SATU

4.8K 295 6
                                    

"ASSALAMUALLAIKUM AHLI KANTIN !!" Semua yang di kantin sudah tidak aneh lagi ketika mendengar suara yang membuat mereka jengah. Ada yang mengabaikan, ada juga yang menyaut, parahnya cuma di lirik sekilas. Bahkan ada pula yang sekedar menoleh.

Mengsedih.

"Dosa lo pada." Katanya dengan wajah kesal lalu berjalan ke arah pojok. "Jo udah di pesan ?"

"Udah. Santuy, dah makan lu."

"Cakep. Nggak sia-sia mami mau sepupuan sama papa."

"Sabar Jo, pantat lo bentar lagi panas." Jordy mendelik ke arah Caka. Mana ada Caka bela, yang ada menistakan juga. "Dari mana lo ?"

"Biasa. Nyari pergibahan untuk mading." Katanya dengan wajah sombong. Sebahagia itu Naya ketika banyak orang yang malas dengan eskul mading.

"Udahmah dosa lo banyak, nambah lagi nyari dosa." Sela Jordy mengingat kelakuan Naya yang selalu berdosa. Kalau mengingat dosa memang takan ada habisnya. Apalagi ketika mereka kecil, kalau main bareng Naya selalu harus menang. Kalau kalah, nangisnya bisa dua jam.

"Gatau dia seseru apa di eskul mading." Suara perempuan di samping Caka yang kini tengah makan ketoprak. Kebalikan dengan Naya yang demen banget makan gado-gado.

"Lili terbaik pokonya." Kata Naya dengan dua jempol di berikan pada Lili, anggota mading juga.

"HALLO PENGHUNI KANTIN YANG MAKAN PADA KAGAK NAWARIN GUE !!" Suara siapa lagi kalau bukan ketos yang tidak jelas. Ketos satu ini agak lumayan eror, kadang para murid selalu bingung di buatnya. Sudahlah Elang memang ketos dengan segala kekurangannya. Kelebihannya cuma satu : juara umum si pintar otaknya.

"Ketos kalian makin lama, lumayan gila." Mungkin Jordy tidak menyadari bahwa dirinya juga termasuk murid SMA Candana yang memiliki ketos modelan Elang.

"Sadar Jordy Ramadhan, ketos lo juga bego."

"Siap ibu Lili."

"Widih ada mbak mading. Info dong anak sepuluh. Ada yang gue taksir nih" kan, apa mau di kata. Elang ini selalu saja tidak jelas. Lihat, sudah berdiri tegak di dekat Naya. Pake minta info anak sepuluh. Tau banget modelan Elang si fakboy satu ini.

"Bacot sekali lagi El, gue tabok ya."

"Ampun mbak mading. Dah ah, yuk Jek. Mbak mading lagi galak." Elang merangkul kakak kelas til janah, katanya sih gitu. Mereka juga heran sama Jeka yang notabene ketua futsal dengan wajah tampan dan idola para kamu hawa. Mau-mauan deketan dengan ketos gila. Jeka ini kakak kelas, dekat dengan Elang paling sekedar mau ada acara di sekolah. Elang mana mau repot-repot temenan sama yang lain. Sahabat Elang cuma satu, si Surya. Jeka mah jauh levelnya dengan Elang. Ibarat Jeka Bintang, Elang hanya butiran debu. Kalau kata Caka, Jeka pacar halu sejuta umat.

"Masih demen lo ?" Naya melirik sekilas pada Caka, lalu menghela nafas. Andai saja menghilangkan perasan segampang menendang Jordy, sudah Naya lakukan.

"Kabarnya Jeka suka sama sepupu lo." Sebenarnya tanpa Lili kasih tau, Naya lebih dulu tau. Secara Naya wakil di eskul mading. Pastilah Naya sudah tau duluan. Karena Naya ini tipekal semangat kalau sudah bahas Jeka, kakak kelas anak futsal.

"Sepupu gue yang mane ? Jordy ? Li, Jordy normal."

"Sepupu lo, bukan gue doang. Anak om Aji elah." Saking kesalnya Jordy menjitak kepala Naya.

IT'S ME KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang