20
-SIde Story 1, Luca Finnegan
Sepanjang ingatan Luca, hanya ada pemikiran mengenai pengabdiannya di Kerajaan Frankish, untuk menjaga keselamatan Lady Celsia. Bahkan ketika majikannya kini telah berganti posisi menjadi seorang Ratu, tanggung jawab Luca tetap sama.
Berapa kali dirinya gagal menyelamatkan Celsia dulu?
Dua kali.
Sekali ketika Klaus menuduh Celsia menghianati Kerajaan Frankish.
Lalu kedua kali, ketika Klaus menculik Celsia.
Luca sadar bahwa dirinya sungguh seorang pengawal yang gagal. Seorang buta tidak kehilangan tongkatnya dua kali, tetapi Luca melakukan kegagalan sampai dua kali. Ia bahkan lebih buruk daripada seorang buta.
Tetapi Sang Ratu tidak mendendam, tidak menyalahkan, tidak mengusirnya. Dirinya malah dipercaya menjadi komandan, memimpin pasukan, dan bahkan naik tingkat menjadi pengawal pribadi Ratu.
Posisinya selalu seperti itu, dan akan selamanya seperti itu.
Karena itu, ketika sebuah tawaran pernikahan tiba untuknya, Luca menolaknya tanpa perlu berpikir dua kali. Ketika Celsia, sang Ratu bertanya kepadanya dengan wajah terkejut, Luca pun ikut terkejut.
"Kenapa kau menolaknya?"
"Hamba pikir itu adalah respon hamba yang seharusnya." Luca buru-buru membungkukkan badan. "Hamba minta maaf apabila Hamba salah memberikan jawaban. Hamba akan mengirimkan surat penolakan dengan sopan."
"Tidak, bukan..." Celsia mengibaskan tangannya buru-buru. "Luca, kau boleh berdiri." Celsia menatap Byron, sang Raja, yang tersenyum ke arah istrinya, seolah memberikan dukungan. "Mungkin kata-kataku ada yang salah?"
"Tidak ada kesalahan apapun dari Yang Mulia Ratu. Hamba hanya tidak pernah memikirkan bahwa suatu hari Hamba akan meninggalkan tugas Hamba sebagai abdi Yang Mulia. Status ini tidak akan berubah selamanya. Kecuali..." Luca pelan-pelan mengangkat wajahnya ketika dipersilahkan, dan memberikan tatapan terluka. "Kecuali, Yang Mulia tidak lagi membutuhkan Hamba dan bermaksud menukar dengan pengawal lain. Kalau itu yang Yang Mulia maksud, Hamba akan menerimanya."
"Oh, Luca, tentu tidak. Menukarmu? Itu sama sekali tidak pernah tercetus di benakku. Tentu saja tidak seperti itu. Aku hanya berpikir, kau punya jabatan bagus, penampilan menarik, bahkan tidak sedikit pelayan wanitaku menaruh hati padamu. Apakah pernikahan sama sekali tidak pernah terlintas di benakmu?"
"Tidak pernah, Yang Mulia," Luca menjawab jujur.
"Menerima tawaran pernikahan tidak berarti karirmu sebagai pengawal Ratu berakhir, Luca," Kali ini Byron ganti berbicara. "Kau tidak perlu buru-buru memutuskan, Luca.Hanya saja kau juga tidak perlu buru-buru menolaknya, kau bisa pergi ke Lombards dan mengunjunginya terlebih dahulu. Kau bahkan boleh mengambil cuti agak panjang untuk menengok keluargamu di Duchy of Carvilius. Setelah menilai sendiri calonmu, kau bisa kembali ke sini dan menyampaikan jawabanmu. Apapun jawaban yang kau berikan saat itu, kami berdua akan menerimanya sebagai keputusan akhirmu. Pernikahan adalah hal besar, tetapi bukan akhir dari sesuatu. Lagipula ini permintaan langsung dari Ambrose, kuharap kau bisa membantu adiknya sebentar sampai Ambrose kembali pulang ke Duchy of Hancock."
"Bagaimana dengan penjagaan Yang Mulia Ratu?"
Celsia tersenyum berterima kasih dan Byron tertawa. "Kami sangat mengagumi kesetiaanmu, tetapi sungguh, kau tidak perlu mencemaskan keselamatan Ratu setiap detiknya. Sebagai ganti kepergianmu, aku akan menempatkan pengawal tiga kali lebih banyak untuk menjaganya."
"Karena aku bahkan membutuhkan tiga kali jumlah lebih banyak dari seharusnya, kuharap kau bisa kembali dengan jawaban yang sudah kau pertimbangkan dengan matang, Luca. Ambil waktumu, tetapi pertimbangkan sebaik mungkin. Ingat, pengawal terbaikku selalu dirimu. Jadi, kau pun perlu memikirkan kehidupanmu, kebahagiaanmu. Ketika kau lebih bahagia dari sekarang, aku dan Byron pun akan merasa demikian. Memiliki kesetiaan seseorang tidak berarti membuatnya terpenjara tanpa kehidupan lain."
Luca merenungkan lama, masih sulit memahami artinya. Tetapi ia memutuskan untuk menerima perintah yang diberikan kepadanya. Lagipula, ada permintaan dari Ambrose yang terselip di dalamnya. Ia tidak kuasa menolak tanpa mempertimbangkan segalanya masak-masak.
Karena itulah, Luca pergi ke Lombards. Ia bepergian dengan efisien, hanya membawa sedikit barang yang kemungkinan akan diperlukan olehnya, dan tidak memiliki ekspektasi apapun terhadap wanita yang dijodohkan dengannya.
Tentu saja, ketika pertama kali bertemu dengan Beatrice Hancock, Luca terkejut. Ia sama sekali tidak melihat adanya kemiripan antara Ambrose dan adiknya.
"Panggil Bea saja," Bea menekuk lutut memberi hormat. Gadis itu menyanggul rambutnya naik, beberapa anak rambut nakal lolos di tengkuknya. Matanya lembut dengan wajah manis yang sepertinya mudah gentar dan menangis ketika digertak. Melihat sikapnya yang lemah gemulai, Bea terlihat seperti putri bangsawan yang dibesarkan dengan baik.
Pendapat Luca langsung dipatahkan ketika Beatrice dengan baik mempertahankan dirinya ketika memperkenalkan Luca di hadapan seluruh pejabat daerah Hancock.
"Kau berharap kami bisa menerima mata-mata yang dikirimkan Frankish sebagai pemimpin sementara?" Seorang pria tua meludah dan Luca mengernyit. Ia bisa paham pemikiran pria itu, tidak mungkin seorang asing dipercaya begitu saja sebagai pemimpin pengganti. Hanya saja, tindakan pria itu tetap tidak sopan.
"Sudah bagus kami mau menerima ketika tiba-tiba seorang wanita disuruh memerintah kami. Sekarang tiba-tiba antek asing lain muncul Keterlaluan sekali!"
"Seharusnya memang sejak awal kita menolak usulan pernikahan di Avar, Sayang sekali hal ini sampai terjadi, akibatnya sungguh membuat kita semua merasa rendah! Tidak cukup seorang wanita, kali ini ada lagi seorang pria asing tidak jelas!"
"Satu, walaupun aku wanita, aku tetap seorang Hancock." Beatrice yang sedari tadi diam, mendadak angkat suara, "Dua, Luca Finnegan bukan mata-mata. Ia lahir di Lombards, seorang Lombards, salah satu orang kepercayaan Yang Mulia Celsia Carvilius, yang kini menjadi Yang Mulia Ratu di Kerajaan Frankish. Hari ketika kalian menobatkan Ambrose menjadi Duke, kalian bersumpah setia kepadanya dan menerima dan menghormati kapabilitasnya sebagai pemimpin. Apakah sekarang kalian yang hadir di sini meragukannya?"
Semua bungkam.
"Celia Carvilius membuang ayahnya! Beliau diperlakukan seperti sampah di Frankish! Lihat kedua putrinya yang kini hidup sebagai rakyat biasa!"
Luca menatap ke pria yang baru saja bersuara, membuat pria itu berjengit takut. Ia hendak menegur pria yang berlaku tidak hormat itu ketika tiba-tiba tangan Beatrice meraih dan menahan lengan bajunya.
Beatrice lalu mengangkat dagunya dan menatap sekeliling dengan sinis. Sungguh ajaib karena di mata Luca, gadis yang berpostur mungil itu kini mendadak terlihat tinggi dan berwibawa. "Hal yang sama akan terjadi kepada kalian semua ketika kalian menentangku. Apakah mungkin perlu kuingatkan kepada kalian semua siapakah pemimpin kalian saat ini? Sekalipun hanya sementara, keputusan yang kubuat adalah mutlak atas nama Ambrose Hancock."
Sesederhana itu, mendadak Luca ingin tersenyum. Sesuatu berdetak dengan cepat di dadanya. Perasaan aneh yang membuatnya merasa hangat sampai ke ujung jari.
"Kau tidak perlu buru-buru memutuskan, Luca.Hanya saja kau juga tidak perlu buru-buru menolaknya"
Apa yang dikatakan Byron mendadak tercetus di benaknya. Berulang-ulang bagaikan syair puisi. Untuk pertama kalinya, Luca membenarkan perkataan Byron. Tampaknya ia perlu tinggal lebih lama untuk bisa menilai secara lebih objektif.
Perasaan Luca masih sama seperti ketika dirinya berangkat ke Lombards. Prioritasnya masih sama. Keselamatan sang Ratu dan pengabdian seumur hidup. Ia juga masih tidak memiliki ekspektasi apapun terhadap wanita yang dijodohkan dengannya. Tetapi, untuk pertama kalinya, Luca berpikir untuk menghilangkan sentimen negatif sebelum buru-buru menilai gadis yang dijodohkan dengannya.
Untuk pertama kalinya, Luca berpikir bahwa pernikahan dengan gadis yang berdiri dengan berani di sebelahnya walaupun tangannya gemetaran hebat, tidak terasa terlalu buruk.
>>>TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Alisia [18+] [COMPLETED]
Historical FictionPutri Alisia Boryanovna Dragomirov, putri mahkota dari kerajaan Avar adalah cerminan wanita cantik namun tangguh yang membuat banyak pria gentar. Anehnya, sekalipun Alisia tampaknya sama sekali berbeda dengan tipikal wanita yang diinginkan seorang A...