Dua Puluh Tujuh

38 9 0
                                    

Sebelum tidur Ana memeriksa ponselnya. Benar saja, ketiga sahabatnya itu sedang mengobrol.

Ana membaca pesan itu satu per satu, ternyata mereka membicarakan kejadian tadi siang.

Selepas Ana pulang bersama Kevan, ternyata Alvin datang untuk menjemput Riri. Anya dan Anggi membahas Ana dan Riri dengan heboh.

Anggi : Nya lu liat g sih tadi, muka si Riri merah gitu pas kepalanya di elus elus sama si Alvin.

Anya : Iya Iya Nggi, tapi sumpah ya... gue liatnya aja baper woii.. ga kebayang dah kalo gue yang di elus elus awokawokawok

Anggi : iya Nya, kapan ya gue di elus elus sama si doi, ah tapi di elus elus dah kek kucing aja hahahaha

Riri : NGENES KALIAN SEMUA HAHAHA

Anya : Eh ada orangnya... kaborrrrr

Anggi : kabur kemana Nya?

Anya : Anya meninggalkan grup

Ana : HAHAHAHA LUCU KALIAN SEMUA AY LOP YU OL

Riri : Riri meninggalkan grup

Anggi : lah kok pada gitu sih... ikutan ahhh

Anggi : Anggi meninggalkan grup

Ana : TERSERAH

Ana terkekeh melihat kelakuan ketiga sahabatnya. Ana membuka aplikasi Wattpad.

“author kesayangan udah update belum yaaa” Ana bermonolog sambil mengecek fitur notifikasi.

Ana menghela nafas kecewa “yahh belum update, padahal janjinya hari ini”

“mungkin nanti”

Ana menutup aplikasi tersebut kemudian beralih ke Instagram. Ia hanya melihat melihat postingan postingan akun yang ia ikuti, tak menarik.

Ana menutup aplikasi itu. Ana memilih mendengarkan lagu sambil memejamkan mata. Setelah menemukan posisi nyamannya. Ana membuang nafas untuk hari ini.

Ana merasakan ada getaran dari ponselnya. Ia membuka kembali matanya, ia melihat notifikasi tersebut.

Orang itu lagi.

Ia adalah orang yang mengirimkan foto Ana saat sedang di maal bersama Kevan saat itu.
Ana menyimpan kontak tersebut untuk mengikuti permainannya.

‘Orang Gabut’ adalah nama kontak yang Ana berikan.

Foto tersebut menunjukan Kevan yang sedang menyodorkan kantong plastik pada Ana yang menunggu di motor.

Disana terdapat tulisan ‘1 hari aja ga deket deket, gabisa?’

Ana tersenyum melihatnya, “Enak juga ya punya haters, jadi banyak foto candid”

“Harus makin sering deket deket nih, biar makin banyak fotonya” Ana bergumam.

***

Ana sudah siap berangkat sekolah. Ia mengunci pintu lalu berlari menuju gerbang komplek.

Belum saja ia sampai tujuan, sang ojek pun datang.

“sorry telat, tadi kebelet” Ucap orang itu berhenti di depan Ana. Orang itu menyodorkan helm putih yang biasa Ana pakai.

“ga minta jemput juga” jawab Ana menerima helm yang disodorkan.

“ga usah debat, ayo dah siang”
Ana hanya berdeham, kemudian keduanya melaju menuju sekolah.

Tak ada percakapan yang mengikuti. Keduanya terdiam. Kevan fokus mengendarai motor mengejar waktu. Ana menikmatinya, ia sengaja membuka kaca helmnya, menutup matanya. Membiarkan angin menyentuh wajahnya.

Bodo Amat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang