"Sebentar ya", ucap Jisoo sebelum keluar dari pintu penumpang.
Jinyoung menghela napas panjang sebelum mengikuti Jisoo. Mungkin, Ia pikir Jinyoung akan menunggunya di dalam mobil. Tapi, tentu saja tidak.
Sekarang Jinyoung sudah berjalan di belakang Jisoo mengikuti gadis itu. Beruntung tempat ini tidak terlalu ramai, karena pakaian mereka yang terlalu rapih akan membuat banyak pasang mata menatap ke arah mereka.
Jisoo terlihat salah tingkah begitu Jinyoung berjalan di sampingnya. Sepertinya gadis itu tidak menyangka Jinyoung akan menemaninya.
Beberapa kali terlihat Jisoo berusaha mempercepat langkahnya, namun masih bisa Jinyoung imbangi dengan langkah besarnya. Jinyoung mengerutkan keningnya heran begitu melihat Jisoo berhenti di sebuah rak dan beberapa kali menoleh ke arahnya. Apakah gadis itu tidak nyamam? Haruskah Jinyoung menjaga jarak?
Pikiran Jinyoung berhenti saat Jisoo kembali fokus dengan rak di depannya. Jinyoung memutuskan untuk ikut melihat rak tersebut. Rak besar berisi berbagai macam merk pembalut wanita.
Ah. Jadi karena ini? Jinyoung menatap gadis yang sedang sibuk mencari barang yang Ia cari. Wajah gadis itu sudah memerah, sepertinya akibat menahan malu.
Jisoo menarik salah satu pembalut berukuran sedang. Dalam sepersekian detik Jisoo berhasil menyembunyikan benda itu diantara lengannya. Menggemaskan. Tanpa sadar Jinyoung tersenyum.
Padahal dulu Jinyoung juga sering dititipkan pembalut oleh Ibunya. Jadi, pemandangan di depannya sudah tidak asing. Ia bahkan hampir bertanya pada Jisoo ukuran yang sedang Ia cari. Tapi, Jinyoung merasa itu tidak sopan.
"Udah?", tanya Jinyoung ke arah Jisoo yang masih berusaha menyembunyikan benda itu ditangannya.
"Satu lagi", ucap Jisoo mempercepat jalannya.
Gadis itu berhenti tepat di depan freezer ice cream, mengambil dua tabung ice cream dengan rasa yang berbeda, kemudian menggenggamnya.
Melihat Jisoo yang kesulitan, Jinyoung mengambil ice cream tersebut. "Saya bantu", ucapnya.
Jisoo hanya mengangguk dan lagi-lagi melangkah dengan cepat ke arah kasir. "Bu, toilet dimana ya?", tanya Jisoo setelah selesai dengan proses pembayaran.
Penjaga kasir mengarahkan telunjuknya ke arah yang dimaksud. Begitu Jisoo menemukan tanda toilet Ia mengucapkan terima kasih.
"Mas, tunggu sebentar ya", ucap Jisoo. Ia membuka pembalut tersebut di dalam plastik dan mengambil satu buah pembalut tersebut.
"Tolong, Aku titip sebentar", Jisoo menyerahkan tas kecilnya, plastik berisi ice cream, dan plastik berisi pembalut ke arah Jinyoung. Kemudian berlari menuju toilet.
"Mas, pacarnya cantik banget", ucap penjaga kasir. Jinyoung terkejut, Ia lupa masih berdiri di kasir. "Saya kok merasa mukanya familiar ya", lanjut penjaga kasir.
"Familiar gimana, bu?", tanya Jinyoung berusaha agar terdengar sopan.
"Saya merasa sering liat di tv", si penjaga kasir mengerutkan keningnya tidak yakin.
"Mirip aja kali, Bu", ucap Jinyoung selagi mengalungkan tas Jisoo dilehernya dan menggabungkan plastik ice cream dengan plastik pembalut kemudian menggengamnya.
"Iya, kali ya mas", si penjaga kasir mengangguk ragu.
"Saya permisi ya bu", Jinyoung sedikit menunduk sebagai tanda hormat. Sang penjaga kasir mempersilahkan dengan senang hati.
Jinyoung berjalan melewati lorong menuju arah toilet. Selagi menunggu, Jinyoung melihat-lihat makanan yang berjajar rapih di pinggir lorong. Jinyoung tertarik dengan bungeoppang yang sedang dimasak dengan uap panas dan aroma roti menggugah indra penciumannya. Ia membeli dua buah roti isi kacang merah tersebut selagi menunggu Jisoo menyelesaikan urusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You
FanfictionKetakutan terbesar apa yang dimiliki oleh manusia? Dikhianati? Sakit? atau Kegagalan? Setiap orang memiliki ketakutan terbesarnya masing-masing. Termasuk Gadis ini, Gadis yang belum lama Jinyoung temui. Gadis itu tidak takut terluka, Ia tidak takut...