Ketiganya menoleh ke arah sumber suara. Seorang wanita tengah berlari mendekat ke arah mereka sambil membawa dua cup ice cream ditangannya.
"Yampun, Kak. Padahal mama rencana mau ketemu kamu besok", ucap wanita itu yang masih berusaha menstabilkan napasnya.
Jinyoung membulatkan matanya begitu melihat sosok Ibunya. Tapi, Jinyoung yakin Jisoo lebih kebingungan dengan situasi ini dibandingkan dirinya.
"Oh! Jadi, ini calon mantu mama?", lanjut Nyonya Park setelah berhasil menstabilkan napasnya.
Dari sudut matanya Jinyoung bisa melihat Yugyeom menyentuh lengan Ibunya seakan memberi peringatan untuk tidak mengatakan hal yang aneh.
"Halo, cantik", ucap Nyonya Park ke arah Jisoo.
"H-halo t..tante", jawab Jisoo canggung.
Dari balik punggungnya Jinyoung bisa merasakan Jisoo tengah menepuk-nepuk bahunya, sambil berbisik, "Mas, turunin Aku".
Jinyoung menggeleng, "Ngga. Kaki kamu sakit", ucap Jinyoung yang kini menatap tajam ke arah Yugyeom. Si bocah ini pasti biang keroknya. Sudah pasti.
"SAKIT?", ucap Nyonya Park.
"Ayo kita ke klinik!", Nyonya Park menyerahkan dua ice cream ditangannya pada Yugyeom, kemudian mendekat ke arah Jinyoung dan Jisoo agar langkahnya sejajar. Keempatnya melangkah bersama menuju parkiran.
"Kok bisa jatuh?", tanya Nyonya Park sambil sesekali mengusap punggung Jisoo untuk meredakan sakitnya. Padahal Jisoo tidak merasa sakit sama sekali.
"Tadi ngga sengaja Yugyeom tabrak, Ma", jawab Yugyeom yang sedang mengikuti di belakang.
"IH! Pasti jalannya sambil main Hp? Ya, Kan?", Nyonya Park menoleh ke arah Yugyeom, memberi pukulan lembut dikeningnya.
"Ahh", rengek Yugyeom setelah mendapatkan pukulan dari Nyonya Park.
"Kebiasan si Adek mah!", ucap Nyonya Park, kemudian berusaha mensejajarkan diri lagi dengan Jinyoung dan Jisoo
Tanpa terasa mereka sudah berada di parkiran. Jinyoung meletakkan Jisoo di kursi penumpang, kemudian bangkit.
Baru akan menutup pintu Jisoo, Jinyoung terkejut melihat Nyonya Park yang tiba-tiba duduk di kursi belakang.
"Mama ngga sama Yugy?", tanya Jinyoung tidak bermaksud mengusir. Hanya saja Ia merasa kasihan dengan Jisoo. Jisoo pasti terkejut dan perlu menyesuaikan diri dengan sikap Ibunya. Jinyoung juga butuh waktu untuk menjelaskannya pada Jisoo. Kalau Ibunya ikut mereka, kapan Jinyoung bisa menjelaskan?
"Ngga, Mama mau sama anak perempuan, Mama", ucap Nyonya Park sambil menggeleng.
"MA! masa Adek sendirian sih?", rengek Yugyeom yang merasa ditinggalkan Ibunya setelah dapat mainan baru.
"Ah, biasanya juga sendirian", ucap Nyonya Park acuh.
"Wah, Yugy ditinggalin gara-gara udah dapet mainan baru ya, Ma?", Yugyeom mengerucutkan bibirnya sekaligus menunjukkan ekspresi sedihnya. "Yaudah, Yugy pulang aja ke Seoul", lanjutnya kemudian berbalik hendak melangkah pergi.
Nyonya Park berdecak kesal, kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri Yugyeom. Ia terlihat seperti sedang mengatakan sesuatu kepada Yugyeom, sebelum mengambil alih dua cup ice cream tersebut, dan kembali ke arah Jinyoung dan Jisoo.
"Buat anak cantiknya Mama", ucap Nyonya Park sambil menyerahkan salah satu ice cream tersebut pada Jisoo.
Jisoo menerimanya dengan senang hati sambil mengucapkan terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You
FanfictionKetakutan terbesar apa yang dimiliki oleh manusia? Dikhianati? Sakit? atau Kegagalan? Setiap orang memiliki ketakutan terbesarnya masing-masing. Termasuk Gadis ini, Gadis yang belum lama Jinyoung temui. Gadis itu tidak takut terluka, Ia tidak takut...