Dua Puluh Tiga

160 16 4
                                    

Terlihat empat orang gadis yang masih bermain main di alam mimpinya. Sinar matahari mulai menyelinap masuk. Menonton film horror menjadi penyebab mereka bangun siang.

Salah satunya terbangun sambil menggaruk garuk kepalanya. “Bangun gaes, jogging yuk” katanya sambil menggoyang goyangkan bahu teman temannya.

Terdengar erangan secara bersamaan. “Rajin banget sih Nggi”.

Gadis yang bangun pertama itu menyeringai “Iya lah, gue kan calon istri idaman” jawabnya pede sambil mengangkat dagunya.

Anya memberikan timpukan bantal, “Mana ada calon istri idaman yang ngepel lantai kayak main becek becekan” ledek Anya lalu terbahak.
Ia teringat saat Anggi mengepel lantai rumah Ana, dan itu seperti main becek becekan.

“Sebahagia lu dah” Anggi meninggalkan Anya yang masih terbahak.

Anya menimpuk kedua sahabatnya yang masih terlelap. “woi Na, Ri, bangun, udah sore”.
Ana yang mendengar kata ‘udah sore’ terkejut, ia langsung bangun dari tidurnya dan berdiri dengan tegap. Ia melihat keluar jendela lalu kembali menatap Anya dengan geram.

“Tapi boong” ledek Anya lalu kembali tertawa.

Ana menatap Anya datar “Haha, ga lucu” setelah itu ia bergegas menuju kamar mandi.

Anya mendengus melihat respon Ana yang datar, bisa bisanya ia tertawa dengan nada dan wajah yang datar.

Anya melirik Riri yang masih terlelap, ia mengambil gelas berisi air yang ada di nakas, ia mencipratkannya pada wajah Riri. “Diem Nya”

Anya mendengus, ia memilih kedapur menemui Anggi yang sepertinya sedang membuat sarapan.

Ana selesai dengan urusannya di kamar mandi, ia menatap Riri yang masih saja di kasur “Ri, turun yuk, ada Alvin di bawah” Ajak Ana dengan santai.

Riri yang mendengar Alvin di bawah, langsung saja gadis itu menyibakkan selimut yang membungkusnya, ia langsung meninggalkan Ana yang menahan tawanya.

“RIAANAAAAAAAA” sudah jelas itu teriakan Riri. Ana tertawa semakin keras.

***

“Main yu” Ajak Anggi saat mereka sedang sibuk masing masing.

Ana yang membaca novel, Riri dan Anya bergosip ria dan Anggi hanya menoton ketiga sahabatnya.

Ana menutup novelnya “main apaan?” tanya nya sambil menaikkan alisnya.

“Mall yuk” ajak Anggi membuat ketiganya menoleh bersamaan.

“boleh, ada yang pengen gue beli sekalian” Setuju Ana.

Anya dan Riri hanya mengangguk saja “ngikut aja kita mah” jawab Riri sambil menyenggol Anya disebelahnya, Anya pun menganggukkan kepalanya.

“yaudah kuy”

***

Keempatnya tiba di salah satu mall di ibu kota. Tepat sekali, jam makan siang.

“makan dulu yuk” Anya mengajak ketiganya.

“kuy” jawab ketiganya kompak.

Ketiganya menuju sebuah restoran cepat saji.

Anggi dan Ana mengantre untuk memesan makanan mereka, sedangkan Anya dan Riri mencari tempat duduk mereka.

Cukup memakan waktu untuk mengantre karena sedang jam makan siang. Setelah menyebutkan dan membayar pesanan mereka, mereka kembali menunggu.

Setibanya Ana dan Anggi, Anya dan Riri langsung meletakan ponselnya.

Mereka langsung melahap makanan tersebut dengan diselingi gurauan Anggi yang tak lucu.

“Sekarang kita mau kemana?” tanya Anya

“Gue mau ke toko buku, kayak biasa, kalian terserah” Jawab Ana.

Seperti biasa, tidak ada yang kuat menemani Ana memilih buku, jadi biasanya ketiga sahabatnya itu memisahkan diri.

“Gue mau ke toko aksesoris” jawab Anya.

“mau ikut dong Nya” pinta Anggi.

“yaudah ayo, Ri lu mau ngikut gue atau Ana?” tanya Anya pada Riri di sebelahnya.

“gue mau nunggu kalian di Food Court aja deh” ketiga sahabatnya terperangah mendengar jawaban Riri.

“Itu ayam juga belum turun Ri, mau lu isi lagi?” tanya Anya bingung.

“Gue males muter muter, pengen makan aja” jawab Riri.

Anggi berdecak bingung,”yaudah,  yuk"

***

Maaf banget ya, aku udah kelewat lama sih ini updatenya. Beberapa bulan yang lalu aku ada problem hehehe. Maaf yaa
Insyaa Allah, mulai hari ini update setiap hari Selasa & Sabtu.
Makasih banyak buat kalian semuaaa.

Part ini juga sedikit banget, karena nanti di part selanjutnya aku buat 1000 words hehehe.

Makasih banyakkk ❤❤

Bodo Amat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang