Tiga

1.7K 72 3
                                    

Setelah beberapa saat ruangan OSIS dipenuhi bisik bisik, siapa yang akan menjadi anggota OSIS baru dengan mudahnya?

"Panggilan kepada Kevan Adhitama, murid kelas sebelas ipa satu, di tunggu di ruang OSIS secepatnya. Sekali lagi, panggilan kepada Kevan Adhitama, murid kelas sebelas ipa satu, di tunggu di ruang OSIS secepatnya. Terima kasih."

Suara dari pengeras suara itu menjawab semua pertanyaan yang di bahas oleh pengurus OSIS yang lainnya.

Ana terperangah 'kampret, kalo gitu gue ga setuju tadi, kalo gini ceritanya, gue bakal sering liat muka dia yang ganteng tapi nyebelin itu.' Ana membatin kesal lalu mendengus, ia baru saja mengatakan bahwa Kevan ganteng, untung saja dalam hati, kalo keceplosan, bisa malu Ana.

Ruangan OSIS semakin ricuh saat para pengurus itu tahu bahwa pengganti Gilang adalah Kevan. Siapa yang tak tahu Kevan? Baru saja beberapa jam menjadi murid di sekolah ini, tapi seantero sekolah sudah mengetahuinya. Itulah keajaiban dari kharisma seseorang.

Suasana ruangan yang ricuh tiba tiba kembali tenang, karena Doni telah membuka pintu, dengan seseorang di belakangnya.

Doni melangkah maju untuk mendekat pada pak Rizal.

"Ini Kevan pak, saya izin duduk pak" ucap Doni lalu meninggalkan Kevan yang berdiri menghadap pak Rizal, sama dengan membelakangin pengurus OSIS yang lainnya.

Pak Rizal bangkit dari duduknya lalu membalikkan tubuh Kevan sehingga para pengurus OSIS dapat melihat wajah tampan Kevan.

"Jadi semuanya, perkenalkan dia adalah Kevan, anggota OSIS kita yang baru" ucap pak Rizal semangat sambil menepuk bahu Kevan pelan.

"Sekarang ada yang mau bertanya? Satu satu ya! Angkat tangannya dulu!" Tanya pak Rizal.

Dion, teman Doni yang dikatakan kembaran Doni nyatanya tidak, ia mengangkat tangannya.

"Pak, Kevan ini 'kan murid baru, kenapa dia bisa langsung jadi anggota OSIS?" Tanya Dion dengan heran.

"Setelah bapak lihat dari pengalaman eskul, dulu saat SMP, Kevan ini pernah jadi Ketua Osis." Jawab pak Rizal semangat.

Lalu Gina mengangkat tangannya

"pak misalkan kerjanya Kevan ga bagus? bagaimana?" Tanya Gina heran.

Ana yang di sebelahnya pun berdoa semoga jawabannya 'di ganti' karena Ana memiliki sebuah rencana untuk menggantinya lagipula Ana tak ingin berlama lama dengannya.

Pak Rizal tersenyum mendengar pertanyaan Gina.

"Bapak percaya sama Kevan"

Setelah itu pak Rizal menutup rapat dadakan tersebut dan meninggalkan ruangan.

"Woi Kevan, berdiri mulu, ga cape apa? Duduk sini" goda Dion pada Kevan yang kemudian terkekeh dan duduk di sebelah Dion.

Ana mengajak Gina untuk meninggalkan ruangan OSIS, tapi ternyata Gina tertarik dengan Kevan.

Ana meninggalkan ruangan tersebut sambil mendengus.

***

Kedua orang tua Ana sangat sibuk, mereka berdua kini sedang di luar kota. Ana di rumah bersama bi Inah, sebagai asisten rumah tangga dan pak Kardi sebagai supirnya.

Kedua orang tua Anya dan Anggi juga sama sibuknya. Ya begitulah mereka, untung saja mereka saling melengkapi dan menyayangi jadi tak ada yang merasa kesepian. Untuk menginap mereka sering pindah pindah, kadang di rumah Ana, kadang di rumah Anya atau di rumah Anggi. Begitu saja terus.

Hari ini adalah giliran di rumah Ana. Mereka sedang memakan Pizza yang tadi di beli dalam perjalanan pulang.

"Si Kevan murid baru itu jadi anggota OSIS baru?" Anggi memastikan dari apa yang Ana ceritakan.

"Iya, aneh banget emang" jawab Ana bingung.

"Aneh apanya?" Tanya Anggi lagi.

"Ya aneh lah, dia kan murid baru, kok bisa langsung jadi anggota OSIS" frustasi Ana.

"Iya juga ya, kok bisa ya?" Anya malah balik bertanya.

"Stalking aja" saran Anggi membuat Ana dan Anya bingung.

"Iya stalking, kali aja ada info" Anggi memperjelas ucapannya.

"Ya udah gue aja yang ngestalk" ucap Anya dan mengambil ponselnya.

Sambil menunggu Anya ngestalk, Ana dan Anggi sibuk dengan pizza mereka. Tak butuh waktu lama, Anya mulai menarik salah satu ujung bibirnya.

"Yay.. dapet.." ucap Anya tiba tiba.

Anggi langsung bangkit dari duduknya berlari menuju kamar mandi dan kembali lagi membawa sesuatu.

Anggi langsung menyodorkan itu pada Anya.

"Cepet pake, nannti tembus" kata Anggi sedikit teriak.

1 detik

2 detik

3 detik

Anya dan Ana tertawa kencang sekali, mereka berdua tertawa sampai sedikit sakit perut, dan Anggi bingung melihat itu.

"Ada yang lucu emangnya?" Tanya Anggi masih belum mengerti.

"Gini nih, namanya kenyang bego" Anya terbahak kembali.

Ana menghentikan tawanya "Anggi, maksud Anya itu dapet akunnya Kevan, bukan dapet hadiah bulanan" jelas Ana lalu tertawa lagi.

Anggi terperangah mendengar itu, untung saja mereka ini sahabatnya.

Anggi berjalan menuju kamar mandi untuk kembali menyimpan sesuatu ituuuu.

Setelah Anggi kembali, mereka mulai melihat lihat akun Kevan.

"Kok ga ada foto Kevannya sih"

Ya, memang di akun instagram Kevan hanya ada foto foto pemandangan, dan objek benda mati lainnya.

"Tapi ya gue bingung dari tadi, kita itu ngestalk Kevan buat apa sih?" Tanya Anggi heran sendiri sambil menggaruk kepalanya yany tak gatal.

Ana dan Anya mendengus bersamaan.

"Kan tadi lo yang kasih saran ngestalk Anggiaaaaaaaa" geram Ana dan Anya bersamaan.

***

Pagi ini Ana dan kedua sahabatnya sedang sarapan bersama. Mereka menyantap nasi goreng buatan bi Sari.

Setelah menyantap sarapan mereka berangkat meunuju sekolah bersama.

Mereka berangkat dengan senyum merekah karena hari ini terdapat pelajaran olah raga di jam pertama.

Mereka menyukai pelajaran olah raga, kalo kata mereka sih serasa istirahat soalnya kayak bebas gitu. Bisa nyantai di bawah pohon cuuy.

Setelah beberapa lama menempuh perjalanan menuju sekolah akhirnya mereka tiba di sekolah.

Mereka berjalan beriringan menuju kelas sambil menyapa beberapa teman yang lainnya.

Mereka memasuki kelas dengan senyum lebar yang menghiasi wajah cantik ketiganya.

Bodo Amat GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang