Author: *cek udh berapa readersnya* *jantungan*
Author: Holy fu--mmph!
Aria: Author! *ngebekep author* nggak boleh ngomong kasar!
Author: *megap megap cari udara* *dilepasin* ohok-ohok!! *legaan* iya deh, sori :(
Author: Eniwei! Sumpah mati, author kaget readernya udah 900! 100 lagi udah nyampe goal aku! *nangis terharu*
Aria: *ngeliatin author nangis* ih jorok, ingusan gitu.
Author: *melototin Aria* kalo masih merepet gue matiin juga lo di chap ini.
Aria:....
Author: Ehm, jadi makasih banyak ya udah sampe segitu banyaknya! ^^ Btw itu di atas foto lambang yg di temuin Aria. Sama, boleh minta saran siapa yg bagus jadi Alex? (;-;) udah berapa hari Author galau nyariin foto yg sempurna buat ngegambarin dia...
+++++++
Paginya..
Pendeta Lucas Pierré."Ehm" aku berdeham untuk memecah keheningan yang canggung Sabtu pagi itu. "Jadi, semalam Alex di keroyok oleh sekelompok orang mabuk, jadi dia kesini buat ngobatin diri?" Kedua anak yang ada di depanku ini mengangguk secara bersamaan.
Semalam, saat aku hendak ke toilet untuk menuntaskan panggilan alam, aku melihat Aria tergesa-gesa ke dapur untuk mengambil kotak P3K, setelah itu kembali ke kamarnya. Aku heran, tapi memutuskan untuk menuntaskan urusanku terlebih dahulu, udah kebelet banget soalnya. Lalu, saat aku membuka pintu kamarnya, tahu-tahu saja aku melihat dia sedang dalam posisi ingin beranjak berdiri, tapi pergelangan tangan kanannya dipegang oleh laki-laki yang kuingat pernah membantu kami memadamkan gudang kami yang sempat kebakaran, dia sedang betelanjang dada dengan balutan perban di perutnya dan di sekitar pelipisnya.
Aku terperangah melihat mereka berdua, tapi kemudian menggosok kedua mataku, mungkin itu cuma imajinasiku. Yah, bagaimanapun juga saat itu aku masih setengah sadar. Aria buru-buru berdiri dengan wajah merah padam menjelaskan secara cepat (terlalu cepat sampai-sampai aku hampir tak mengerti apa yang di ocehkannya).
Rupanya Alex, anak yang memegang tangan Aria tadi habis di keroyok oleh sekelompok orang mabuk, barang-barangnya di rampas, yang tersisa darinya hanyalah kunci apartemennya. Jadi, berhubung dia di keroyok di dekat sini, dia buru-buru ke sini dan minta di obati. Cerita yang rada mencurigakan, karena dinilai dari tampangnya, dia lebih cocok jadi orang yang mengeroyok, tapi berhubung luka-luka itu sungguhan, aku memutuskan untuk mempercayainya.
"Saya juga butuh tempat tinggal sementara, senadainya disini ada tempat, saya boleh tinggal?" Imbuh Alex, yang membuat baik aku dan Aria membelalak.
"Lho, bukannya kamu punya kunci apartemenmu?" Tanyaku heran.
Sekilas aku melihatnya gelagapan, tapi kemudian dia menutupinya dengan sangat baik sampai kukira yang tadi hanya imajinasiku "Memang, tapi ini kunci apartemen teman saya. Kunci apartemen saya hilang, jadi sudah beberapa hari ini saya tinggal bersamanya. Tapi, mulai hari ini ke beberapa hari kedepan, keluarganya mau berkunjung, jadi mau tak mau saya harus cari tempat tinggal sementara." Ooh.
"Terus gimana sama apartemen lo? Barang-barang lo?" Kali ini Aria yang bertanya dengan khawatir.
Alex menyeringai "Tenang aja, gue udah biasa taro beberapa barang penting di apartemen temen gue, jadi sekarang tinggal perlu ngambil." Dia terdiam sebentar "Kalo kunci apartemen yang hilang, gue udah minta kenalan gue buat urus itu, sayangnya dia lagi pergi jauh, tapi kalo udh selesai dia pasti ngehubungin gue" Jelasnya kepada Aria.
Anak yang malang, sial benar nasibnya. Aku menimbang-nimbang keputusanku. Hmm, dia bisa saja sih tidur bersama Jo dan Andy, tapi kami tidak punya kasur lagi, jadi dia hanya bisa tidur di matras. Aku mengutarakan hal itu kepadanya, dan dia tidak keberatan sama sekali, lagipula dia hanya akan menetap disini selama beberapa hari kedepan sampai kenalannya itu selesai mengurus kunci apartemennya. Aku sempat khawatir mungkin saja masih lama selesainya, tapi Alex bilang dia sudah pergi sejak dua minggu lalu, jadi pasti sebentar lagi selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hell Queen
RandomSang Ratu Neraka. Sejak kecil, tepatnya saat aku berumur lima tahun, aku sudah menyandang julukan menyebalkan tersebut. Ini semua karena bakat- atau kutukan?- ku. Entah bagaimana caranya, aku memiliki bakat ilmu pyrogenesis; dimana seseorang bisa me...