Jam dinding masih menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit. Jinyoung dan Jisoo pun masih sibuk dalam alam mimpinya masing-masing. Namun, seorang pria sudah sampai di kediaman itu. Membawa satu buah koper berukuran sedang, dengan wajah lelah, dan pakaian serba hitam yang biasa Ia pakai.
Awalnya pria itu tidak yakin apakah Ia sudah sampai di tempat yang tepat. Karena tempat itu begitu sepi, bagai rumah yang sudah lama ditinggalkan. Namun, satu buah mobil dan motor yang terpakir rapih di pekarangan baginya sudah cukup menjadi tanda kehidupan di tempat ini.
Pria itu memasukkan kunci pada pintu utama, yang tentu saja membuatnya berhasil masuk. Sinar mentari pagi berhasil masuk lewat kaca-kaca besar di sudut ruang.
Pria itu melangkah perlahan, sekaligus mengamati berbagai sudut rumah. Namun, langkahnya terhenti begitu melihat seseorang- tidak. Lebih tepatnya dua orang yang sedang tertidur di balik sofa.
"Khem", Pria itu berdekham berusaha menunjukkan kehadirannya, tapi enggan membuat keduanya terkejut.
Jinyoung menoleh, matanya membulat. Begitu melihat Pria tersebut.
"Kalian gua telfon semaleman ngga bisa. Ternyata lagi asik kelonan ya?", ucap Pria itu yang kini menyilangkan kedua lengannya di depan dada.
Jinyoung menoleh ke arah Jisoo. Takut gadis itu terbangun. Namun, hal lain mengejutkannya. Posisinya saat ini yang lebih mengejutkan dibandingkan kehadiran pria itu.
Kini tubuh Jinyoung di apit oleh sandaran sofa dan tubuh Jisoo, dengan lengan kirinya sebagai bantalan Jisoo serta lengan kanan yang mendekap gadis itu erat.
"Lo-", ucapan Pria itu terputus kala Jinyoung membulatkan matanya dan menatap tajam ke arah Pria tersebut dengan jari telunjuk di depan mulutnya seakan memberi peringatan pada Pria itu untuk tetap diam.
Pria itu terkejut dan tanpa sadar menuruti keinginan Jinyoung. Jinyoung kembali memberikan isyarat pada Pria itu untuk pergi ke arah kolam renang yang berada di luar. Lagi-lagi Pria itu menuruti perintahnya.
Setelah melihat Pria itu pergi, Jinyoung kembali menatap gadis dalam dekapannya yang masih tertidur lelap.
Dalam dekapannya Jinyoung bisa merasakan napasnya yang tenang, aroma bayi di tubuhnya, rambut halus yang terurai, tidak lupa dengan wajah lelahnya.
Perlahan ingatannya mulai kembali. Jinyoung teringat pukul tiga pagi Jisoo tiba-tiba saja terbangun dan dengan setengah sadar Ia berkata tidak ingin tidur lagi. Tapi, Jinyoung menahannya. Jisoo yang sudah duduk, Jinyoung tarik untuk kembali berbaring. Sementara, Jisoo yang masih setengah sadar tidak mampu menahan tubuhnya untuk mengelak atau sekedar menahan diri agar tidak terbentur dengan tubuh Jinyoung. Akibatnya, tubuh Jisoo mendarat tepat di atas tubuh Jinyoung. Awalnya Jisoo sempat mengelak, namun sentuhan lembut Jinyoung yang menenangkan dapat membuatnya kembali ke alam mimpi.
Jinyoung mengulum senyumnya. Ternyata lucu juga kalau diingat-ingat. Gadis yang selalu tersenyum dan penuh pertanyaan ini saat tidur ternyata lebih menggemaskan. Padahal melihat pipinya yang memerah saja sudah sangat menggemaskan. Ternyata ada hal yang lebih menggemaskan lagi dari dirinya.
Tiba-tiba saja terlintas di benak Jinyoung, rasanya Ia ingin melihat pemandangan seperti ini setiap pagi.
Selama sibuk dengan gadis dalam dekapannya, Jinyoung merasa seseorang sedang memperhatikannya. Ah. Tentu saja Pria itu sedang memperhatikannya dari balik kaca besar yang menghadap ke arah kolam renang. Jinyoung yang enggan pergi dari posisi itu terpaksa bangkit. Jinyoung bergerak perlahan, agar Jisoo tidak terbangun.
Jinyoung sedikit merenggangkan tubuhnya yang kaku sebelum melangkah mendekati Pria itu.
"Udah ngapain aja kalian?", ucap Pria itu begitu Jinyoung menutup pintu pembatas antara ruang tengah dengan kolam renang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You
FanfictionKetakutan terbesar apa yang dimiliki oleh manusia? Dikhianati? Sakit? atau Kegagalan? Setiap orang memiliki ketakutan terbesarnya masing-masing. Termasuk Gadis ini, Gadis yang belum lama Jinyoung temui. Gadis itu tidak takut terluka, Ia tidak takut...