Smile on her face
Acting happy all day
No one ever realize
Her soul dies every night.
*****
WARNING: ada adegan yang melibatkan banyak darah di chap ini, kalau ga kuat ato punya phobia sama darah, Author saranin buat ga baca chap ini, yah minimal adegan Luki pas masih kecil. Tapi kalo kepo, your curiosity wins ;)
*****
Aria Pierré.Dasar pembawa sial. Aku merutuki diriku sendiri. Sebelumnya Andy, kemudian Jo, Ayah, Maria, dan sekarang Luki dan Vy, yang sedang berbaring tak sadarkan diri di dalam sana.
Ini semua salahku.
Entah apa salahku pada takdir, aku jadi harus selalu membawa sial pada orang-orang di sekitarku. Sebelumnya aku lupa, aku sedang di teror oleh seseorang. Atau kelompok. Sebelumnya aku lupa, belakangan banyak kejadian tak sedap terjadi saat aku ada. Sebelumnya aku lupa, aku tidak aman. Dan karena itulah aku menurunkan kewaspadaanku, pada akhirnya kecelakaan ini terjadi juga.
Tadi, saat kami-- aku dan Alex keluar dari basement, kebetulan kami melihat Luki sedang menunggu sesuatu bersama Vy, aku hendak menyapa mereka, tapi saat aku melambaikan tanganku, Luki entah kenapa hampir jatuh dan tertabrak truk yang menerjangnya. Serta merta, aku, Vy, Alex-- teknisnya semua orang berteriak, tapi teriakan aku dan Vy lah yang paling kencang. Vy terlihat ingin menggapai Luki namun dia tidak bisa meraihnya, akhirnya sesuai yang diharapkan oleh seseorang yang mendapat beasiswa cabang olahraga lari, dalam kedipan mata Vy sudah menarik Luki jatuh bersamanya di aspal, setidaknya lebih jauh dari truk yang menolak untuk berhenti. Dasar supir truk keparat.
Ternyata Luki sedang menunggu taksi, tepat setelah kejadian itu, Vy menodong supir taksi yang malang itu dengan garang supaya ngebut ke rumah sakit terdekat. Supir taksi itu cepat-cepat menuruti Vy-- karena jujur saja, tampangnya seram banget. Ditambah efek wajahnya berdarah-darah, rambutnya berantakan, dan tubuhnya lecet-lecet. Bagaimana caranya masih bisa bergaya ala preman kelas kakap saat tenaga dan tubuhnya sudah terluka begitu membuatku kagum. Aku dan Alex mengekor di belakang mereka dengan motornya.
Dan disinilah kami, sedang menunggu mereka berdua di urus oleh dokter di balik ruangan yang tak boleh kumasuki. Keparat. Sekali-sekali aku harus mencoba membakar pintu sialan itu, tapi nanti kalau aku sungguh-sungguh mengganggu apapun yang dilakukan dokter untuk mengobati Vy dan Luki kan bisa berabe.
Tadi di pintu rumah sakit, aku masih bisa melihat Vy membopong Luki keluar dari taksi ke kasur roda, namun setelah dia sukses memindahkan Luki kesana, dia kolaps di tempat. Astaga, pasti sekarang keadaannya kritis banget, bagaimana kabar mereka berdua..?
Dokter akhirnya keluar dari ruangan itu, aku dan Alex menerjangnya dengan rentetan pertanyaan, tapi beliau hanya memberitahukan dengan nada datar bak robot jadul yang sudah harus ditendang secepatnya ke tempat pembuangan "Keadaan mereka berdua tidak bisa dibilang baik-baik saja, karena mereka berdua mendapat benturan yang cukup keras dikepalanya" Kata-kata dokter di bagian ini membuatku menahan nafas "Tapi," Imbuh beliau "Seandainya mereka sudah sadarkan diri, di keesokan harinya mereka diperbolehkan untuk pulang"
Yes!! Aku meloncat kegirangan karena tahu mereka akan baik-baik saja, sampai-sampai aku hampir memeluk Alex. Sebelum tanganku melingkupinya, masih dalam posisi terangkat dan mulutku terbuka lebar karena tertawa, aku membeku dan buru-buru kembali ke posisi semula sambil berdeham "Malu-maluin" aku mendengar Alex bergumam "Biarin" Aku mendesis padanya. Dokter didepan kami berdeham, menarik kembali perhatian kami padanya "Selama tiga jam kedepan, kalian dilarang keras untuk memasuki ruangan ini" Beliau menatap kami tajam "Mengerti?" Aku dan Alex menanggapinya setengah hati.
Kami memutuskan untuk kembali ke biara karena sudah malam, ditambah besok kan hari Senin, kami masih harus sekolah. Aku dan Alex bersepakat untuk menjenguk mereka berdua pulang sekolah.
*****
Luki Hadrianta.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hell Queen
RandomSang Ratu Neraka. Sejak kecil, tepatnya saat aku berumur lima tahun, aku sudah menyandang julukan menyebalkan tersebut. Ini semua karena bakat- atau kutukan?- ku. Entah bagaimana caranya, aku memiliki bakat ilmu pyrogenesis; dimana seseorang bisa me...