Ana melahap roti selai kacang sambil menatap Kevan di hadapannya. Merasa diperhatikan, Kevan balik menatap Ana lalu menaikkan sebelah alisnya.
"Kok lo baik sih Van?" Tanya Ana tiba tiba membuat Kevan hampir tersedak.
Kevan menetralkan suaranya lalu menjawab pertanyaan Ana dengan santai "emang lo maunya gue jahat gitu?"
Ana menggelengkan kepalanya "ya jelas nggak lah, ya kali gue mau temenan sama orang jahat"
Kevan terkekeh lalu bangun dari duduknya. "Ayok berangkat, ntar kesiangan"
Ana menyeruput sisa susunya digelas, lalu berjalan keluar rumah mengikuti Kevan depannya.
Menyalip kendaraan lain, membuat Ana menunduk sambil menutup matanya. Kevan yang merasakan cengkraman di jaketnya itu tersenyum tipis.
***
Menyusuri koridor berdampingan, menarik perhatian warga sekolah. Jelas saja, Ana sebagai The Most Wanted Girl disekolah berjalan berdampingan dengan Kevan si murid baru yang mempesona, mudah saja bagi mereka untuk mencuri perhatian.
Sebenarnya sudah dari kemarin Ana menjadi perbincangan. Jelas saja menjadi perbincangan, berangkat sekolah bareng, pulang sekolah bareng, bagaimana tidak menjadi trending topic di lambe turah sekolah. Ana sih udah biasa aja, ga tau deh sama Kevan.
Memasuki kelas bersamaan, mencuri perhatian para penghuni kelas tak terkecuali Anya dan Riri.
Ana menghampiri mejanya lalu meletakkan tasnya di atas meja lalu duduk manis di kursinya sambil menatap kedua sahabatnya yang sedang mengerutkan kening ke arahnya.
"Ada yang salah?" Tanya Ana penasaran
Riri menatap ada menyelidik "lo ada sesuatu ya sama Kevan?" Tanya Riri langsung.
"Iya, dari kemaren lo berangkat bareng Kevan mulu, lo main rahasia rahasiaan sama kita, hm?" Tambah Anya sambil menaikkan sebelah alisnya.
Ana menggeleng "gue sama Kevan ya temenan biasa kok, terus gue juga ga main rahasia rahasiaan sama kalian, kalian kan tau kalo gue ga bisa main rahasia rahasiaan sama kalian"
"Tenang aja, gue ga pinter bohong kok" lanjut Ana dengan kedipan sebelah matanya.
Riri dan Anya bergidik ngeri sejak kapan Ana jadi calm down gini, biasanya Ana selalu ngegas kalo ngebahas cowo.
***
"Hai Anya" sapa seseorang membuat Anya menoleh.
Anya tersenyum "hai juga Daffa"
"Kantin yuk" ajak Daffa dengan alis yang di naikkan sebelah.
"Gue mau sama Anggi aja" jawab Anya.
"Anggi mau ke kantin sama gue elah" sahut Angga yang baru saja datang.
Anya menoleh pada Anggi lalu Anggi menganggukkan kepalanya sambil nyengir "gue sama Angga ya, nanti di kantin juga ketemu"
Anya hanya berdeham lalu Anggi dan Angga meninggalkan kelas menuju kantin. Tak lama dari itu Anya dan Daffa menyusul.
Ana melihat kedua sahabatnya sudah minggat ke kantin jadi ingin cepat cepat ke kantin, tapi ia belum menyelesaikan catatannya.
"Kantin yuk"
Mengalihkan perhatian Ana dan Riri. Kevan yang mengucapkan kalimat tadi. Ana dan Riri jadi bingung sendiri eh- berdua. Ini yang di ajak siapa sih? Ga jelas banget.
Kevan mengibaskan tangannya di hadapan wajah Ana untuk menyadarkan Ana dari lamunannya.
"Kantin yuk Na" kini lebih jelas kalimatnya.
Ana ragu menerima ajakkan itu, ia harus mengajak Riri.
Ana menolehkan wajahnya pada Riri yang tersenyum masam. "Ri, lo-" belum Ana sempat melanjutkan omongannya, ponsel Riri berbunyi.
"Lo duluan aja Na, gue mau angkat telepon dulu" ucap Riri membuat Ana mengangguk mengerti lalu ia pergi menunju kantin bersama Kevan.
Riri menerima panggilan dari nomor tak dikenal itu dengan ragu ragu.
"Ayo ke kantin sama gue, gue tunggu depan kelas" ucap seseorang dari sana.
Kening Riri berkerut heran, sebab sebelum Riri bertanya siapa dia, sambungannya telah diputuskan secara sepihak.
Riri jadi penasaran, ia memasukkan semua buku buku di atas meja ke dalam tas dengan asal lalu keluar kelas dan melihat Alvin sedang membuang kaleng minuman ke dalam tempat sampah
Riri terdiam ditempatnya apa iya dia cowoknya?
Alvin menoleh, menyengir ke arah Riri. "Ga ke kantin lo? Bareng gue kuy" ajak Alvin menghampiri Riri lalu langsung meraih lengan kanannya, membawanya ke kantin.
Dari kejauhan, seseorang menatap kepergiannya dengan senyum paksa. "kena tikung lagi, aku gapapa"
***
"Eh Na, besok ke Mall yuk" ajak Kevan sehabis mengantarkan Ana pulang.
"Ayo aja" disusul dengan cengirannya yang Kevan suka.
"Ya udah, gue balik dulu ya, bye"
"Makasih ya, hati hati di jalan" ucap Ana sambil melambaikan tangannya.
Sudah beberapa hari ini, semenjak Kevan menjadi ojeknya. Ana jadi semakin dekat dengan Kevan, dan ia juga merasa nyaman dengan Kevan.
Setelah mandi Ana berjalan menuju dapur untuk memasak makan malam untuknya. Semenjak Bi Inah dan Pak Kardi, pulang kampung, ia jadi semakin senang di dapur.
Menatap makan malamnya di tengah keramaian televisi. Semenjak ia kenal Kevan, hidupnya tak seburuk yang dulu. Ia merasa lebih semangat.
Ting!
Ada whatsApp masuk, dengan semangat Ana lannsung membuka ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodo Amat Girl
Teen FictionKenalin namanya Riana, sering di panggil Ana. Populer karena baik, cantik, dan ramah. Pernah punya semangat hidup, tapi semangatnya pergi begitu saja. Kevan, murid baru di SMA Pancasila. Ganteng, dan suka tebar pesona. Sepertinya ia akan menjadi sem...