Satu

4.8K 113 5
                                    

Ana melangkahkan kakinya menuju kelas dengan semangat, menyapa kembali setiap yang menyapanya jika itu perempuan, tapi jika laki laki, jangankan kembali di sapa, di lihat saja tidak.

Ana adalah nama panggilannya sebagai anggota OSIS yang aktif di kelas 11 ini sekaligus nama populernya sebagai The Most Wanted Girl.

Ketahuilah, Ana memiliki tiga sahabat, Anggi, Anya, dan Riri yang tinggal di Malaysia. Mereka berempat sama populernya juga disekolah. Ana sebagai Anggota OSIS, Anya gadis manis dengan gingsulnya yang merupakan anggota eskul PMR. Anggi yang ramah dan anggota club tari. Tapi Riri berbeda sekolah dengan mereka, mereka bersahabat dari Sd hingga Smp, orang tua Riri di pindah tugaskan di malaysia, maka Riri pun ikut.

Ana menarik nafasnya setelah tiba di depan kelasnya 11 ipa 1. Melangkahkan kakinya perlahan dan terkejut melihat Anya dan Anggi yang sudah duduk manis.

"Tumben udah dateng jam segini" ejek Ana melirik jam tangan hitamnya.

"Gini nih, serba salah kayak lagu raisa, dateng telat di omel, dateng cepet di komen" Anya mendengus.

Ana hanya terkekeh lalu meletakan tasnya di bangku sebelah Anggi.

Tiba tiba Anya menghalangi bangku yang akan Ana duduki. "Ini udah jadi tempat gue" ujar Anya langsung duduk di tempat yang tadi ia halangi.

"Terus gue duduk sama dimana?" tanya Ana pada Anggi sambil menunjuk dirinya sendiri dengan kerutan di dahinya.

"Maaf Na, lu duduk di belakang kita ya" ucap Anggi pura pura sedih sambil menunjuk tempat di belakangnya, lalu cengirannya menyusul saat Ana memajukan bibirnya.

Setelah duduk manis semanis yang ngetik -eh- Ana mulai mengeluarkan novelnya untuk menunggu bel masuk.

Tak mungkin jika tak mengganggu, Anya dan Anggi menyeringai jahil saat melihat Ana seserius itu.

"Na, katanya hari ini ada murid baru lho" Anggi yang sudah memutar bangkunya untuk menghadap Ana, memulai bicara.

"Iya Na, kalo misal murid barunya cogan, lo bakal tertarik ga Na?" Tanya Anya pada Ana yang mulai merasa terganggu. Pasalnya di antara mereka bertiga, yang paling tergila gila cogan itu Anya, dulu sih Ana tapi sekarang tidak.

Ana menutup novelnya lalu menatap kedua sahabatnya dengan serius.

"Cogan itu ga menjamin dia laki laki baik" ucap Ana datar.

"Iya deh iya yang udah berpengalaman lebih tau, akuh mah apah atuh, pake pembalut aja masih sering kebalik" ucap Anggi dengan lebay.

Anya menjitak dahi Anggi dengan gemas "jijik bego"

"Udah udah jangan berantem, nanti di kantin gue jajanin kalo ga berantem" ucap Ana menengahi, perdebatan mereka dan itu ampuh.

"Ogah gue di jajanin lo mah, pelit" ucap Anggi mendengus.

"Iya, kita kira di jajanin, di jajanin baso, atau somay atau apa kek yang bikin kenyang ehhh taunya, kita di jajanin basreng doang, mana cuma satu" Anya mendengus jika mengingat itu, Ana memang menyebalkan.

Ana terkekeh mendengar aduan dari Anya yang menurutnya lucu itu.

"itu 'kan baso, cuma di goreng jadi namanya basreng" tawa Ana meledak dan di susul oleh Anya dan Anggi, mereka tertawa bersama.

"Ana..." teriak seseorang dari depan pintu sambil melambaikan tanganya.

Ana yang merasa di panggil mengangkat kepalanya, lalu menganggukan kepalanya.

"Sebentar ya, kawan kawan ku yang aku cintai dan sayangi" ucap Ana sambil bangkit dari duduknya.

"Ga balik lagi juga ga ada ya nunggu Na" ucap Anya meledek.

Ana hanya mendengus lalu berjalan menuju Gina yang melambaikan tangannya tadi.

"Ada apa Gin?" Tanya Ana melihat Gina yang ngos ngosan.

"Lu di tunggu bu Riani di kantor" jawab Gina dengan nafas yang mulai tenang.

"Ngapain?"

"Kaga tau, udah sana cepet" ujar Gina lalu pergi meninggalkan kelas dan Ana yang terperangah.

Ana melangkahkan kakinya menuju kantor, sambil sesekali tersenyum pada perempuan yang menyapanya, ingat ya perempuan. Kalo bukan perempuan ya jangan harap deh.

Kriiiing....

Bel masuk sudah berbunyi, Ana melangkahkan kakinya semakin cepat saat mendengat bell masuk. Setelah beberapa saat, tibalah ia di depan kantor.

Ana memasuki kantor untuk menemui bu Riani, wali kelasnya. Ana menghampiri meja bu Riani, dari kejauhan Ana dapat melihat punggung seseorang.

Ana telah sampai di belakang orang itu yang duduk jadi bu Riani dapat melihat Ana di balik orang itu.

"Nah ini dia Ana" ucap bu Riani membuat orang yang membelakangi Ana memutar kepalanya menghadap Ana.

Ana sedikit terkejut melihat wajah orang itu, ganteng. Udah itu aja.

Untuk beberapa saat Ana memandangi wajah itu sampai ia tersadar karena ucapan bu Riani.

"Jadi Ana, dia murid baru, namanya Kevan Adhitama, tolong antar dia ke kelas 11 ipa 1." Jelas bu Riani.

Ana sedikit terkejut mendengar kelasnya disebut, mengingat tempat duduk sebelahnya kosong, tapi ia berharap masih ada tempat yang kosong lainnya.

"Kelas saya bu?" Tanya Ana memastikan.

"Iya" jawab bu Riani.

"Baik bu" jawab Ana sambil memberi senyumannya.

Ana pamit lalu berjalan menuju kelasnya tanpa berbicara sedikitpun.

Saat sudah di depan pintu kelas, ia tersadar, murid baru itu tidak ada di belakangnya.

Ia mendengus kesal. Lalu ia mencari murid baru itu dengan kesal.

Dari kejauhan ia melihat seorang laki laki yang terlihat kebingungan di depan toilet perempuan. Ana sudah menebak itu pasti murid baru yang tadi.

"Kenapa ga ngikutin gue?" Tanya Ana datar dibalik punggung lebar itu.

Pemilik punggung itu berbalik dan menunjukkan cengirannya. "Pengen banget sih di ikutin sama cowok ganteng" ucapnya dengan pede sambil menyisir rambutnya kebelakang.

"Cepet" ucap Ana datar lalu pergi menuju kelasnya, terserah deh si murid baru itu mau ngikutin dia atau nggak.

Murid baru itu menyamakan langkahnya dengan langkah Ana yang terhitung cepat.

Ia mengulurkan tangannya untuk pada Ana, untuk berkenalan.

"Ana" jawab Ana tanpa menyambut ukuran tanga murid baru itu.

Murid baru itu sedikit kaget, secara dia ini kan cowok ganteng, selama ini yang minta salaman sama dia banyak, dia yang minta salaman sama cewe juga ga pernah di tolak, ini pertama kali.

"Kevan" ucap Kevan pada Ana.


Bodo Amat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang