia sudah cantik, hanya hari ini saja aku melihat dia seperti seorang ratu. Dan bukan ratu yang jelek seperti Heart Queennya film Alice in the Wonderland, tapi ratu putihnya itu, aku lupa namanya. Aargh, di beri silent treatment memang tidak menyenangkan.

Aku menemukan Vy sedang bersandar di dinding sambil memainkan ponselnya. Hari ini dia mengenakan kemeja hitam bergaris-garis vertikal berwarna putih berlengan pendek yang dilapisi dengan rompi krem yang umumnya dikenakan bersamaan dengan dasi (Author: bukan rompi sekolah, tapi rompi yang sering dipakai cowok), celana kain hitam dan yep, sebagai aksesori dia mengenakan dasi hitam.

Begitu melihat kami, dia dengan ceria melambaikan tangannya. Saat kami berada di jangkauannya, dia sudah mencerocos duluan.

"Gue udah liat jadwalnya online tadi, ternyata film yang mau kita tonton baru mulai jam dua nanti, nih. Kita mau makan siang dulu aja?"

Aku dan Aria dengan cupunya mengangguk menyetujui Vy. Kamipun makan siang di cafe terdekat, apa daya, Senayan luas banget. Setelah kami memesan makanan kami, Vy memulai percakapan dengan Aria. Hmm, mungkinkah ini yang disebutnya acara get-together? Rasanya sama saja seperti acara sosialisasi yang membosankan.

"Jadi Ri, lo temen sekelas Alex?"
"Begitulah"
"Kok kayaknya lo lebih muda? Gue sempet ngira dia pedofil sama lo"
Wajah Aria memerah sedikit, sementara aku mengepalkan tinjuku. Aria berdeham lalu menjawabnya "Aku loncat kelas, Kak Vy"
Vy membelalak "Buseettt!! Lo pasti pinter banget!" pujinya secara berlebihan sambil bertepuk tangan, membuat beberapa orang di cafe menoleh ke arah kami. Aku menutupi wajahku dengan telapak tangan kananku. Dasar norak. "Tapi nggak usah pake tetek bengek semacem 'kakak' please, geli dengernya. Vy aja"
Aria menatap bingung Vy sejenak. Tentu saja, siapa yang tidak bingung ketika berhadapan dengan orang yang menolak sopan santun? "Oh iya, kak" ujar Aria latah sehingga memperoleh delikan dari Vy. "Eh maksudnya Vy" dia berdeham "Panggilam Vy tuh asalnya dari mana? Perasaan nggak ada mirip-miripnya sama nama kak-- err kamu" Kali ini aku yang menjawabnya "Lo tau anime Attack on Titan?" Aku bisa merasakan kuping Aria membesar mendengar nama anime favoritnya. Aku tahu dia sudah tahu anime itu, cuma buat basa basi saja "Yah, berarti lo tau Corporal Levy yang keren banget itu kan?" Dia mengangguk semangat. Nah nah, kalau dia begitu artinya dia nggak ngambek lagi kan? Eh, tapi kenapa pada awalnya dia ngambek? PMS kah? Kan aku tidak salah apa-apa "Iyep, dari situ nama Vy. Dia langsung jatuh cinta sama Levy, berhubung namanya mirip dia ikut-ikutan aja, padahal dia mirip sama si potato girl" Kami berdua sama-sama menahan tawa taktakala membayanngkan Vy memakan kentang dengan ekspresi bloon seperti Sasha Brauss, salah satu tokoh anime itu.

The Hell QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang