✔️ THIRTY SEVEN

1.4K 264 188
                                    

TO BE BETTER

.

.

.

Yerim masih menatap foto Jungkook yang tersimpan diantara bunga-bunga yang memenuhi tempat pengistirahatan terakhirnya. Bahkan sampai saat inipun dia masih belum percaya jika suaminya sudah tidak ada setelah mendapatkan hukuman mati untuk sesuatu yang tidak ia lakukan sama sekali. Meskipun dulu Jungkook begitu kejam kepadanya, tetapi sungguh Yerim sudah memaafkan semua kesalahan-kesalahannya. Yerim jadi merasa sangat bersalah kepada Somi dan keluarga Jeon yang lainnya karena Jungkook meninggal gara-gara dirinya.

Tatapan Yerim kosong, air matanya mungkin sudah mengering karena terlalu banyak menangis. Sembari mengusap perutnya yang semakin membesar, dia bergumam. "Nak, maafkan Mama karena kau harus hidup tanpa seorang ayah"

Kelahiran anak pertama Yerim padahal tinggal beberapa bulan lagi, tapi takdir berkata lain, dia harus kehilangan sang suami terlebih dahulu. Yerim tidak bisa membayangkan bagaimana Yura lahir kedunia tanpa seorang ayah.

"Kau harus kuat"

Usapan lembut dipunggungnya kemudian Yerim dapatkan, pelakunya siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung. Yerim sangat berterima kasih kepada lelaki itu karena selama ini selalu ada untuknya.

"Taehyung..."ucap Yerim, kristal bening terlihat mulai keluar lagi dimata indahnya.

Taehyung segera menarik Yerim kedalam pelukannya, dan lagi-lagi perempuan itu menangis histeris. Yerim sudah Taehyung anggap seperti adiknya sendiri, jadi dia akan merasa sedih juga ketika melihat Yerim sedang rapuh seperti ini.

"Kau harus kuat"

Kata-kata itu yang berulang-ulang terus Taehyung ucapkan untuk menguatkan Yerim, dia tidak bisa melakukan banyak hal karena dia juga sangat bersedih atas kepergian sahabatnya itu.

Yerim melepaskan pelukan Taehyung, tatapannya langsung beralih pada seorang anak yang terlihat masih memandangi foto Jungkook dengan air mata yang sudah berlinang.

"Jeongsan..."

Yerim segera menarik Jeongsan kedalam pelukannya, seketika tangisan mereka pecah, orang yang mereka sayangi kini sudah tidak ada meninggalkan keduanya.

"Ma, kenapa Papa pergi? Kenapa Papa meninggalkan kita secepat ini?!"teriak Jeongsan dalam tangisnya.

Yerim semakin memeluk Jeongsan dengan erat, ini salahnya. Jeongsan harus kehilangan sosok pengganti ayahnya karena salahnya. Jika akan tahu seperti ini, mungkin saja dulu dia akan menyerahkan diri kepada penjahat-penjahat itu dan tidak harus bertemu Jungkook.

"Jeongsan, Papamu akan selalu ada dalam hatimu"ucap Taehyung sembari mengusap puncak kepala Jeongsan untuk menguatkannya.

Perhatian Taehyung lalu beralih pada foto Jungkook yang berada dihadapannya, ia kemudian tersenyum tulus. 'Istirahatlah dengan tenang, setidaknya kau pergi sudah menjadi seseorang yang lebih baik. Kau tidak usah khawatir, aku akan menjaga Jeongsan, Yerim dan juga anakmu yang sebentar lagi akan lahir ke dunia'

Taehyung kembali menenangkan Yerim dan Jeongsan yang masih menangis. Selang beberapa menit, ruang pengistirahatan Jungkook itu terlihat didatangi Yoongi dan beberapa anggota dark Bangtan yang sudah lengkap dengan stelan serba hitamnya. Seketika Taehyung langsung membungkuk hormat, "Hyung"

"Aku turut berduka cita"ucap Yoongi.

Kemudian lelaki itu terlihat berdoa untuk ketenangan Jungkook dialam sana.

"Aku tidak menyangka Jungkook sudah tidak ada, dia bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal kepadaku"sahut Park Jimin dengan raut wajah sedihnya.

"Eksekusi matinya dipercepat, pihak keluarga saja bahkan tidak diberitahu terlebih dahulu"balas Taehyung.

[2] TO BE BETTER - [JUNGRI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang