EMPAT

1.1K 137 3
                                    

Naya duduk di kursi yang begitu menyejukan, tak ada yang ganggu. Sengaja tadi nyuruh Jordy belikan makanan, dan membiarkan Caka ngebucin di kelas. Ya begitulah si Cakra anaknya teman mami Kanaya. Bisa di bilang teman papinya sih. Taulah sifat maminya yang kaku, mana mungkin banyak temannya. Yang Naya tau, teman mami hanyalah mama Jordy. Tapi tidak papa, Naya tidak peduli berapa teman maminya.

"Jadi lo yang pasang poto gue di mading ?" Naya menoleh, rasa kantuknya terganggu oleh 3 perempuan yang kini berupa antagonis. Ini kalau di tv yang biasa jadi tontonan bundanya Caka, pasti tidak jauh ingin labrak. Udah ketebak banget niatnya.

"Langsung ke intinya aja Senja."

"Poto gue si Resto duduk bareng sama Langit, di mading."

"Salah siapa lo bedua ngdate di resto bapak gue ? Ya gue poto. Gue pasang di mading, bom !! Mantap."

"Lo tau kan gue pacarnya Dion ?"

"Bukannya udah putus ?" Naya berdiri tegak, menatap Senja yang kaget. Menurut edaran dan bukti nyata yang Naya dapatkan, Dion si ketua geng-geng motor gitu sudah lama putus dengan Senja adiknya si Fizi temannya si Langit yang Naya gep pas di Resto. Ini kayaknya info yang dapat dari Angga nggak valid deh.

"Ngaco lo."

"Lah ?" Naya menggaruk kepalanya, merasa gatal mendadak. Ini Naya lagi main drama apa sih ? Merasa bingung, Naya pergi meninggalkan Senja dengan perasaan yang dongkol. Naya berjalan begitu saja tidak menyadari beberapa murid menatapanya kagum. Kagum dengan keahlian yang gibah. Semua tampak tak percaya melihat poto Senja dan Langit di mading, dan itu ulah Kanaya.

"Naya !!" Ketos lagi aja yang manggil, mana pada duduk di lapangan. Ada Jeka pula. Naya belum siap untuk kembali bertatap mata dengan Jeka. Tapi melihat sosok Fizi, ini kesempatan Naya untuk inetrogasi.

"Fizi temannya Ehsan tambayong."

"Bangke." Yang lainnya sudah tertawa puas. "Temen gue Langit ama Sastra. Ehsan siapa dugong ?"

"Di Upin Ipin, si Fizi temannya sama Ehsan tukang makan." Fizi mendengus kesal. "Jadi gue mau tanya sama lo."

"Basa-basi banget lo kutu." Naya mendelik, menoyor kepala Elang dengan ganas. Tak sampai di situ, tangan Naya mendarat di kening Elang. "Astagfirullh KDRT."

"Makanya lo diem sebagai ketos gaguna."

"Sabar El, ini ujian demi masa depan lo." Katanya dengan dramatis menyedihkan. Naya yang kesal menggeplak bahu Elang tanpa ada rasa kasihan.

"Gue sabet ya, Burung." Baiklah Elang akhirnya memilih diam dan membiarkan para teman tongkrongan di lapangan, terbahak. Begitulah ketika ketos bertemu biang kerok yang bernama Kanaya.

"Jadi nanya kagak ? Gue sibuk." Fizi yang mulai jengah dengan kelakuan ketos dan si junior biang kerok, menambah kekesalannya.

"Senja sama Dion belum putus ?" Gerakan tangan mereka yang tadi asik main game di ponsel kini terdiam, terlebih Dion ada di situ dengan pandangan tajam. "Gue yang masang poto Langit sama Senja di mading."

"Seberani ini lo ngomong ada orangnya ?" Naya menoleh, suara dari teman Dion yang Naya tau namanya kalau tidak salah Sandy. Haduh Naya matanya tidak fokus pada semuanya.

"Oke maaf kaka Sandy." Bukan, bukan nada yang pada umunya junior katakan pada senior. Ini lebih mengejek. "Jadi Dion, lo udah putus belum sama Senja ?"

"Udah."

"Udah ?" Antusias dapat info memuaskan, Naya tertkekeh dengan bangga. Akhirnya Naya dapat berita hot. "Kagak sia-sia usaha gue pasang poto Senja dan Langit. Lagian sama Dion udah putus, bebas dong."

IT'S ME KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang