B a b 2 2

19 7 0
                                    

Jangan lupa Vote dulu gaiss

HAPPY READING GUYS!
***

Setelah kejadian penembakan, Vanesa sudah bisa masuk sekolah hanya saja untuk kegiatan berat ia tidak bisa melakukannya dikarenakan luka tembak masih basah. Kini Vanesa berjalan dikoridor sekolah. Dan baru mau naik tangga geng red girls menghadang jalannya.

"Oh ini yang gue denger-denger ketembak, tapi kok masih bisa hidup ya?" Vanesa masih bersabar dan lebih memilih diam dengan memasang wajah datarnya.

"Tapi gue liat lo gak keliatan kayak orang abis ketembak. Atau jangan jangan lo cuma pura,-pura."

"Minggir deh. Sampah."

"Gausah sok deh, bitch. Lo cuma pura-pura ketembak kan biar Vino care sama lo." Ujar Cherry. Vanesa hanya diam lalu memutar bolanya malas lalu mencoba melewati ketiga wanita tersebut. Namu baru saja ingin lewat, lengannya ditahan cukup keras membuat luka dibahunya terasa sakit.

Vanesa sudah mulai emosi "Mau lo apa si hah?!"

"Gue mau lo gak usah deket-deket Vino, bitch?!"

"Tutup mulut lo, Cherry!" Cherry pun menoleh.

"V-vino." Ujar Cherry dengan gemetar. Vino dan ketiga temannya mendekat kearah mereka. Ia menatap tajam ke arah Cherry.

"Drama dimulai." Bisik Dino kepada Aldo.

"Diem goblok. Bos lagi mode maung."

Vino manarik pelan tubuh Vanesa agar mendekat ke arahnya "Siapa lo nyuruh-nyuruh Vanesa buat jauhin gue, hah?!"

"Tapi aku gak suka dia deket-deket sama kamu Vin. Harusnya kamu sadar itu."

"Lo engga ada hak Cher. Dari awal gue udah gak suka sama lo apalagi cinta sama lo. Tapi lo tetap kejar-kejar gue dan bahkan lo nyuruh orang yang gue cinta buat ngejauhin gue?!"

Deg

Vanesa masih terdiam mencerna ucapan Vino. Apa ia termasuk orang yang dicintainya?.

"Lo gak punya hak Cher. Dan mulai saat ini lo jangan pernah nyentuh Vanesa seujung kuku pun. Kalo lo berani nyakitin Vanesa kehidupan lo taruhannya." Ujar Vino dengan menusuk. Sedangkan Cherry sudah mulai mengepalkan kedua tangannya. Matanya sudah memerah karena ucapan menusuk dari Vino.

Entah kenapa ucapan tersebut membuat Vanesa senang karena ada sosok yang benar-benar memprotect dirinya.

Vino pun langsung memapah tubuh Vanesa dengan hati-hati meninggalkan Cherry yang masih mematung.

"Dengerin ya manis." Ujar Aldo kepada Cherry diikuti kedua temannya menyusul Vino.

"BANGSAT."

***

Dilain tempat, seorang pria berjas hitam yang sedang berkutat dengan laptop dan berkas-berkas. Ia adalah Reza. Pria yang secara paksa untuk melanjutkan pekerjaan kantor dan diberikan tanggung jawab besar oleh omanya untuk mengelola perusahaan diusia muda. Diri ya cukup muak dengan keadaan yang memaksannya untuk berurusan kepada hal yang seharusnya ia tidak kerjakan.

BRAK

Ia membanting berkas yang membuatnya muak. Pikirannya kacau karena masalah yang bertubi-tubi. Ia ingin bertemu kakaknya, namun ia tidak segampang itu karena jika ia bertemu dengan kakaknya. Maka nyawa kakaknya adalah taruhannya.

Drrt

+63849473
Bos, ini file laporan bukti beberapa kejadian yang sudah menimpa nona Vanesa.

DOUBLE V (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang