Jinyoung merenggangkan tubuhnya, Ia melihat jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul delapan pagi.
Ia bangkit dari tidurnya, kemudian melangkah menuju dapur ingin membasahi tenggorokkannya yang kering.
Selagi melangkah menuruni tangga, Jinyoung bisa melihat Jisoo sedang sibuk di dapur. Membuka kulkas, melihat bumbu dapur, menutupnya, kemudian membuka kulkas lagi.
"Nyari apa?", tanya Jinyoung setelah sampai di lantai 1.
"Lagi mikir mau masak apa", ucap Jisoo sambil menoleh dan tersenyum ke arah Jinyoung.
Jinyoung tersenyum, inikah yang selama ini dirasakan Jaebeom? Baru bangun tidur sudah disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Jinyoung meneguk segelas air putih ditangannya.
"Masak omelet", ucap Jinyoung selagi memorinya kembali mengingat masakan omelet Jisoo saat di villa.
"Telurnya tinggal satu", ucap Jisoo dengan ekspresi berpikir. "Omelet sama sup, mau ngga?", lanjutnya.
"Mau", ucap Jinyoung tanpa mengalihkan pandangannya dari Jisoo.
"Oke, Aku beli bahan-bahan dulu", Jisoo menutup kulkas setelah memperkirakan bahan apa saja yang perlu dibeli.
Entah bagaimana, perbincangan yang singkat ini mampu menghangatkan Jinyoung. Memorinya kembali pada masa-masa saat mereka di villa. Sudah lama, sudah satu tahun lebih.
Jisoo pergi menaiki tangga dan kembali beberapa menit kemudian dengan mengenakan cardigan bewarna hitam, kaus putih, dan celana jeans hitam.
Jinyoung menerjapkan matanya, sebenarnya berapa banyak baju yang Seulgi pinjamkan?
"Tunggu sebentar", Jinyoung bergegas menaiki tangga. Mengganti celana pendeknya dengan celana panjang, mengambil dua buah topi dan dua masker berwarna putih. Setelah itu, kembali menemui Jisoo.
Jinyoung mengenakan topi itu pada Jisoo dan menyerahkan masker pada gadis itu. Jisoo menerimanya tanpa keberatan.
"Kok mas juga pake?", tanya Jisoo dari balik maskernya.
"Mau ikut", jawab Jinyoung seadanya.
"Tapi kan ini lingkungannya, Mas. Orang sekitar sini udah kenal Mas juga kan", ucap Jisoo.
Jinyoung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jisoo benar. Akhirnya, Jinyoung tidak jadi mengenakan masker.
Keduanya melangkah menyusuri trotoar menuju supermarket terdekat. Lucu rasanya, keadaan berbalik. Sekarang yang mengenakan masker malah Jisoo.
Jisoo memasukkan semua kebutuhannya ke dalam keranjang yang Jinyoung bawa. Jinyoung sesekali menambahkan makanan ringan, tak lupa ice cream kesukaan Jisoo. Usai membayar semuanya, mereka kembali ke apartemen Jinyoung.
"Aku ngegym dulu ya, enam puluh menit", Jinyoung berpamitan setelah membaca ruang obrolan Aset Negara bahwa Mark dan Bambam sedang menunggunya.
Sementara Jisoo hanya mengangguk dan kembali sibuk dengan aktivitasnya di dapur.
"Tumben telat", ucap Bambam setelah melihat keberadaan Jinyoung.
"Belanja dulu", jawab Jinyoung singkat sambil melakukan pemanasan.
"Idih alesan lo jelek banget", ucap Bambam seadanya.
Ketiganya melakukan olah raga sesuai arahan trainer.
"Bam, gua booking lo tiap hari Jumat", ucap Jinyoung selagi mengistirahatkan otot-ototnya.
"Bang, perasaan gua ngga buka jasa Open BO deh", ucap Bambam sebelum menenggak minumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You
FanfictionKetakutan terbesar apa yang dimiliki oleh manusia? Dikhianati? Sakit? atau Kegagalan? Setiap orang memiliki ketakutan terbesarnya masing-masing. Termasuk Gadis ini, Gadis yang belum lama Jinyoung temui. Gadis itu tidak takut terluka, Ia tidak takut...