B a b 1 2

221 17 0
                                    


Happy Reading

***

"Dokter... Dokter.... tolong teman saya dok," ujar Vino dengan penuh khawatir. Gadis yang berada didalam gendongannya kini dibaringkan dalam sebuah brangkar kosong.

Oci juga tak kalah panik melihat tubuh Vanesa yang begitu lemah tak berdaya.

"Mohon adik tunggu diluar terlebih dahulu ya, pasien akan kami periksa," ucap seorang suster.

Vino mendudukan dirinya disebuah kursi yang tersedia sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. 

"G-gue ke mobil dulu ya Vin, ada barang yang ketinggalan," Vino pun mengangguk.

Tidak lama kemudian tiga orang pria berseragam putih abu-abu datang mendekati Vino yang masih setia menunggu di luar ruangan.

"Gimana Vin, Vanesa?" tanya Aldo sambil menepuk punggung Vino.

"Belum tau, masih diperiksa ,Do." Aldo mendudukan dirinya disamping Vino. 

"Yaudah kita tunggu aja hasilnya," ujar Andra.

Seorang gadis mendekat ke arah ruangan Vanesa. " Loh, kalian disini?"

belum sempat menjawab gadis itu seorang pria berjubah putih keluar dari ruangan. 

"Bagaimana dok dengan sahabat saya?" tanya Oci yang ingin tahu keadaan temannya. Vino pun juga langsung bangun dari duduknya.

"Puji Syukur, pasien cepat dibawa kerumah sakit. Pasien mengalami keracunan pada makanan yang membuat pasien menjadi dehidrasi. Pasien juga memiliki riwayat maag kronis sehingga perlu diperhatikan lagi makanan yang dikonsumsinya. Kemungkinan pasien harus melakukan perawatan di rumah sakit hingga beberapa hari," terang dokter.

"Dok, apakah pasien sudah bisa dijenguk?" tanya Vino.

Dokter mengangguk "Pasien sudah boleh dijenguk. Tapi dimohon untuk tidak membuat keributan ya."

"Baik dok."

"Mungkin itu saja yang bisa sampaikan, saya permisi dulu ya mau cek pasien lainnya."

***

Perlahan kelopak mata Vanesa
terbuka. Ia mengerjapkan matamya menyesuaikan pencahayaan yang masuk dalam retinanya. Indera penglihatan menatap atap putih.
Dimana ia sekarang? Ia menatap sekitar hingga menangkap objek seseorang yang berada disebelah brangkar rumah sakit sambil tertidur dalam keadaan duduk.

Perlahan mata pria itu terbuka. Mendekatkan diri pada Vanesa yang sedang menatapnya.

"Lo udah sadar? Lo mau apa?" tanya pria itu dengan lembut.

"H-aus" dengan sigap pria itu mengambil botol minum yang tersedia di nakas.

"pelan-pelan."

Ceklek

Seseorang masuk dengan menenteng kantung belanja yang berisi beberapa makanan. Dengan mata membulat, orang itu dengan bahagia melihat sahabatnya ini sadar. Orang itu adalah Oci. Ternyata gadis itu tidak sendiri, dibelakang dirinya ada beberapa pria yang juga masuk ke ruangan Vanesa yakni Dino, Aldo, dan Andra.

"Alhamdulillah, Ya Allah sobat gue akhirnya sadar juga," ujar Oci sambil memeluk Vanesa.

Vanesa meringis kesakitan karena Oci menyenggol infusnya. Vino menatap Vanesa yang meringis kesakita

"Jangan peluk-peluk juga. liat tuh Caca kesakitan," celetuk Vimo pada Oci.

"Oiya, sorry sorry," ujar Oci sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

DOUBLE V (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang