Lima Belas

1K 43 3
                                    

"Eh, lusa kita mau ngapain? Yang buat acara peduli sekitar" tanya Anya sambil melahap sepotong pizza.

"Mau jual makanan atau mau ngamen?" Riri bertanya.

"Jual makanan aja yuk, kalo ga laku bisa kita makan atau bagi bagi" Anggi menyarankan.

"Tapi mau ngejual apaan?" Tanya Ana.

"Yang mau masak siapa?" Tanya Ana lagi.

Dan ketiga sahabatnya kompak melirik ke arah Ana.

"Iye, mau masak apaan? Lirik lirik segala" tanya Ana saat menyadari ketiga sahabatnya memintanya untuk memasak.

"Risoles"

"Salad buah"

"Pempek"

Ana mengetuk ngetukkan jarinya di dagu "kayaknya gue ambil sarannya Riri deh, risoles aja ya?"

"Salad buah kalo ga dingin ga enak, pempek gue belum pede banget bikinnnya" Ana memberi penjelasan mengapa ia menolak kedua saran tersebut.

"Iya juga ya" Anya manggut manggut.

"Ya udah kita besok beli bahan bahanya, pulang sekolah aja, biar sekalian minta tebengan sama cowoknya" Anggi memberi ide.

"Nah, setuju" Anya dan yang lainnya ikut setuju.

***

"Eh nanti pulang sekolah jadi kan?" Tanya Anya memastikan saat istirahat kedua.

"Iya jadi, tadi gue udah bilang sama yang cowoknya, terus mereka setuju" jelas Anggi.

"Ya udah, gue ke perpustakaan dulu ya, mau balikin buku" Ana lalu beranjak dari tempatnya dan pergi menuju perpustakaan sekolah.

Setibanya Ana diperpustakaan, ia menulis tanda pengembalian buku di meja perpustakaan.

Ia meletakan buku itu di tempat semula, lalu kembali mencari buku yang sekiranya menarik.

Setelah mendapatkan buku yang lumayan menarik, ia membacanya sebentar di kursi yang tersedia.

"Pinjem ah" lalu Ana ke meja perpustakaan dan mencatat buku yang ia pinjam.

"Sambil nunggu bel masuk, gue ke taman aja kali ya" gumamnya lalu melangkah menuju taman.

Ia duduk dibangku berwarna putih itu dengan tenang, membuka novelnya dan mulai terbawa alur novel tersebut.

Dipertengahan halaman Ana mengernyit saat menemukan Sebuah foto berukuran kecil. Terdapat tiga anak kecil dalam foto tersebut. Dua laki laki dengan wajah yang agak mirip dan satu anak perempuan diantara kedua laki laki tersebut. Ana mengernyitkan dahinya 'kayak ga asing nih muka'

'Gue kayak pernah liat, tapi dimana ya, masi kecil gini, ya pasti gue lupa lah.' Batin Ana mengingat ingat.

Di lain tempat. Seseorang sibuk mencari buku yang baru saja ia kembalikan. Ia membuka daftar peminjaman buku.

Ah shit.

***

Ana dan ketiga sahabatnya menunggu Kevan dan yang lainnya di parkiran.

"Lu udah bilang kan tadi?" Tanya Riri memastikan.

Anggi menganggukan kepalanya yakin "udah kok, mereka juga udah oke."

Dari kejauhan Anya dapat melihat Daffa dan yang lainnya berjalan ke arah mereka.

"Maaf ya nunggu tadi kita ada keperluan bersama" jelas Daffa pada keempat gadis dihadapannya.

"Iya ga papa" sahut Anya santai.

"Ya udah, langsung laksanain tugasnya aja, udah pada tau kan?" Tanya Anggi.

Mereka semua mengangguk. Kevan menarik Ana menuju motornya, diikuti oleh Anya dan Daffa.

Mereka akan pergi ke toko perlengkapan kue.

Sedangkan Anggi bersama Angga dan Riri bersama Alvin. Mereka akan pergi ke supermarket.

Mereka akan berkumpul kembali di rumah Ana saat semua barang yang dibutuhkan sudah komplit.

"Toko nya yang mana?" Tanya Kevan sedikit keras agar tak mengulangi ucapannya.

Ana menunjuk salah satu toko bercat hijau di ujung sana, dan Kevan menganggukkan kepalanya.

Setelah menyebutkan bahan bahan yang di perlukan. Pelayan toko tersebut mengambilkan bahan bahan yang di sebutkan oleh Ana.

"Lo hapal bahannya? Tanpa liat catetan?" Tanya Kevan melongo.

"Ya kan cuma dikit bahannya" jawab Ana santai.

"Bahan segitu banyak lo bilang sedikit?" Kevan melebarkan matanya.

"Lebay lo" ledek Ana lalu menyentil kening Kevan.

"Ini apaan sih, malah pacaran di toko kue gini, ga romantis amat" sewot Anya yang ada di sebelahnya.

"Dasar jomblo, ngiri aja lo" ledek Kevan sambil menjulurkan lidahnya.

"Kata siapa Anya jomblo? Dia cewe gue" ucap Daffa tiba tiba sambil merangkul Anya.

Ana menahan tawanya saat melihat Anya menegang dan pipinya memerah.

"Alah, ga percaya gue" sahut Kevan.

"Ih apaan sih, udah ah, ayo ke rumah gue, kabarin yang lainnya" lerai Ana lalu menarik baju Kevan menuju motor Kevan.

***


Bodo Amat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang