25

121 12 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 3 pagi, Changjin dan Sunwoo memutuskan tetap di tempat mereka duduk sambil menunggu teman-teman mencarinya datang.

"Nu, kamu kenapa suka sama aku?" Tanya Changjin.

"Emang kata siapa aku suka sama kamu" sahut Sunwoo.

Changjin merutuki mulutnya lagi yang ceplas-ceplos dan itu membuatnya malu dan kesal.

"Oh aku tau, bukan suka tapi cinta kan?" Lanjut Changjin.

Sunwoo terkekeh "binggo"

Changjin tersenyum lebar.

"Nu, ngantuk gak?" Tanya Changjin

"Gak"

"Laper gak?"

"Gak"

"Takut Gak?"

"Gak"

"Sayang gak sama aku?"

"G.... Ya" menoleh kearah Changjin.

"Ahahahah... Good boy gak kejebak ternyata. Padahal kalo kamu jawab 'Gak' aku mau marah" sahut Changjin.

Sunwoo terkekeh "untung langsung nangkep"

Kruuuuk

Sunwoo menegakkan punggungnya. "Jin, suara apa itu?"

"Perut gue kenapa gak tau malu sih"

Changjin mengelak "serigala kali"

"Serigala laper kali ya, keras banget bunyinya" ucap Sunwoo menahan tawanya.

"Ishh, udah tau pakek nanya!" Sahut Changjin mendengus kesal.

Dimata Sunwoo itu sangat menggemaskan.

"Disini cuma ada batu sama ranting mau?" Ucap Sunwoo

"Mau dibakar atau langsung dimakan?" Lanjutnya.

Changjin menatap Sunwoo kesal dan memukuli Sunwoo brutal.

"Aduhhh sakit oy"

Sunwoo menahan tangan Changjin "mukul sekali lagi aku hukum nih"

Changjin mengangkat wajahnya menantang Sunwoo.

"Apa?!"

"Aku cium"

"Ngancem" Changjin bersedekap.

Changjin diam menatap api unggun, lama-lama matanya sedikit berat.

Sunwoo tersenyum melihat Changjin yang diam.

"HOY"

Plakkk

"AAAAA SUNUUU!" reflek Changjin memukul Sunwoo keras.

"IHHH KAGET, NGESELIN BANGET!" Changjin memegang dadanya yang berdegup kencang.

Sunwoo menatap Changjin intens.

Mendapat tatapan seperti itu membuat Changjin menoleh ke Sunwoo.

"Ups" Changjin menyadari sesuatu.

"Sunu?" Changjin memanggil Sunwoo pasalnya dia hanya diam.

Cup

Bibir Sunwoo mendarat di bibir Changjin, Changjin sedikit terkejut tapi dia hanya diam, Sunwoo meraih tengkuk Changjin dan dengan gerakan lembut semakin menekankan bibirnya.

Melepas tautan bibir mereka, Sunwoo membuka mata dan melihat wajah Changjin yang memerah menggemaskan.

"Sunu...." Kedua tangan Changjin menangkup wajah Sunwoo dengan tatapan linglung, memejamkan mata seraya mendekat lalu kembali bersuara dengan nada lirih "jangan berhenti"

Gewoon Vrienden? || Kim SunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang