SEPULUH

901 123 2
                                    

Gosip putusnya Caka dan Lili sudah beredar. Lambe Candana sudah update di akun instagram. Banyak spekulasi mengatakan Lili selingkuh. Ada juga yang mengira kalau Caka terlalu posesif. Dan masih banyak lagi komentar negatif -- bahkan ada juga yang setuju atas kandasnya hubungan Caka dan Lili.

Suara benda di meja mengalihkan Naya dan dua cumi yang sedang makan siang.

"Wah ibu sekertaris." Seru Jordy dengan nada meledek. Ratu? Hanya memutar bolar mata malas. Lalu tanpa di suruh, Ratu duduk di samping Naya.

"Tu, kayaknya kita bertiga udah bayar uang kas."

"Hem, bener kata Naya." Sela Caka sama sekali tidak terpengaruh kehadiran Ratu. Caka memang secinta banget sama nasgor kantin.

"Punya lo, Caka." Ratu mendorong bingkisan ke arah Caka yang fokus dengan makanannya.

"Paan?" Naya dan Jordy saling pandang. Kayaknya mereka akan menjadi penonton bayaran untuk kali ini. Tau banget Ratu dan Caka musuh bubuyutan yang tidak pernah akur.

"Helm."

"Kapan lo minjemnya?"

"Bokap lo, nitip ke bapak gue, Cakrawali."

"Biasa aja kali, Ratu penyihir."

"Lemot lo." Caka mengambil bingkisan yang sudah Ratu letakan di meja. "Helm yang lo mau."

"Wih makasi lho, ibu Ratu sekertaris." Naya semakin memicingkan matanya, menahan untuk tidak banyak bertanya. Terlihat Caka begitu senang ketika melihat helm yang katanya titipian ayahnya. Jordy yang melihatnya ikut senang juga.

"Ada sejenis lo, Ca?" Kata Ratu yang sudah menerima pesanan makan siang. "Orang minta apa kek yang manfaat, lo minta helm. Dan segitu sayangnya bokap lo, sampe nitip ke bapak gue."

"Ya, namanya kebahagian orang beda-beda kali."

"Harganya sepuluh juta, btw."

"Becanda lo?!" Caka sampe melepaskan sendoknya, lalu Jordy sudah tersedak minum. Naya hanya menelan air liur dengan perasaan gamang. Helm sepuluh juta? Kalau Naya minta ke papinya, pasti harus kerja dulu. Misal, bantuin maminya berkebun.

"Tanya bapak lo." Dengan tanpa ekspresi Ratu memberi saran pada Caka. Tak lama suara hape Caka berdering, dengan cepat Caka mengangkatnya. Yang Naya dengar hanya bahas soal helm yang di belikan ayah Caka.

"Makasi, Yah." Obrolan terakhir sebelum sambungan telpon di akhiri. Caka menyengir ketika melihat kedua sahabatnya melongo. Lalu tak lama datang siswa terpopuler akan kelakuan anehnya. Anak tunggal, kaya raya. Siapa lagi kalau bukan Elang yang kini sudah ikutan duduk.

"Ca," Surya memanggil dengan pelan. "Soal kejadian malam itu, gue minta maaf. Gue pikir, kalian udah tau."

"Santai Sur," Caka menepuk bahu Surya, meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja.

"Bentar lagi di kelas bakal ada kapal berlayar." Naya menarik rambut milik Elang. "Pokonya CakRat lovers tumpengan."

"Emang lo udah, move on?" Spontan semua pasang mata mengarah padah Surya. "Pertanyaan gue salah?"

Sebenarmya tidak ada yang salah dengan pertanyaan surya, hanya saja mereka spontanitas melotot dengan kagetnya. Surya yang menjadi bahan tatapan mereka, kini memilih menundukkan kepalanya.

"Makanya El, kalau nyulik orang itu liat bobot dan bibitnya."

"Di kata Surya berkembang biak?" Elang memutar bola matanya malas. Ucapan Jordy barusan memang beda.

"Tapi nggak ada yang salah sama pertanyaan Surya." Semua kini beralih menatap Naya yang tengah tersenyum masam. "Cepat atau lambat, Caka akan di pertemukan lagi dengan kisah baru. Jatuh cinta lagi, punya pasangan lagi. Ngapain stok di situ aja?"

IT'S ME KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang