Lima Belas

5.4K 601 32
                                    

15


Tradisi lama Lombards dimulai. Para calon pengantin wanita berdiri berjejer di balik kain-kain yang digantung tinggi, sebelah tangan mereka terulur maju untuk disentuh oleh si pengantin pria.

Ambrose mendengar sambil lalu penjelasan salah satu tetua bahwa calon istrinya yang terpilih akan mengenakan gelang warisan keluarga Hancock agar mudah dikenali. Ia menoleh sekeliling dan menghela nafas lega karena upacara adat ini dilakukan hanya oleh kalangan keluarga, sehingga dirinya tidak perlu memilih calon istri di bawah tatapan Alisia.

Para wanita bersiap maju dan bergerak menuju dinding kain yang disiapkan. Ambrose merasa hatinya mencelus saat kebetulan menangkap sosok Dariya yang melempar senyuman malu-malu ke arahnya. Khas gadis Avar yang cantik, gadis itu punya tulang pipi tinggi dan dagu runcing yang indah. Dengan gaun berhiaskan bordiran rumit keemasan, Dariya sungguh terlihat elegan dan menonjol. Terlihat jelas bagaimana dirinya merupakan calon yang memiliki dukungan kuat di belakangnya.

Tangan para gadis terulur lembut, dan tetua mengucapkan pidato penyambutan mengenai prosesi acara. Bahwa acara ini merupakan tradisi turun temurun keluarga Hancock dalam memilih calon istri, dan bahwa siapapun yang menolak keputusan Ambrose berhak menyuarakan pendapatnya setelah pemilihan dilakukan.

Ambrose berjalan maju dan melangkah pelan, menyentuh satu per satu tangan yang terulur di depannya. Ia harus menyentuh semuanya dan menentukan pilihannya pada gadis yang mengenakan pusaka keluarganya. Kemudian, tirai kain akan terbuka. Prosesi upacara lamaran akan diadakan dan penentuan tanggal pernikahan diadakan setelahnya.

Ambrose ingin mengutuk dirinya sendiri.

"Tetapi ini..." Ia tertegun ketika menyentuh tangan Dariya yang mengenakan gelang. Ambrose bahkan lupa bahwa ia masih harus menyentuh tangan tiga gadis lain yang berada di barisan depannya, dan berhenti di sana cukup lama.

Dariya menarik tangannya pelan, mungkin jengah karena Ambrose terlalu lama menyentuhnya. "Oh, maafkan aku," gumam Ambrose sambil berdehem, lalu bergerak maju dan menyentuh tangan gadis lainnya. Tetapi sungguh... perasaan apa ini? Ada perasaan tidak asing saat dirinya menyentuh tangan Dariya.

Ambrose kembali dan mengenggam tangan Dariya. Jantungnya mendadak berdebar di tempatnya sementara pikirannya masih berkelana. Dinding kain dijatuhkan perlahan-lahan, menyingkap sosok semua wanita yang berdiri berbaris di belakangnya.

Ambrose ingin tertawa, lalu berteriak, lalu tertawa, dan berteriak lagi.

Sungguh, karena perasaannya tidak bisa berbohong ketika bersentuhan dengan tangan yang dikenalnya dengan baik, sejelas semua mimpinya di malam hari.

Para tetua dan pejabat daerah bertukar pandang bingung ketika menyadari bahwa sosok yang berdiri di balik dingin kain dan digenggam tangannya oleh Duke mereka adalah Putri Alisia Boryanovna Dragomirov.

"Astaga," entah dari mana Alexei muncul dan berpura-pura terkejut walaupun ia sebenarnya termasuk pihak yang ikut bersekongkol. "Ternyata kau ada di sana. Pantas saja aku tidak menemukanmu di mana-mana, Alisia."

Dariya muncul dari tirai yang lain, menjatuhkan diri dan berlutut. "Hamba memutuskan untuk mengundurkan diri dari pemilihan ini. Karena His Grace, Duke Hancock ternyata tidak bisa menebak yang mana diriku."

Alisia menunduk menyembunyikan pipinya yang memerah. "Kau seharusnya memilih pusaka keluargamu dengan benar."

Ambrose menatap Alisia bingung, dan baru menyadari bahwa gelang yang tersemat di tangan Alisia bukanlah pusaka keluarganya, melainkan kancing bajunya yang digunakan sebagai gelang oleh Alisia. Gelang pusaka keluarga Ambrose berada di tangan Dariya dan gadis itu tersenyum ketika melepaskannya lalu memakaikannya lembut ke tangan Alisia.

My Beloved Alisia [18+] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang