***
"Lu salat ga Ri?" Tanya Ana yang berdiri di sebelahnya.
"Ga, lagi jadi perempuan gue" Riri menjawab sembil menunjukan giginya.
"Gue juga tau kali, siapa yang bilang lu laki laki" jawab Ana datar.
"Cape gue punya temen kayak lu" Riri bangkit memberi jalan untuk Ana.
Ana berjalan menuju mushala, Anggi dan Anya sudah duluan tadi.
Sedangkan Riri? Ia sedang meringis di kelas. Biasa perempuan.
Seseorang memasuki kelas dengan santai menyeruput teh kemasan.
Ia melihat Riri yang meringis kesakitan.
Orang itu menghampiri Riri dengan penasaran.
Ia menepuk pundak Riri. Riri menengadahkan kepalanya.
"Kebetulan ada lu Daf, gue minta tolong ya"
Daffa mengernyitkan dahinya, "tolong apaan?"
"Beliin jamu datang bulan di mini market seberang"
"Oo, iya tunggu bentar ya, tapi nanti jajanin siomay ya"
Riri hanya mengacungkan ibu jari kanannya.
Setelah itu Daffa langsung melesat menuju minimarket.
Di mini market Daffa bingung memilih yang mana karena ia lupa untuk bertanya pada Riri, varian apa yang Riri butuhkan.
Daffa membaca satu persatu dari kemasan ke kemasan. Fix, ia memutuskan memilih varian original walau hatinya masih ragu tapi ia pernah melihat botol tersebut di kulkas rumahnya.
Beberapa menit kemudian, Daffa tiba di kelas dan Riri masih saja meringis. Daffa menyodorkan jamu yang ia beli lalu langsung di teguk habis oleh Riri.
"Makasih ya Daf, gue jajanin nya nanti ya, masih nyeri soalnya"
Daffa mengangguk "iya santai aja kali Ris"
Daffa mengambil botol kosong itu kemudian membuangnya diluar kelas.
Dan
"Lu minum gituan Daf?" Tanya seseorang yang tiba tiba ada di belakang Daffa.
Daffa hampir saja terjungkal kebelakang karena terkejut. "Anjir, lu kalo mau ngagetin bilang dulu napa" ucap Daffa sambil mengelus dada kirinya.
"Jawab dulu pertanyaan gue njir, lu minum gituan Daf? Lu normal kan? Lu ga setengah kan?"
Dan sebuah jitakan pun jatuh di kening Angga.
Angga pun mengelus keningnya yang agak memerah.
"Sakit anjir"
"Lagian lo, ngomong sembarangan aja"
Daffa melangkahkan kakinya menuju kantin, meninggalkan Angga yang mendengus kesal.
***
Ana dan kedua sahabatnya berjalan menuju kelasnya.
Ana melihat Riri yang meletakan kepalanya di meja.
"Masih sakit Ri?" Tanya Ana yang sudah duduk di sebelahnya.
"Udah ga terlalu kok, tadi udah minum jamu datang bulan"
"Lu jalan ke minimarket Ri?" Tanya Anggi bingung.
"Ga, tadi di beliin Daffa" jawab Riri
Anggi hanya berooh ooh saja.
Sedangkan Anya memajukan bibirnya
gitu ya? Anya berkata dalam hati.
Setelah memasukan mukena kedalam tas masing masing, mereka ber empat berjalan menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodo Amat Girl
Teen FictionKenalin namanya Riana, sering di panggil Ana. Populer karena baik, cantik, dan ramah. Pernah punya semangat hidup, tapi semangatnya pergi begitu saja. Kevan, murid baru di SMA Pancasila. Ganteng, dan suka tebar pesona. Sepertinya ia akan menjadi sem...