B a b 6

288 27 1
                                    

Happy Reading

***

dug dug dug

Seorang pria sedang memantulkan bola basket dengan lincah. Keringat membasahi wajah pria itu membuat wajah tampannya bertambah dimata para wanita. Keadaan lapangan kini terbilang tidak terlalu ramai. Hanya beberapa anak  yang berada di lapangan.

"Vin. Noh Vanesa sendirian," unjuk Aldo yang melihat Vanesa berjalan sendirian sambil memainkan ponselnya.

Vino yang melihat Vanesa di koridor langsung membuang bolanya ke sembarangan arah dan menghampiri perempuan itu. 

"Gece banget bos," ledek Dino, Aldo,dan Andra hanya terkekeh sambil memperhatikan bosnya yang sedang menghampiri Vanesa dengan langkah yang cepat.

Karena Vanesa tidak sadar didepannya ada seseorang hingga akhirnya dahinya menubruk sesuatu keras dan sedikit basah. Vanesa mundur selangkah sambil mengusap dahinya yang sakit. Vanesa pun mengangkat wajahnya untuk melihat  siapa yang menghadang dirinya hingga menubruk sesuatu. Ia sempat tertegun melihat wajah Vino yang terbilang sangat tampan . Vanesa pun langsung mendorong dada Vino dengan kesal.

"Minggir! gue mau pulang," ucap Vanesa dengan ketus.

"Gue anter," ucap Vino tak terbantahkan.

"Gak usah!  gue dijemput." 

"Gak ada penolakan. Lo tunggu disini ! gue ganti baju dulu." Sebelum bergegas untuk mengganti baju ponsel Vanesa beralih tangan kini barada di tangan Vino. Vanesa pun semakin kesal.

"Lo apa-apaan si!"

"Ini sebagai jaminan supaya lo ga pergi duluan." Vino pun langsung ke ruang ganti. Vanesa mendengus kesal dan menghentakan kakinya.

Beberapa menit kemudian batang hidung Vino sudah terlihat membuat Vanesa sedikit lega. Mereka pun akhirnya pulang bareng. Vanesa tidak menampilkan wajah senang akan tetapi menampilkan wajah kesalnya karena ponselnya kini masih ditahan sampai mereka masuk mobil.

"Mana. sini ponsel gue."  Vino pun mengembalikan ponsel itu. 

Keadaan di mobil sepi dan hening. Tidak ada yang membuka suara untuk sekedar mengobrol. Vanesa yang asik membuka media sosial di ponselnya, sedangkan Vino yang hanya berfokus menyetir.

"Rumah lo dimana?" tanya Vino.

"Di Jalan kenanga, komplek biru no 3," jawab Vanesa dengan ketus.

Mereka pun sampai di rumah Vanesa. Rumah yang cukup besar namun terlihat sepi. Vanesa pun langsung keluar tanpa mengucapkan sesuatu kepada Vino.

"Sama-sama," sindir Vino sambil menatap Vanesa.

"Makasih," ucap Vanesa dengan ketus. lalu menutup pintu mobil Vino cukup keras. Vino pun hanya menggeleng dan tersenyum tipis. 

***

Baru ingin membuka pintu, ada seseorang yang mengejutkan dirinya. Siapa lagi kalau bukan adiknya yang tengil ini.

"Pulang sama siapa lo?" tanya Reza dengan nada tidak suka.

"Astagfirullah Ejaa... lo ngapain si di depan pintu? Ngagetin tau!" ucap Vanesa yang terkejut. Karena kesal Vanesa pun menjitak kepala adiknya.

"Aww... sakit tau," keluh Reza sambil mengusap dahinya yang dijitak.

"Ya, lo ngapain disini? lo tuh ngagetin orang. Kalo gue jantungan gimana?" omel Vanesa.

"Uwww, kakak ku yang menggemoykan ini jangan marah-marah. Harusnya gue yang marah tau," ucap Reza sambil mencubit kedua pipi Vanesa.

"Lo ngintipin gue? Kurang kerjaan banget si."Reza hanya menggaruk tengkuknya sambil menyengir.

DOUBLE V (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang