"tuh kan hujan, untung aja pake mobil" ucap Ana sambil melihat keluar jendela.
"Iya Na, gue gagal modus tapi" gumam Kevan namun tedengar oleh Ana pada kata 'modus'.
Mereka pun tiba di basement sebuah pusat perbelanjaan.
"Itu banyak yang kosong, lu mau nyari kemana?" tanya Ana bingung.
"Gue mau nyari yang deket pintu masuk, biar princess gue ga kejauhan jalannya" Jawab Kevan lalu mengedipkan sebelah matanya pada Ana.
'Cuma gitu doang masa jantung ga karuan, gue kan udah terlatih di baperin abang cogan wattpad. Normal please' keluh Ana membatin. Tangannya terus mengipas ngipas wajahnya yang terasa panas.
"kenapa?" tanya Kevan saat melihat Ana terlihat mengatur nafasnya.
"laper, ayo makan" ajak Ana lalu berjalan cepat menuju pintu masuk.
Karena terburu buru Ana tidak melihat kanan kiri saat menyebrang.
Tinn tinn
Kevan berlari lalu tangannya mencoba meraih tangan Ana, dan langsung ia tarik kedalam pelukannya. Ana dapat merasakan detak jantung Kevan yang cepat, tak kalah dengan jantungnya yang juga berdetak dengan cepat. Kevan mengelus ngelus rambut belakang Ana.
"lain kali, nyebrang liat liat, hati hati" Kata Kevan sambil terus mengelus.
Kevan dapat merasakan anggukan kepala Ana lalu bersuara kecil "makasih"
Ana menjauhkan tubuhnya dari pelukan Kevan, "Ayo makan"
***
Setelah Ana dan Kevan selesai makan, Ana meminta Kevan untuk menemaninya di toko buku.
"Lo duduk aja disana, gue mau keliling keliling nyari novel" kata Ana sambil menunjuk ke arah tempat duduk di dekat pintu masuk.
"Tujuan gue kan nemenin lo, kalo gue duduk disana, yang nemenin lo siapa?" tolak Kevan lalu menggenggam tangan Ana.
Ana merasa jantungnya berdetak tak karuan, ia melepaskan genggaman tersebut. Kevan selalu mengikuti kemana Ana pergi. Bolak balik pada rak yang sama, membaca lalu membandingkan dekskripsi cerita dari bagian belakang novel.
'cewe kalo mondar mandir rak buku gini kaki nya kuat ya, tapi kalo jalan ke gerbang komplek udah ngeluh cape' Kevan membatin heran.
Ana melihat Kevan yang melamun, "mau duduk?" tanya Ana sambil melambaikan tangannya di hadapan wajah Kevan.
Kevan tersadar lalu menggeleng cepat. "engga kok, santai aja" elak Kevan.
"udah kok, gue ke kassa dulu ya" Ana pergi dan diikuti oleh Kevan.
Setelah petugas kasir menyebutkan jumlah yang harus dibayar, Kevan langsung memberikan beberapa lembar uang pecahan seratus ribu rupiah.
Ana memelototi Kevan, Kevan terkekeh melihat Ana yang terlihat imut. Kevan mengambil plastik tersebut lalu merangkul Ana keluar toko buku tersebut sambil sesekali mencium puncak kepala Ana.
Ana tak bisa melawan, ia tak ingin tapi ia menyukainya. Ia akan menikmati detak jantung yang tak karuan dan wajah yang memanas.
Keduanya sudah kembali duduk dalam mobil, Ana kesulitan menahan perasaannya untuk berteriak.
Kevan memperhatikan Ana yang terus menggigiti bibirnya. "Ngapain di gigitin? Mau gue gigit?"
Ana mendadak membatu, semuanya seakan berhenti. Ia menoleh perlahan ke arah Kevan, lalu menutup bibirnya menggunakan kedua tangannya.
Ana panik membeku, saat Kevan mendekati tubuhnya. Ana dapat melihat mata Kevan terarah pada bibirnya. Semakin dekat, ia dapat merasakan nafas laki laki itu. Ana reflek menutup mata, lalu terdengar bunyi 'klik'. Ana membuka matanya, ternyata Kevan memasang seat beltnya. Ana merasa sangat malu, rasanya ingin menghilang saja.
Di perjalanan menuju rumah Ana tak ada yang memulai bicara, hanya suara radio yang mengisi keheningan. Lagu 'Bila Tiba' milik Ungu terputar. Ana jadi teringat sinetron AZAB di salah satu stasiun televisi. 'kenapa lagunya yang ini?' Ana membatin jengah.
Ana merasakan getaran ponselnya. Ia membuka foto kiriman Anya. Ia terperangah saat melihat foto tersebut. "kok bisa?" gumam Ana membuat Kevan menoleh. "kenapa?" tanya Kevan bingung.
"Kok Anya punya foto ini?" tanya Ana sambil terus menatap ponselnya.
Kebetulan sedang lampu merah, Kevan mengambil ponsel Ana. "Boleh juga nih kang fotonya, bagus Na fotonya" ucap Kevan senang lalu ia mengirim foto tersebut ke ponselnya.
Ada Kevan yang sedang memeluk Ana pada foto tersebut, dan ada juga saat Kevan mencium puncak kepala Ana.
"Iseng banget sih Anya, ngapain coba kaya gitu?" Ana menggerutu.
Kevan terkekeh, "Biarin aja sih babe, kan ga ganggu juga"
"Siapa bilang ga ganggu?" geram Ana lalu mendengus.
"Ya udah besok aku omelin Anya" ucap Kevan lalu meraih tangan Ana dan mengecupnya singkat.
'Please gue mau cepet sampe rumah' Ana membatin kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodo Amat Girl
Teen FictionKenalin namanya Riana, sering di panggil Ana. Populer karena baik, cantik, dan ramah. Pernah punya semangat hidup, tapi semangatnya pergi begitu saja. Kevan, murid baru di SMA Pancasila. Ganteng, dan suka tebar pesona. Sepertinya ia akan menjadi sem...