Moon: Gw bisa denger kalian. mhmm. Gw bisa denger suara gergaji mesin kalian, obor yang mau dilempar, dan suara reader bete yang tereak "KAPAN UPDATE HAH" tenang, gw masih hidup. Oh iya, daripada "Author", enak nyebut diri sendiri "Moon" aja deh, sesuai nama acc ini; mkmoonlight.
=====
Alex Purnama.
Aku memijat pelipisku sambil memejamkan mata, berusaha menghiraukan kekacauan yang sedang terjadi saat ini.
Kata kunci: berusaha.
"Anjrit! Ada laba-laba gede di pundak gue!"
"Tongkat, mana tongkat!"
"Lah, tongkat buat apaan-- Dude, jangan gebukin gue!"
"Jangan gerak-- eh sial, si laba-laba udah masuk ke baju lo!"
"Sebenernya kita ngapain sih disini?"
"The sky.. Me can touch it.."
"May! Jangan ngeloyor ke balkon!"
"Ooh.. *hik* The stars is on the groud.. walking.. talking.. to I~~"
"No, May. Its just the traffic and shit."
"Dia mabok berat sampe grammarnya kacau!"
"Apa orang mabok selalu seaneh itu? Maksudnya-- liat deh, sekarang dia mau ngelakuin handstand." yang tentu aja gagal total.
"Auw! Laba-labanya ngegigit pundak gue!"
Orang yang terlihat paling waras disini pun berusaha menetralkan keadaan -- yang tingkatnya setara dengan mission impossible-- tentu aja orang itu bukan aku yang sedari tadi menolak fakta bahwa tour kami gagal total. Sejak kapan aku mendapat peringkat "waras"? "Semuanya, gimana kalo kita tenang dulu, kalo kita terlalu berisik, polisi bisa dateng.."
Ironis, sedetik kemudian terdengar suara raungan siren polisi yang sejak dulu ingin kurusak.
"Fudge!" Aku memaki (Kita semua tau Alex ga neriakin kata itu, tapi kembarannya) "Orang yang tadi udah sadar terus ngelaporin kita!"
"Matilah kita."
"Gimana dong?""Kabuuur!"
Kami pun melompat dari bangunan.*suara narator spongebob* empat jam yang lalu..
Setelah menemukan Aria dalam posisi yang tak wajar, aku menunggunya bersiap-siap di teras biara. Aku sudah terbiasa dengan tingkah absurd Aria, tidur di lantai padahal jelas jelas disebelahnya ada kasur masih tergolong normal. Dia pernah mencoba untuk keliling biara dengan ember penuh air es di atas kepalanya. Katanya sih, buat ngelatih keseimbangan.
Jadi ingat, belum sampai 30 menit, sudah terdengar suara berdembum dan rentetan sumpah serapah. Saat menghampirinya, dia bersungut-sungut dengan tubuh yang basah kuyup dan sedang ngepel lantai "Persetan dengan meditasi dan keseimbangan, gue mau makan baso tahu aja!"
"Gue udah siap. Mana motor lo?" Tiba-tiba, orang yang baru saja dibicarakan nongol dengan penampilan kasual-- celana jeans panjang dan kaus polo hitam, sama denganku "Lho kok lo pake baju sama kaya gue?"
"Oh?" Aria terlihat baru sadar akan hal ini. Wajar saja sih, dia kan baru bangun, plus sekarang dia terlihat masih teler, kemudian mengangkat bahunya "Nasib deh, berangkat ajalah yuk." Ucapnya acuh tak acuh. Aku pun menyiapkan motorku, kemudian meluncur ke Jakarta, bersama Aria. Kami janjian di Monas, walaupun letaknya jauh, siapa tahu mereka sang turis mau berfoto ria dahulu, makanya aku juga yakin mereka sudah datang duluan.
Benar kan dugaanku? Kami menemukan mereka sedang berselfie ria di daerah monas dengan gaya seheboh-hebohnya. Banyak yang memelototi mereka, tapi kebanyakan cewek-cewek yang lewat menutup mulut mereka yg tersenyum sambil ber "aww" ria. Vy yang malang, selalu dikira cowok.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hell Queen
RandomSang Ratu Neraka. Sejak kecil, tepatnya saat aku berumur lima tahun, aku sudah menyandang julukan menyebalkan tersebut. Ini semua karena bakat- atau kutukan?- ku. Entah bagaimana caranya, aku memiliki bakat ilmu pyrogenesis; dimana seseorang bisa me...