38. Lalat Penganggu

62 10 1
                                    

Jisoo menutup kembali ponselnya dan mengambil satu cookies di atas piring. Kini hanya tersisa dua cookies di atas piring tersebut.

"Permisi", ucap Pria yang tiba-tiba menghampiri mereka.

Keempatnya menoleh bersamaan. Pria itu Hae-in. Pria yang sempat mengoda Jisoo di meja kasir.

Sebagai pemilik cafe, Seulgi berdiri dari duduknya, "Ada yang bisa saya bantu?".

"Boleh saya coba?", tanya Hae-in sambil menunjuk ke arah dua cookies yang tersisa di atas piring.

Keempatnya ikut menoleh ke arah tersebut bersamaan. Satu cookies terlihat lebih gelap dari cookies biasanya dan satu cookies tidak mengembang.

"Bisa pesan di kasir ya, kak", ucap Seulgi sopan. Tidak mungkin Ia membiarkan pelanggannya makan cookies gagal.

Pria itu tersenyum dan menggeleng, "Saya mau coba cookies buatan Jisoo".

Deg-

Keempatnya saling bertukar pandang. Tidak tahu bagaimana pria itu bisa menyebutkan nama Jisoo dengan yakin. Padahal sebelumnya Jisoo tidak mengenalkan diri. Tempat Jisoo duduk saat ini juga di pojok ruang, di antara dinding dan Yugyeom. Jika dilihat dari jauh, tubuh dan wajah Jisoo tidak bisa terlihat jelas karena ditutupi oleh tubuh besar Yugyeom.

Melihat keempatnya saling bertukar pandang, Pria itu menyunggingkan senyumnya dan meraih salah satu cookies itu.

"Lumayan, tidak seburuk kelihatannya", Pria itu berkomentar selagi menatap Jisoo lamat-lamat. "Bagi saya rasanya kurang manis, teksturnya terlalu kering, mungkin bisa ditambahkan sedikit butter", Pria itu mengedipkan salah satu matanya ke arah Jisoo.

Cukup. Jisoo bangkit dari duduknya, menepuk Yugyeom untuk membiarkannya lewat, dan mengambil alih topi yang dikenakan oleh Yugyeom untuk Jisoo pakai.

"Maaf, saya rasa kita perlu bicara", ucap Jisoo tersenyum ke arah Pria itu.

"Dengan senang hati", Pria itu mengikuti Jisoo berjalan keluar dari cafe.

"Ada masalah apa ya?", tanya Jisoo langsung pada pokok permasalahan selagi menatap sinis Pria di depannya. Baginya perilaku barusan sangat tidak sopan dan Jisoo tidak suka. Selama hidup sendiri, Jisoo menjadi perempuan yang terbiasa menegur yang salah jika salah, mengatakan tidak suka jika tidak suka, Jisoo tidak ingin berurusan lebih lama dengan orang-orang seperti ini.

"Masalahnya", Pria itu mengarahkan ponselnya ke arah Jisoo. "Saya tertarik sama kamu", lanjutnya.

"Terima kasih atas itu, tapi maaf saya tidak bisa memberikan nomor saya ke sembarang orang", ucap Jisoo dengan nada tegas.

Pria itu menarik kembali ponselnya, menggantinya dengan uluran tangan. "Kalau begitu kenalkan saya Jung Hae-In", ucap Pria itu sambil tersenyum.

Pria itu menarik uluran tangannya dan mengeluarkan satu kartu nama.

Jisoo menerima kartu nama tersebut. Ternyata Jung Hae-In adalah CEO dari salah satu perusahaan media ternama. Kpost.

Jisoo ikut mengeluarkan kartu nama dari sakunya dan menyerahkannya pada Pria itu.

Jisoo tersenyum kala Pria itu menerima kartu nama tersebut. "Untuk urusan pekerjaan, silahkan hubungi manager saya", Jisoo sedikit membungkuk sebagai tanda hormat sebelum bergegas pergi.

Eyes on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang