Dua Belas

5.5K 593 16
                                    

-Duchy of Hancock

“Menikah tidak seburuk itu.” Ambrose Hancock mengambil gelas di depannya lalu meminumnya.

“Kau pembohong yang payah,” Beatrice Hancock, adik tiri Ambrose berujar pelan sambil menggerakkan pisau, mengiris pelan steik yang dihidangkan di depannya. 

“Aku bersungguh-sungguh,” elak Ambrose.

“Di telingaku, kau terdengar seperti sedang berusaha meyakinkan dirimu sendiri. Hal ini membuatku sedih.”

“Aku lebih tidak suka kalau kau yang dikorbankan untuk menikah dengan Baron tua itu. Umurnya sebaya dengan ayah, Bea. Kau pasti gila kalau mau melakukannya.”

“Tentu saja aku tidak mau. Aku tidak punya pilihan.”

“Kau punya pilihan. Karena itu, aku akan menikah, supaya kau punya pilihan.”

“Astaga, Ambrose, aku tahu kau sangat bijaksana, dan begitupun semua orang melihatmu. Tetapi saat ini kau pasti tidak berpikir jernih.”

Ambrose melotot, tampak tersinggung. “Saat ini aku luar biasa waras dan berpikir jernih. Aku bahkan belum menyentuh alkohol sejak 72 jam terakhir.”

“Kalau kau pikir aku bodoh dan tidak tahu apapun, maka kau salah besar. Aku mendengar pergunjingan orang di luar sana, dan aku tahu bahwa kau punya hubungan spesial dengan Putri cantik dari Avar itu. Bagaimana mungkin kau menikahi orang lain, kalau begitu? Kau harus menikah dengan Putri itu bukan?”

“Pernikahan tidak ada dalam kamus Alisia.”

Bea mendesah, “Kalian bahkan saling memanggil nama kecil, manis sekali.”

Ambrose tersenyum muram. “Kau bahkan masih memimpikan kehidupan percintaan romantis seperti negeri dongeng. Aku tidak mungkin merusak mimpimu itu dengan membiarkanmu menikah demi aku.”

“Oh, hentikan menjadikanku sebagai alasan untuk mendorong dirimu ke jurang. Aku cukup kehilangan seorang Ayah. Aku tidak mau lagi kehilangan saudara laki-laki.”

Ambrose tergelak. “Aku toh akan menikah, bukannya bunuh diri.”

“Dengar, kehidupan pernikahan yang tidak kau inginkan itu sama seperti bunuh diri. Kau pasti akan tersiksa.”

“Astaga, dari mana kau mendengar kata-kata seperti itu?”

Kali ini, wajah Beatrice tampak bangga. “Hebat bukan? Aku sering menguping pembicaraan para pelayan.”

“Bea,” Beatrice menutup mulut, sadar sudah salah bicara ketika Ambrose memandangnya dengan tatapan memperingatkan. “Kuharap seorang lady tidak berlaku vulgar seperti itu, mencuri dengar pembicaraan orang lain, khususnya pelayan, bukanlah hal yang sopan.”

Beatrice mengangguk dengan pipi memerah malu. “Kukira kau tidak sekaku dulu, Kak.” Beatrice menggumam dengan wajah cemberut.

“Sebelum menjadi penasihat Raja, pekerjaan utamaku masih pendidik tata krama Kerajaan. Adikku seharusnya menjadi panutan nomor satu dari seluruh kalangan bangsawan.”

Beatrice mengangguk pelan dan menusuk-nusuk steik di depannya dengan pisau. Ia melempar lirikan ke wajah Ambrose yang lelah dan muram. Ayah mereka baru saja terkena musibah kecelakaan kereta kuda dan meninggal dalam perjalanan ekspedisi. Oleh karena itulah, Ambrose dipanggil dengan terburu-buru untuk pulang dan mewarisi gelar menjadi Duke of Hancock secara resmi.

Bersamaan dengan diwariskannya gelar kebangsawanan tersebut, Ambrose menerima satu penugasan lagi. Menikah. Mewarisi Duchy of Hancock berarti menjadi pemimpin keluarga yang sah, dan hal itu baru terwujud ketika Ambrose menikah. Ketika awalnya Ambrose menolak untuk menikah, sasaran beralih kepada Beatrice, adik tiri Hancock yang juga masih lajang.

My Beloved Alisia [18+] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang