Happy Reading
***
"Halo bos! Gue ada kabar buruk terkait non Caca." ujar seseorang disebrang sana.
"Kenapa dengan kakak gue?" tanya pria berjas hitam.
"Non Caca hari ini pingsan dan dibawa rumah sakit. Info yang gue dapat non Caca terkena keracunan makanan hingga dehidrasi ditambah riwayat magh kronisnya kumat lagi."
"Gimana bisa itu terjadi? Kan gue suruh lo buat jagain dia!" ujar pria itu dengan emosi.
"Maaf bos, tadi gue lagi tidak ada ditempat karena sedang ada urusan Ooganisasi."
"Oke, gue maafin. Tapi gue ada tugas buat lo buat nyelidikin siapa dalang dibalik ini semua."
"Baik, bos. Oh ya untuk alamat rumah sakitnya nanti gue kirim lewat pesan."
"Terima kasih."
Tut
"Gua ga bisa gini aja. Maafin gue kak." Pria itu mengendurkan dasi yang dikenakan lalu pergi keluar dari ruanganya.
Muak sekali dituntut untuk memegang perusahaan diusianya masih belia. Dengan langkah cepat pria itu keluar dari kantor dan beralih pada mobil yang sudah terparkir di depan.
***
Hari sudah mulai menggelap. Cuaca sudah menandakan akan turun hujan. Satu persatu tetesan air mulai jatuh membasahi jalan.
Sudah satu hari Vanesa dirawat. Keadaan ruangan begitu sepi. Tidak ada orang selain dirinya. Bahkan dalam keadaan seperti ini pun tidak ada keluarga yang menjenguknya. Miris sekali bukan?
Gadis itu menatap jendela. Melihat tetesan hujan yang mulai deras membasahi taman rumah sakit. Andai dirinya tidak sakit, mungkin ia sudah keluar dan bermain hujan.
CKLEK
Lamunan gadis itu membuyar dengan sebuah suara pintu yang terbuka. Vanesa menoleh ke arah pintu dan menatap pria berjas hitam dengan membawa sebuket bunga.
"Kak."
"Mau apa lo kesini?" tanya Vanesa begitu datar.
Pria itu mendekat ke arah brankar Vanesa. Ia menyodorkan bunga kepada gadis itu. Namun, tak ada tanggapan hingga pria itu meletakkan di nakas.
"Mau apa lo datang,hah? Bukannya lo yang memilih pergi dan ninggalin gue?"
Pria itu menunduk lalu mengambil tangan gadis itu dengan lembut. "Maafin gue kak."
Gadis itu membuang mukannya ke arah jendela. Ia cukup kecewa dengan situasi sekarang.
"Mending lo pulang aja, Ja. Gue mau sendiri."
Pria itu menggeleng. "Gue kangen lo kak. Gue masih mau ngobrol sama lo."
Ntah dari mana, perut Vanesa begitu aneh. Seperti ada yang mengaduk perutnya. Rasanya begitu mual hingga ia ingin memuntahkan sesuatu.
"Mmph.." gadis itu menutup mulutnya dan berusaha turun dari ranjang. Reza pun panik. Ia menuntun kakaknya hingga ke toilet.
"Hoek.." gadis itu memuntahkan. Namun, tidak ada sisa makanan yang keluar. Reza membantu memijit tengkuk Vanesa dengan lembut sambil memegang cairan infus.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V (ON GOING)
Teen FictionRevisi Tipis-Tipis {FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA} ⚠️Cerita ini mungkin ada banyak kata kasar atau adegan kasar. Mohon bijak untuk para pembaca ya!⚠️ Dikecewakan oleh orang terdekat, di Hancurkan oleh kenyataan, dan diasingkan oleh keadaan. Bagaima...