Happy Reading***
Seorang pria bernetra abu-abu telah bersiap untuk berangkat sekolah. Ia menuruni tangga dan melangkahkan kakinya menuju ruang makan yang sudah ada kedua orang tuanya. Keluarga yang terbilang harmonis ini memang sangat didambakan semua orang. Dengan wajah berseri pria bernetra abu berjalan ke arah meja makan.
"Pagi Mah, Pah."
"Pagi sayang. Kamu mau sarapan apa Vin? Roti atau nasi goreng?" tanya Ranti.
"Nasi goreng mah," ujar singkat Vino. Ranti pun menuangkan sesendok nasi goreng.
"Gimana sekolah kamu? Masih buat onar disekolah?" tanya Alska dengan senyum sumringahnya.
"Biasalah Pah. Kalo ga buat onar gak afdol," Alska hanya terkekeh dengan tuturan anaknya.
"Kamu tuh harusnya belajar yang benar Vino. Kamu memang anak pemilik sekolah. Tapi bukan berarti kamu bersikap seenaknya." ucap Ranti menasihati Vino.
"Awas loh kalo kamu ada laporan dari sekolah tentang kenakalan kamu lagi. Gak segan-segan mamah potong uang saku kamu," peringat Ranti dengan mata menajam kepada Vino.
"Iya iya."
"Jangan iya-iya aja kamu. Dengerin pesan mamah," ujar Ranti sambil menatap putra semata wayangnya.
"Iya mah... Ga janji tapi," ujar Vino membuat Ranti melotot tajam.
"Sudah-sudah. Lanjutkan sarapannya. Masih pagi, gak baik bicara di depan makanan." lerai Alska.
***
Keadaan sekolah sudah ramai oleh para siswa yamg sudah berdatangan. Pria bernetra abu-abu berjaket hitam dengan lambang kalajengking dibagian punggung berjalan di area koridor diikuti oleh temannya. Dengan gaya cool berjalan dideoan seolah memimoin jalan menambah kesan yang begitu menawan dimata para siswi. Siapa lagi kalau bukan Vino, ketua Jaxton yang ketampanannya tidak pernah pudar membuat semua siswa menatapnya dengan tatapan kagum.
Langkah kaki Pria itu berhenti ketika dirinya berhadapan dengan sosok gadis bermata hazel dihadapannya. Beberapa detik mereka bersi tatap hingga seseorang membuyarkan tatapan itu.
"Eh eneng Caca. Udah sehat sekarang?" tegur Dino yang kini berada dibelakang Vino.
"As you can see." ujar Vanesa dengan wajah yang sedikit ramah namun tetap datar.
" Do, as yu ken si artinya apaan?" bisik Dino pada Aldo.
"Ck, masih pagi otak lo jangan diumpetin napa. Artinya seperti yang lo liat," ujar Aldo pada Dino.
"Yaudah, gue duluan ya. Permisi." ujar gadis itu. Namun, baru melangkahkan kakinya lengan gadis itu tertahan oleh gengaman tangan kekar milik Vino. Vanes pun menoleh.
"Mau kemana?" tanya Vino.
'deg deg deg'
'Jantung gue kenapa jadi maraton gini' batin Vanesa.
"Mm.. Mau ke toilet." Vanesa pun melepaskan tangan tersebut lalu pergi dari hadapan para pria.
Vino dan ketiga temannya pun melanjutkan langkahnya menuju rooftop.
***
Toilet sekolah lantai 1 memang terbilang sepi. Tak banyak siswa berada ditoilet ini karena memang terlalu jauh. Langkah kaki Vanesa memasuki toilet ini. Ia menoleh ke kanan dan kekiri namun tidak ada orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE V (ON GOING)
Teen FictionRevisi Tipis-Tipis {FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA} ⚠️Cerita ini mungkin ada banyak kata kasar atau adegan kasar. Mohon bijak untuk para pembaca ya!⚠️ Dikecewakan oleh orang terdekat, di Hancurkan oleh kenyataan, dan diasingkan oleh keadaan. Bagaima...