19. Diluar kendali

60 8 0
                                    

How could we give it up so easily?
It's not right to have you crying in my arms,
We tried so hard and yet have to see us apart,
I'm hurting inside to see the smile you're wearing,
- Eric Chou - What's Wrong -

Semalam suntuk Jinyoung menemani Jisoo tidur. Ia ingin memastikan Jisoo tidak terbangun di sepertiga malam. Dan Jinyoung berhasil. Mantra pengusir mimpinya berhasil.

Jinyoung menoleh ke arah jam di tangannya, pukul sebelas siang. Sudah lima belas jam lebih gadis itu tertidur. Cairan infusnya juga sudah habis. Jinyoung melepas selang infus dari lengan Jisoo sebelum beranjak mengambil makanan yang Ia pesan sepuluh menit lalu.

Begitu Jinyoung keluar, beberapa media mulai bangkit dan menghampirinya.

"Apa benar Jisoo sedang sakit?", tanya salah satu jurnalis.

"Apa dia sakit karena berita di luar sana?", tanya yang lain.

"Bagaimana keadaannya sekarang?", tanyanya lagi.

"Apa hubungan kalian sebenarnya? Pacaran?", ucap yang pertama menghampiri.

Jinyoung menutup telinganya rapat-rapat menuju kurir pesan antar yang sudah menunggu di tepi jalan. Panas. Telinganya panas, cuaca diluar juga panas, begitupun tubuhnya setelah emosinya meluap.

Salahnya. Mungkin ini salahnya karena lupa menjaga jarak dengan Jisoo, karena mementingkan egonya yang ingin lebih dekat dan mengenal lebih jauh tentang gadis itu, sampai berita ini muncul, sampai Jisoo jatuh sakit.

Setelah kembali ke dalam ruang, Jinyoung duduk di sisi Jisoo. "Maaf", ucap Jinyoung dengan suara yang parau. Jinyoung mengusap wajahnya kasar dan menutup wajahnya. Ia tidak sanggup menatap gadis yang sakit akibat perbuatan dirinya.

"Mas, kenapa?", terdengar suara Jisoo yang serak khas suara bangun tidur. Jinyoung merasa salah satu lengannya di genggam oleh Jisoo.

Jinyoung menghela napas dalam-dalam. Berusaha mengontrol diri dan emosinya.

"Ngga kenapa-kenapa", Jinyoung memperlihatkan wajahnya pada Jisoo. Sambil mengambil alih tangan Jisoo yang masih mengenggamnya. Melepasnya perlahan.

"Makan dulu ya", ucap Jinyoung yang kemudian membantu Jisoo untuk bangkit, mengambil segelas air minum sekaligus menyerahkan makanan pada Jisoo.

"Makanan mas mana?", tanya Jisoo begitu Jinyoung kembali duduk dihadapannya.

Jinyoung mnegambil satu kotak makanan yang lain. Sudah Ia duga, gadis itu pasti akan bertanya lagi.

"Mas ngga tidur ya?", tanya Jisoo di sela-sela kegiatan mengunyahnya.

"Tidur", ucap Jinyoung singkat.

"Bohong. Itu kantung matanya udah cukup menjawab pertanyaan aku", ucap Jisoo.

Jinyoung menoleh dan hanya menjawabnya dengan senyuman tipis. Setelah dilihat-lihat, keadaan gadis itu sudah jauh lebih baik. Tangannya tidak lagi gemetar, wajahnya tidak pucat, suaranya juga tidak lagi parau.

"Kok bang Minho belum nelfon ya, Mas. Buat ngasih tau jadwal aku hari ini", ucap Jisoo.

"Hari ini kita balik ke villa", ucap Jinyoung tanpa menoleh.

"Shooting aku di geser lagi?", ucap Jisoo tidak percaya.

"Ihhh, aku udah sembuh loh Mas. Udah bisa shooting. Kasian staff yang lain kalo harus ngatur ulang jadwal gara-gara aku", lanjutnya.

Eyes on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang