Happy Reading***
"Bang Kennn..." panggil Vanesa pada pria yang sedang menatap layar laptopnya di ruang tamu.
"Kenapa, hem?"
"Yang lain kemana?"tanya Vanesa sambil memakai masker dan topi hitamnya.
"Rino sama Aksa lagi keluar. Kok lo rapi-rapi gini?" tanya Ken terheran.
"Iya gue pamit, lagi ada janji ketemu orang." ujar Vanesa.
"Bentar banget si mainnya." sindir Ken.
"Iya, nanti gue sering-sering main lagi. Janji deh. Yaudah gue udah telat nih," jawab Vanesa yang terburu-buru.
"Hmmm, yaudah. Lo hati-hati bawa mobilnya," ujar Vino.
"Iya iya, byee." Vanesa pergi dengan terburu-buru.
Ken hanya menatap sendu punggung gadis itu dari jauh. Ia hanya sedih melihat topeng yang gadis itu gunakan. Tampak ceria tapi jauh dari lubuk hati gadis itu sangat rapuh.
Vanesa pun keluar dari markas tanpa melupakan topi dan maskernya. Ia langsung menyetir mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
***
Dalam perjalanan Vanesa melihat ada seseorang yang keroyok. Dengan penasaran Vanesa pun mendekati orang-orang itu.
"Bangsat! Pengecut lo mainnya keroyokan!" teriakVanesa membuat perhatian anggota Black Devils teralihkan. Gadis itu menggunakan slayer hitam sebagai penutup wajahnya dan tak lupa dengan topi hitam yang ia kenakan. Ia melihat cowok yang dikenalnya kini sudah babak belur.
"Siapa lo?! Gak usah ikut campur?" ucap Kevin salah satu anggota Black Devils.
"Yakin gak kenal gue?!" ujar gadis itu dengan santai.
"Bos! dia leader Drax!" teriak salah satu anggota Black Devils.
"Gue gak ada urusan sama lo!" ujar Roni.
"Bacot!"
Roni yang tersulut emosi pun melayangkan pukulannya dengan keras. Namun sayang, gadis itu menangkis pukulan Roni. Ia membalas dengan pukulan telak pada perut pria itu. Satu per satu anggota Black Devils menyerang gadis itu.
BUGH
BUGH
KREK
BUGH
BUGH
Anggota Black Devils sudah tumbang dan babak belur. Mereka pergi meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa. Vanesa melihat Vino yang sudah tumbang. Karena ia rasa urusannya sudah selesai dan gak mau pria itu mengetahui dirinya. Vanesa pun pergi dari area itu tanpa meninggalkan satu patah kata untuk pria itu.
***
Sesampainya gadis bermata hazel itu di rumah, Vanesa pun langsung pergi untuk membersihkan dirinya. Kegiatan hari ini cukup melelahkan. Tidak hanya lelah hati, lelah fisik pun ia rasakan.
Setelah sejam ia membersihkan dirinya. Kini gadis itu sudah mengenakan pakaian pajamas polkadot dengan rambut yang ia cepol asal. Gadis itu langsung merebahkan dirinya di atas ranjang. Baru mau memejamkan mata, deringan telfon membuat gadis itu membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V (ON GOING)
Roman pour AdolescentsRevisi Tipis-Tipis {FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA} ⚠️Cerita ini mungkin ada banyak kata kasar atau adegan kasar. Mohon bijak untuk para pembaca ya!⚠️ Dikecewakan oleh orang terdekat, di Hancurkan oleh kenyataan, dan diasingkan oleh keadaan. Bagaima...