EMPAT BELAS

888 118 12
                                    

Semua sudah kumpul, termasuk Elang yang tengah menatap geng Dion satu-persatu. Ini kalau ada Kanaya, bisa di julitin anak-anak motor. Nggak bakal ada harga dirinya di mata seorang Kanaya. Entah mengapa bayangan wajah julit Kanaya terbanyang di dalam benak Elang.

"El, yakin?"

"Santai Sur, gue yakin banget."

"Tapi--

"Mereka yang ngajakin, bukan gue." Elang memperhatikan semua orang, kini bersorak riang mendukung Jeka. Elang? Hanya Surya yang menjadi pendukungnya.

Pertandingan akan siap di mulai, pun dengan pesertanya. Namun, suara motor yang kini tiba-tiba ada di tengah antara Jeka dan Elang, mengalihkan perhatian mereka yang lsemulanya diam, kini heboh.

"Blackwhite?" Gumam Sandy yakin dengan penglihatannya. Wajahnya terlihat kaget. Pembalap misterius di kenal paling jago. Belum ada yang bisa mengungkapkan siapa di balik helm berwarna hitam dan putih tersebut. Pun dengan motornya berwarna sama seperti helm. Semua yang pernah melihatnya, memangil Blackwhite. Elang menoleh, badannya berdiri tegak. Meneliti peserta yang katanya di takuti anak geng motor, kini malah saling tatap dengannya.

"Ngapain lo liatin gue?" Tanya Elang dengan wajah terlihat tengil, padahal dirinya penasaran. "Nanti naksir gue, mampus lo."

Blackwhite, begitu di kenalnya. Ia hanya terdiam, lalu mengabaikan ucapan Elang.

"OKE SIAP!?" Suara seorang perempuan yang sudah beridiri si tengah-tengah dengan tangan memegang pruit.

"ONE!!"

"TWO!!"

"THREE!!"

Motor melaju dengan kecepatan masing-masing. Semua bersorak histeris. Melihat Blackwhite yang kini sedang mengimbangi kemampuan Jeka, semakin heboh.

"Nay." Panggil Jordy yang kini melihat balapan motor, Caka sudah asik dengan ponselnya. "Lo oke?"

"Gue baik-baik aja." Katanya dengan suara terdengar tenang. "Si ketos lelet banget sih!? Taruhannya apaan?"

"Ca, cari tau dulu." Kata Jordy, di angguki Caka. Lalu Caka mencoba mendekati Dion beserta teman-temannya. Jangan lupakan ada Lili, yang membuat Dion merasa jengah.

"Ini serius yang menang boleh deketin Siska?" Tanya Lili penasaran. Pasalnya Jeka hanya bilang untuk adu kemampuan. Namun, Elang menolak. Tiba-tiba saja Dion memberikan taruhan, kalau yang menang boleh dekati Siska.

"Taruhan murahan." Gumam Caka meninggalkan mereka tengah asik dengan obrolannya. Jordy menoleh, lalu hanya mengangguk. "Buang waktu lo, Nay."

"Brengsek juga si Dion." Kata Naya dengan tatapan masih terjaga melihat Elang yang masih ketinggalan jauh. "Pantesan aja si ketos santuy balapannya, taruhannya cewek."

"Yaudah lo aja yang gas." Saran Jordy ngasal. Namun Naya menurutinya, melewati Elang yang sejak tadi sengaja mengalah.

"Gue rasa Elang sengaja." Tebak Caka asik melihat ponsel. "Bisa aja dia takut menang, terus deket sama Siska lagi. Kasian siska. Dia cewek, masa di jadi bahan taruhan?"

"Gue juga setuju sama Caka." Kata Jordy ikutan melihat ponsel Caka. "Dah ah Nay, gas cepet. Lama ini."

Tak lama Naya melewati Jeka yang membuat para penonton heboh. Elang yang melihatnya tidak tinggal diam, terbawa rasa penasaran di balik helm Blackwhite yang selalu jadi tranding di obrolan anak motor.

"Hati-hati Nay, si ketos ngejar lo." Kata Caka yang mulai memperhatikan video arah belakang. Jordy melihat ke arah jalan, dan benar saja Elang hampir mendekati Naya.

IT'S ME KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang