Jam menunjukkan pukul sembilan malam. Benda langit kesukaan Jisoo sudah duduk manis di tempatnya. Saat ini Jisoo sedang sibuk mencari ide dekorasi diponselnya, sementara Jinyoung sibuk mengemudi.
"Mas ada foto-foto ulang tahun sebelumnya ngga? Buat referensi nih", tanya Jisoo yang sudah pusing.
"Bambam ada kayaknya", jawab Jinyoung singkat.
"Youngjae sukanya warna apa?", tanya Jisoo selagi sibuk dengan ponselnya.
"Semua warna suka", jawab Jinyoung asal.
"Ulang tahun yang keberapa?", tanya Jisoo lagi.
"Hmm berapa ya", jawab Jinyoung tanpa melanjutkan.
"Aduh, mas taunya apa sih", Jisoo mendengus kesal.
"Ngga usah dibawa pusing, yang penting ada tulisan selamat ulang tahun", Jinyoung memberi saran.
Jisoo mengunci ponselnya, "Yaudah deh".
Keduanya sampai di tempat peralatan ulang tahun. Jisoo mengambil tiga bungkus balon berwarna emas dan hitam, dua tabung gas helium, dan balon huruf 'happy birthday' berwarna emas.
"Beli yang semprot-semprot itu ngga?", tanya Jisoo.
"Ngga usah, nyampah", jawab Jinyoung.
"Yaudah, berarti ini aja", ucap Jisoo.
Keduanya melangkah ke kasir dan menuju kediaman kelompok Aset Negara.
"Wah, rame banget restonya Bambam", ucap Jisoo kagum melihat parkiran mobil yang penuh dan meja makan yang hampir semuanya di tempati.
Begitu sampai di depan ruang, seperti biasa Jinyoung menekan beberapa tombol hingga pintu itu terbuka. Di dalamnya sudah ada Bambam dan Yugyeom yang sibuk menyusun meja makan dengan bahan-bahan makanan. Menu makan malam kali ini shabu-shabu.
"Oh, udah dateng", ucap Bambam menyambut Jisoo dan Jinyoung.
Jisoo tersenyum sekaligus menyapa, "Halo".
"Kak, abis tawuran lo?", tanya Yugyeom yang terkejut melihat beberapa memar dan luka di wajah Jinyoung.
Jisoo menoleh ke arah Jinyoung. Lukanya masih terlihat jelas, hanya tidak separah kemarin malam. Beberapa luka basah mulai mengering dan memar yang awalnya samar mulai berubah warna sehingga terlihat lebih jelas.
Dari ujung matanya, Jinyoung melihat Jisoo meringis melihatnya. Kini terlihat rasa bersalah di wajah gadis itu.
"Abis shooting film action", jawab Jinyoung asal.
"Hahahaha, lucu banget jokes bapak-bapak ini", ucap Yugyeom membuat-buat tawanya.
"Perasaan tadi gua tanya jawabannya jatuh. Sekarang bilang abis shooting", Bambam menggelengkan kepalanya tanda tidak habis pikir.
"Jatohnya pas lagi shooting kali", ucap Yugyeom sekaligus menyindir.
"Oh, bisa banget. ", jawab Bambam seadanya. "Atau maksudnya jatuh hati", lanjut Bambam.
"Berisik", ucap Jinyoung sambil melempar bantal sofa.
"ANJIR! KALO TUMPAH LO YANG BERESIN BODO AMAT", ucap Bambam yang sudah kesal.
"Diem atau mulut lo gua robek!", ucap Jinyoung menatap Bambam dengan tajam. Yang diancam tidak berkutik.
Jinyoung meletakkan barang belanjaannya di dekat sofa dan mempersilahkan Jisoo untuk duduk di sana.
Setelah duduk, Jisoo membuka bungkus balon dan mengisinya dengan gas helium satu-persatu. Tanpa bertanya, tanpa mengatakan apapun.
Tak lama kemudian, Seulgi dan Jaebeom datang membawa dua kotak makanan penutup dan segera menyusunnya di samping meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You
أدب الهواةKetakutan terbesar apa yang dimiliki oleh manusia? Dikhianati? Sakit? atau Kegagalan? Setiap orang memiliki ketakutan terbesarnya masing-masing. Termasuk Gadis ini, Gadis yang belum lama Jinyoung temui. Gadis itu tidak takut terluka, Ia tidak takut...